China-Eropa Kena Corona, Erick Incar Bahan Masker dari India

Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 March 2020 11:46
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan informasi berkaitan dengan stok masker Kimia Farma.
Foto: Menteri BUMN Erick Thohir (CNBC Indonesia/Ratu Rina)
Tangerang, CNBC Indonesia - Menteri BUMN, Erick Thohir, mengungkapkan informasi soal stok masker yang diproduksi oleh BUMN farmasi PT Kimia Farma Tbk (KAEF). Erick mengatakan, kendala saat ini ialah bahan baku untuk masker yang biasanya diandalkan dari China.

Sebab itu, BUMN farmasi akan memproduksi 6 juta masker pada April mendatang guna mengantisipasi penyebaran virus corona di Tanah Air mengingat sudah ada 27 pasien positif corona di Indonesia hingga Selasa sore kemarin (10/3/2020).

Erick menegaskan, jumlah produksi 6 juta masker tersebut hanya dari pabrikan BUMN farmasi. Saat ini BUMN farmasi di bawah kendali PT Bio Farma (Persero) dengan sub-holding Kimia Farma dan PT Indofarma Tbk (INAF).



"Hanya dari BUMN saja. Yang kita akan produksi 6 juta, bahan bakunya masih ada. Makanya kemarin saya bilang kalau [bahan baku dari ] China habis kita cari Eropa, sekarang Eropa mulai kejadian seperti ini ya kita mesti cari di India atau dari ini..Makanya ke depan masalah bahan baku masker ini yang kertas kecil itu kita kalau bisa buat sendiri kenapa tergantung negara lain," tegas Erick, di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Rabu (11/3/2020).

Menurut Erick, stock masker saat ini jumlahnya naik turun tergantung dengan kebutuhan masyarakat di tengah wabah corona di Indonesia.

"Kita jujur stok masker di KAEF up and down tergantung kebutuhan. Kemarin saya cek di Jakarta aman, Manado kehabisan, di Padang aman," kata Erick.

"Ini kita coba produce lagi yang pasti di April itu bisa 6 juta, di Maret ini kita berusaha. Produksinya [April]. Kan produksi masker bukan kita aja, ada berapa puluh perusahaan, 30 kali ya."

Sebelumnya, saat inspeksi apotek milik Kimia Farma di Menteng, di Jakarta, Rabu (4/3/2020), Erick juga memaparkan kesiapan Kimia Farma menghadapi corona.


"Kimia Farma punya 1.300 apotek seperti ini. Di dalam 1.300 apotek ini ada 600 klinik. KAEF sudah melakukan antisipasi sejak 10 Januari di mana salah satunya dengan corona virus corner untuk deteksi dini," kata Erick.

Terkait dengan persiapan masker, Erick mengatakan kendala saat ini ialah soal bahan baku. Lantaran bahan baku masker itu dari China, jika habis maka ada opsi untuk membeli bahan baku dari Eropa. Namun pilihan impor ini akan membuat harga masker jadi naik karena perbedaan harga bahan baku dari China dan Eropa.

"Tentu bahan dari masker itu dari China. Jadi kalau nanti stoknya habis pasti juga alternatif membeli dari Eropa. Masih ada stoknya di Eropa, tapi harganya kalau dari Eropa pasti lebih mahal. Jadi jangan digosipin ketika nanti stok yang bahan dari China stoknya habis terus harganya naik, nanti dibilang KAEF mengambil kesempatan dalam kesempitan [saat harga naik]. Karena [perbedaan] bahan dari China dan Eropa," kata Erick.

"Kalau harganya dari Eropa, harganya nggak Rp 2.000, cuma kalau sekarang stoknya masih ada dan order 7,2 juta dengan produksi dan bahan China ya harga segitu. Habisnya tergantung masyarakat. Kalau satu orang beli isi seribu ya habis," kata Erick.

Dalam kesempatan itu, Direktur Utama Kimia Farma, Verdi Budidarmo, menegaskan stok masker kain untuk saat ini masih ada sekitar 4.000 dus. Harga per lembar masker ditetapkan sebesar Rp 2.000/lembar.

"Stok untuk masker kain kurang lebih kita ada 4.000 dus kali 50 lah ya [1 dus isi 50 lembar]. Jadi 215 ribu pcs [pieces, lembar]. Di seluruh Indonesia," kata Verdi saat mendampingi pantauan Menteri BUMN Erick Thohir di Apotek Kimia Farma Menteng.

"Kondisi sementara ini kami masih melakukan pemesanan 7,2 juta pcs. Yang untuk masker kain kami pastikan bahwa harga Rp 2.000 perak per pcs," kata Verdi.

Verdi Budidarmo menegaskan, saat ini satu orang dibatasi membeli 2 pcs per hari dan hand sanitizer belum dibatasi.


[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Potret Erick Thohir Sambut Ribuan Pegawai Baru BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular