Review Sepekan

Covid-19 RI Rekor Tertinggi, IHSG Malah Terbaik di Asia!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
10 July 2021 06:35
Masih Dihantui Virus Corona, IHSG Merah. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil mencatatkan kinerja positif pekan ini. Meski tertatih-tatih, IHSG mampu menguat secara mingguan.

Sepanjang pekan ini, IHSG mencatatkan kenaikan 0,28% secara point-to-point. Memulai pekan di 6.023,01, IHSG finis di 6.039,84.

Meski penguatannya mungkin tidak seberapa, tetapi IHSG sedang bernasib baik. Sebab kenaikan 0,28% sudah cukup untuk membuat IHSG menjadi indeks saham terbaik di Asia minggu ini. Sebab, mayoritas indeks saham di negara-negara tetangga mengalami koreksi.

Berikut perkembangan indeks saham utama Asia minggu ini:

Adalah investor domestik yang menyelamatkan muka IHSG. Investor asing malah 'minggat' dengan membukukan jual bersih sekitar Rp 540 miliar.

Saham-saham emiten kesehatan menjadi buruan investor di Bursa Efek Indonesia. Pendatang baru PT Bundamedik Tbk (BHMS) meroket 142,55% hingga mentok di batas atas selama empat hari beruntun. Kemudian, saham PT Prodia Widyahusada Tbk (PRDA) juga masuk daftar top gainers dengan lonjakan 90,22%.

Pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) yang kembali mengganas di Indonesia membuat investor memburu saham-saham emiten kesehatan. Per 9 Juli 2021, jumlah pasien positif corona mencapai 2.455.912 orang. Bertambah 38.124 orang dari hari sebelumnya.

Sepanjang minggu ini, jumlah pasien positif bertambah 226.974 orang. Ini adalah rekor penambahan kasus mingguan sejak pasien pertama diumumkan pada 1 Maret 2020.

Rumah sakit semakin penuh, bebannya meningkat sehingga terlalu berat. Ini tercermin dari jumlah kasus aktif yang terus meningkat. Kasus aktif adalah jumlah pasien yang masih dalam perawatan, salah satunya di rumah sakit.

Per 9 Juli 2021, angka kasus aktif corona di Indonesia adalah 367.733 orang. Bertambah 8.278 orang dari hari sebelumnya.

Tingginya permintaan terhadap layanan rumah sakit membuat investor merasa emiten seperti Bundamedik punya peluang untuk mencetak laba tinggi. Persepsi ini membuat pelaku pasar memborong saham Bundamedik sampai terbentur auto rejection batas atas berhari-hari.

Selain itu, tingginya kasus corona membuat masyarakat berbondong-bondong melakukan tes supaya hati lebih tenang ketika berinteraksi dengan orang lain. Jumlah tes Covid-19 naik pesat ke angka lebih dari 100.000 per hari.

Akibat tes yang semakin banyak, maka semakin banyak pula kasus yang ditemukan. Kasus positif yang selama ini terpendam jadi terungkap terang-benderang setelah diuji.

Tingginya permintaan akan tes Covid-19 membuat emiten laboratorium kesehatan seperti Prodia berpotensi mencetak laba tinggi. Harapan cuan ini yang membuat investor tertarik dan masuk ke saham Prodia.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular