Tarik Dolar, Erick Minta BUMN Tambah Obligasi

Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
20 March 2020 13:52
Menteri BUMN Erick Thohir menggodok rencana penerbitan obligasi korporasi BUMN.
Foto: Erick Thohir (CNBC Indonesia/Chandra Gian Asmara)
Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri BUMN Erick Thohir menggodok rencana penerbitan obligasi korporasi dari sejumlah perusahaan BUMN yang memiliki peringkat atau rating bagus. Penerbitan obligasi korporasi ini diharapkan bisa membantu menarik devisa di tengah wabah corona (COVID-19).

Hanya saja Erick belum membeberkan waktu, BUMN mana saja, dan denominasi mata uang yang akan diterbitkan perusahaan-perusahaan BUMN nantinya.

"Untuk moneter, kita [perusahaan BUMN] akan mengeluarkan obligasi supaya membantu devisa atau loan di mana obligasi ini dari perusahaan BUMN yang rating-nya bagus seperti Bank Mandiri dan Bank BRI," tegas Erick di Jakarta, Jumat (20/3/2020).


"Obligasi tadi baru diusulkan, timing-nya harus pas, jumlahnya berapa ini akan kita bicarakan. Tapi ini khusus untuk perusahaan yang punya rating baik. Sama tadi buyback [pembelian kembali] saham [juga dilakukan emiten BUMN]," kata Erick.

Pada awal tahun, manajemen beberapa bank BUMN juga melontarkan rencana penerbitan obligasi korporasi, yang memang menjadi bagian dari penerbitan Obligasi Berkelanjutan.

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) menegaskan akan menerbitkan obligasi korporasi pada semester II-2020, guna menambah pendanaan perusahaan untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kredit perseroan. Besaran penerbitan ini antara Rp 5-10 triliun.

"Oh pasti [pendanaan] enggak cukuplah [dari] DPK [dana pihak ketiga].
Kan kami harus coba jagain dana bank wholesale funding melalui [penerbitan] obligasi mungkin di semester kedua," kata Direktur Utama Bank Mandiri, Royke Tumilaar, Kamis (16/1/2020).

Sementara PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) juga berencana menerbitkan Obligasi Berkelanjutan Tahap II senilai Rp 5 triliun, melanjutkan penerbitan Obligasi Berkelanjutan III Tahap I-2019 yang sudah diterbitkan tahun lalu juga dengan nilai sebesar Rp 5 triliun.

Adapun manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sempat menyatakan akan menerbitkan surat utang global senilai US$ 500 juta atau setara Rp 8 triliun (asumsi kurs Rp 16.000/US$) pada semester I tahun 2020.

Lebih lanjut, Erick menegaskan pihaknya juga 
mendesak bank-bank pelat merah yang tergabung dalam Himbara (Himpunan Bank-bank Milik Negara) untuk segera menurunkan suku bunga kredit khususnya bagi usaha kecil menengah (UKM) yang mulai terdampak virus corona (COVID-19).

"Kita juga tidak boleh terbelenggu hanya di [penanganan] kesehatan tapi [antisipasi di sektor] bisnis juga harus jalan karena itu bank BUMN segera turunkan suku bunga UKM karena banyak UKM terdampak [corona]," kata Erick.

Erick menegaskan pihaknya sudah mengajukan kepada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terkait persoalan ini. Pengajuan itu termasuk juga dengan sektor-sektor yang terkena dampak corona seperti hotel, pariwisata, penerbangan, restoran dan lain-lain, yang memiliki pinjaman dari bank-bank BUMN.

Adapun bank BUMN yang tergabung dalam Himbara yakni BRI, Bank Mandiri, BNI, dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN).

"Kita ajukan ke OJK relaksasi sektor terdampak seperti hotel, pariwisata, penerbangan, restoran dan lain-lain, yang punya pinjaman kepada bank BUMN. Ini untuk memastikan ekonomi tetap berjalan," tegas pendiri Mahaka Media ini.


Terkait dengan dampak bagi perusahaan BUMN yang bakal merugi karena adanya relaksasi, Erick menegaskan saat ini bukan waktunya bicara untung rugi.

"Banyak juga pertanyaan mengenai bagaimana pendapatan BUMN. Hari ini memang kita harus siap rugi pada hari ini. Bukan rugi rugian tapi kondisinya di dunia seperti ini," tegas Erick.

[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Erick Klaim Bank BUMN Sudah Turunkan Bunga, Swasta Kapan?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular