
Kacau! Kinerja Bank BUKU 3 Ambles di 2019
Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
04 March 2020 14:31

Jakarta, CNBC Indonesia- Rata-rata kinerja Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 3 sepanjang 2019 ambles dari berbagai sisi, baik laba, kredit, hingga dana pihak ketiga (DPK).
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) laba bank buku 3 ambles 10,04% pada 2019 menjadi Rp 34,48 triliun, dibandingkan 2018 senilai Rp 38,33 triliun.
Penurunan laba ini salah satunya disebabkan oleh turunnya pendapatan bunga bersih (Net interest income/NII) turun 8,31% pada 2019 menjadi Rp 98,46 triliun, dari 2018 senilai Rp 107,38 triliun. Akibatnya Net Interest Margin (NIM) bank buku 3 pun turun menjadi 3,98% dari 4,22% pada 2018.
Dari sisi kredit rata-rata bank buku 3 pun ambles 5,16% pada 2019 menjadi Rp 1.734,18 triliun, dari 2018 senilai Rp 1.828,71 triliun. Sementara itu rata-rata DPK bank buku 3 pun turun hingga 5,47% pada 2019 menjadi Rp 1.672,22 triliun, dibandingkan 2018 senilai Rp 1.769,02 triliun.
Dengan penurunan kredit dan DPK sepanjang 2019, likuiditas bank pun semakin ketat dengan level loan to deposits (LDR) di 103,71%, naik tipis dibandingkan 2018 sebesar 103%. Nilai ini di atas batas aman yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) yakni 94%. Semakin tinggi LDR maka semakin ketat likuiditas yang dikelola oleh perbankan.
Penurunan rata-rata kinerja ini juga tercermin dari kinerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Bank BUMN buku 3 terbesar ini hanya mencapai laba Rp 209 miliar pada 2019, ambles lebih dari 92% ketimbang perolehan laba 2018 yang mencapai Rp 2,81 triliun.
Selain itu, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) yang laba bersihnya juga ambles hampir 15% menjadi Rp 1,92 triliun pada 2019. Padahal pada 2018 bank asal Malaysia ini masih di angka Rp 2,26 triliun.
Dari sisi kredit bank di bawah naungan Astra International Tbk (BNLI) juga tidak gencar menyalurkan kredit karena hanya tumbuh 1,5% sepanjang 2019 atau senilai Rp 108,15 triliun dibandingkan 2018. Penyaluran kredit Bank Permata pun hanya difokuskan ke segmen Wholesale Banking. Sementara di pertumbuhan kredit Retail Banking terutama terjadi di produk Kredit Tanpa Agunan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Sementara di sisi DPK baik Maybank maupun BTN pun mengalami penurunan. DPK Maybank pun turun hampir 9% menjadi Rp 85,14 triliun dari posisi 2018 senilai Rp 93,54 triliun. Begitu juga dengan DPK BTN yang turun 2,14% menjadi Rp 206,92 triliun pada 2019, dari Rp 211,47 triliun pada 2018.
(dob/dob) Next Article Bank Mulai Tawarkan Restrukturisasi Kredit, Ini Syaratnya
Berdasarkan data Statistik Perbankan Indonesia Otoritas Jasa Keuangan (OJK) laba bank buku 3 ambles 10,04% pada 2019 menjadi Rp 34,48 triliun, dibandingkan 2018 senilai Rp 38,33 triliun.
Penurunan laba ini salah satunya disebabkan oleh turunnya pendapatan bunga bersih (Net interest income/NII) turun 8,31% pada 2019 menjadi Rp 98,46 triliun, dari 2018 senilai Rp 107,38 triliun. Akibatnya Net Interest Margin (NIM) bank buku 3 pun turun menjadi 3,98% dari 4,22% pada 2018.
Dengan penurunan kredit dan DPK sepanjang 2019, likuiditas bank pun semakin ketat dengan level loan to deposits (LDR) di 103,71%, naik tipis dibandingkan 2018 sebesar 103%. Nilai ini di atas batas aman yang ditetapkan Bank Indonesia (BI) yakni 94%. Semakin tinggi LDR maka semakin ketat likuiditas yang dikelola oleh perbankan.
Penurunan rata-rata kinerja ini juga tercermin dari kinerja PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN). Bank BUMN buku 3 terbesar ini hanya mencapai laba Rp 209 miliar pada 2019, ambles lebih dari 92% ketimbang perolehan laba 2018 yang mencapai Rp 2,81 triliun.
Selain itu, PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) yang laba bersihnya juga ambles hampir 15% menjadi Rp 1,92 triliun pada 2019. Padahal pada 2018 bank asal Malaysia ini masih di angka Rp 2,26 triliun.
Dari sisi kredit bank di bawah naungan Astra International Tbk (BNLI) juga tidak gencar menyalurkan kredit karena hanya tumbuh 1,5% sepanjang 2019 atau senilai Rp 108,15 triliun dibandingkan 2018. Penyaluran kredit Bank Permata pun hanya difokuskan ke segmen Wholesale Banking. Sementara di pertumbuhan kredit Retail Banking terutama terjadi di produk Kredit Tanpa Agunan dan Kredit Pemilikan Rumah (KPR).
Sementara di sisi DPK baik Maybank maupun BTN pun mengalami penurunan. DPK Maybank pun turun hampir 9% menjadi Rp 85,14 triliun dari posisi 2018 senilai Rp 93,54 triliun. Begitu juga dengan DPK BTN yang turun 2,14% menjadi Rp 206,92 triliun pada 2019, dari Rp 211,47 triliun pada 2018.
(dob/dob) Next Article Bank Mulai Tawarkan Restrukturisasi Kredit, Ini Syaratnya
Most Popular