Belajar Dari SVB, Meski Bank Kecil Tak Bisa Dianggap Remeh

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
20 March 2023 15:50
Mantan Bos OJK: Industri Keuangan Hati-hati Masuk ke
Foto: Mantan Bos OJK: Industri Keuangan Hati-hati Masuk ke

Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santosos mengungkapkan, ada beberapa pelajaran yang dapat dipetik dari kebangkrutan kasus bank asal Amerika Serikat (AS) Silicon Valley Bank (SVB).

"Saya rasa kasus SVB bank banknya memang tak terlalu besar, tapi termasuk bank terbesar kedua yang pernah ditutup oleh Amerika," ujarnya dalam acara squawk box CNBC Indonesia, Senin (20/3).

Menurutnya, meskipun SVB bukanlah perbankan terbesar di AS, namun dapat membuat gejolak yang besar dalam kondisi krisis. Pasalnya, hal itu dapat memicu kepanikan di pasar saham yang mana para investor menarik dananya karena alasan psikologis.

"Kalau terjadi rush, bank sebesar apapun, sekuat apapun pasti akan menjadi masalah. Karena rush ini masyarakat tak percaya dan mengambil uangnya dan ini adalah solusi yang harus dikomuniaksikan lebih awal," ungkapnya.

Wimboh menambahkan, sebenarnya SVB dapat memiliki solusi, namun karena terlanjur heboh dan membuat pelaku usaha panik, sehingga menjadi persoalan yang tidak dapat teratasi.

"SVB ini sebenarnya mempunyai beberapa solusi yang tunggu waktu beberapa hari, kemudian sudah terlanjur di rush dan akhirnya manjadi bermasalah. Kalau. sudah begitu peran otoritas bagaimana menyelesaikannya. Mencari investor dan tentunya FDIC sangat penting karena dia menjamin deposit, dan ini adalah alat salah satu contoh yang sebenarnya menurut hemat kami dengan komunikasi yang baik lebih awal ya ini bisa, tidak mesti terjadi rush," jelasnya.

Wimboh menambahkan, regulator dan pemerintah terkait saat ini harus membuat berbagai kebijakan yang dapat memberikan dampak positif ke seluruh perusaahan, termasuk perbankan saat krisis berlangsung. Apalagi, dalam menghadapi isu tren kenaikan suku bunga yang masih berlangsung tidak dapat terhindari.

"Dampak psikologis terjadi ke seluruh dunia . Terutama bagi bank-bank yang punya bisnis langsung dengan SVB, apalagi SVB yang beroperasi di London misalkan. Ini mempunyai risiko lebih besar," sebutnya.

"Permodalan yang cukup dan likuiditas pasar kita juga terjaga dengan baik, pemerintah selalu membalance antara kecukupan likuiditas dan ketahanan likuiditas di sektor perbankan. Dan pasar modal kita voatilitasnya terkendali seingga masyarakat tak perlu panik. karena tak ada alasan untuk khawatir karena tak ada hubungan langsung antar SVB dengan bisnis bank di Indonesia," tutupnya.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mantan Bos OJK: Belajar Dari SVB, Bank Run Dapat Dicegah!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular