Simak! 3 Sentimen Global Ini Bikin IHSG Terperosok

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
12 March 2020 15:50
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan perkembangan sentimen pasar modal dunia yang berimbas pada IHSG.
Foto: Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK Fakhri Hilmi di acara Pelatihan dan Gathering Wartawan Media Massa Jakarta, di Padang, 12 Maret 2020 (Syahriza Sidik/CNBC Indonesia)
Padang, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjelaskan perkembangan sentimen pasar modal dunia yang berimbas pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang terperosok hingga 16,37% dalam sebulan terakhir dan secara tahun berjalan (year to date) minus 22,07% per Kamis ini (11/3/2020).

Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II OJK
Fakhri Hilmi mengatakan kejatuhan pasar modal ini tak hanya dialami Indonesia, tapi juga di bursa utama dunia lainnya.

"Indeks, mengambil angka pekan lalu, indeks sangat liar 3,94 persen turunnya, dari 6.000 sekarang 4.948, dan year to date dari Januari sudah turun 21 persen. Dari Maret tahun lalu 24 persen, tekanan sangat tinggi di pasar modal tidak hanya Indonesia tapi juga dunia dilihat dari negara lain, indeks lain kurang lebih lebih sama," katanya dalam acara Pelatihan dan Gathering Wartawan Media Massa Jakarta, di Padang, Kamis (12/3/2020).


Fakhri menjelaskan, saat ini ada tiga kondisi yang membuat pasar modal di seluruh dunia menghadapi tekanan cukup berat pascatahun 2015.

Pertama, pandemi coronavirus. Fakhri mengatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan virus corona yang mewabah di global sudah masuk kategori pandemi.

"Angkanya bergerak terus. Sekarang Italia, setelah China, sudah country lockdown [penguncian/karantina wajib], engga boleh keluar dan masuk Italia," katanya.


Presiden AS Donald Trump juga sudah mengumumkan tidak menerima penumpang atau visitor yang berasal dari Eropa, sehingga ini menurut Fakhri juga berimbas pada pasar saham Eropa dan global. "Sehingga, semua aspek ekonomi terkena, sehingga ini tidak bisa diisolasi tidak hanya Indonesia, seluruhnya [negara] kena."

Kedua, perang harga minyak. Harga minyak dunia sudah menyentuh level US$ 30 per barel, tapi juga OPEC+ (OPEC dan sekutunya) dan Rusia sudaha perang harga minyak secara terbuka/

"Tadinya OPEC plus bersama dengan Arab Saudi mau mengajak Rusia menekan produksi supaya harga naik, Rusia gak terima, lifting-nya semaunya mereka, akhirnya dibalas Saudi Arabia. Sehingga harga minyak sangat tertekan, ini adalah indikator harga atau indikator ekonomi lainnya."

Ketiga
, AS menurunkan suku bunga untuk menangkal krisis, tapi tidak berhasil. "Kejadiannya, indeks masih tertekan, Dow Jones kemarin minus 5,8%, biasanya sekarang itu AS mengikuti Asia," katanya.

"Isu corona, belum ada yang bisa mengatakan dalam 2 bulan, setahun, sekarang gak ada yang yakin [bisa selesai], tapi ada secercah harapan di Wuhan, sudah mulai berkurang. Indonesia sudah 34 pasien corona, ini yang membuat seperti ini [pasar saham bergejolak]."

Perdagangan saham di BEI, pada Kamis ini dihentikan sementara (trading halt) setelah IHSG anjlok 5,01% ke 4.895,75. Level tersebut terjadi pada pukul 15.33 WIB. OJK s
udah mengeluarkan kebijakan sebagai langkah antisipasi dalam mengurangi fluktuasi tajam di pasar modal.

Kebijakan OJK tersebut adalah memerintahkan BEI untuk melakukan penghentian perdagangan selama 30 menit apabila IHSG turun 5% atau lebih.



[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Jadi 'Korban' Corona, IHSG Ambles 6,9%, Asing Masih Kabur!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular