
Sah! BTN Bagi Dividen 10% atau Rp 20,9 M

Jakarta, CNBC Indonesia - Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) resmi menetapkan pembagian dividen kepada pemegang saham sebesar 10% dari laba bersih perusahaan tahun 2019 atau senilai Rp 20,92 miliar.
Dengan demikian dividen per saham sebesar Rp 1,98, sementara laba per saham sebesar Rp 19,76. Adapun jumlah laba yang dialokasikan untuk dividen, yang akan disetor kepada pemegang saham mayoritas atau pemerintah adalah sebesar Rp 12,55 miliar, sementara 90% dari sisa laba bersih akan digunakan sebagai saldo laba ditahan.
Tahun lalu, BBTN mencetak laba bersih Rp 209 miliar, dari tahun 2018 sebesar Rp 2,81 triliun.
"Gak ada agenda yang unik, tapi agenda tahunan, termasuk menyetujui dan mengesahkan lapkeu 2019. Di mana 2019 lalu BTN mengalami penurunan profitabilitas karen kenaikan NPL [kredit bermasalah] karena pencadangan PSAK 71 yang secara lengkap [diterapkan] di 2020, tapi persiapannya sejak tahun 2019 lalu," kata Direktur Utama Bank BTN Pahala N. Mansury, dalam konferensi pers, Kamis ini (12/3/2020).
"Agenda lain, penggunaan laba 90 persen dari laba 2019 lalu itu digunakan untuk laba ditahan, dan dibagikan dividen sebesar 10 persen dan dibayarkan sebagai dividen dan sisanya untuk perkuat modal," kata mantan Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) ini.
Tahun ini, perseroan menetapkan beberapa target kinerja yakni aset ditargetkan naik 6-8%, sementara kredit dan pembiayaan tetap tumbuh sebesar 8-10% dengan penopang adalah kredit pemilikan rumah (KPR).
Tahun ini, BBTN optimistis mencapai laba Rp 3 triliun sepanjang 2020, yang didukung fundamental yang kuat dan potensi bisnis yang besar. Bank BTN juga telah mencanangkan berbagai varian strategi terutama dengan peluang bisnis yang masih terbuka lebar.
Pahala mengatakan pondasi bisnis perseroan masih kuat dan tercermin dari rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang berada di level 17,32% pada Desember 2019 atau berada di atas ambang batas sebesar 14%.
Selain itu, rasio kecukupan likuiditas (liquidity coverage ratio/LCR) Bank BTN juga masih kuat, LCR perseroan tercatat sebesar 136,31% di Desember 2019.
Pada 2019 BBTN mencatatkan kenaikan penyaluran kredit dan pembiayaan di level 7,36% yoy, menjadi Rp 255,82 triliun dari Rp 238,29 triliun pada Desember 2018.
Pertumbuhan kredit tersebut berada di atas rata-rata laju kredit industri perbankan nasional, pasalnya Bank Indonesia mencatat penyaluran kredit perbankan tumbuh melambat di level 5,9% yoy per Desember 2019.
Data keuangan Bank BTN menunjukkan kenaikan kredit dan pembiayaan perseroan ditopang penyaluran kredit perumahan yang tumbuh sebesar 7,32% yoy menjadi Rp 229,26 triliun pada akhir kuartal IV-2019.
KPR Subsidi menjadi penyumbang utama peningkatan tersebut. KPR Subsidi Bank BTN tercatat naik 13,2% yoy dari Rp 98,17 triliun menjadi Rp 111,13 triliun pada kuartal IV-2019. KPR Non-subsidi juga terpantau tumbuh di level 3,71% yoy menjadi Rp 80,64 triliun di akhir Desember 2019.
(tas/tas) Next Article BTN Rilis Obligasi Rp 1,5 T, Kuponnya Tembus 8,9%