Kantor Nokia di Menara Mulia Mau Disterilkan, Corona kah?

Arif Budiansyah, CNBC Indonesia
11 March 2020 10:42
Kantor pusat Nokia di Indonesia yang berlokasi di Menara Mulia Building Lantai 11 disterilkan.
Foto: REUTERS/Sergio Perez

Jakarta, CNBC Indonesia - Kantor pusat Nokia di Indonesia yang berlokasi di Menara Mulia Building Lantai 11, Jalan Jenderal Gatot Subroto Kavling 9-11, Jakarta mulai Rabu ini (11/3/2020) disterilkan di tengah kekhawatiran penyebaran virus corona (COVID-19) yang menjalar ke Indonesia.

Berdasarkan informasi yang beredar di sejumlah forum WhatsApp Group, disebutkan, kantor Nokia di Menara Mulia mulai disterilkan setelah ada karyawannya di lantai 4 tiba-tiba meninggal dunia pada 9 Maret lalu setelah masuk rumah sakit tanggal 7 Maret.

"Dengan kondisi terakhir sesak dan demam. Suspect awal typus sama seperti suspect awal corona dan 1&2 [pasien positif nomor 1 dan 2] di Depok. Teman-teman secubical-nya tiba-tiba deram semua, padahal almarhum ini rencananya menikah Jumat tanggal 13 Maret besok," tulis sebaran pesan tersebut.

Dalam informasi WhatsApp lainnya, juga beredar screenshot pesan elektronik terkait rencana disifenksi dan sanitisasi yang akan dilakukan di Menara Mulia Building, mulai 11 Maret ini jam 9 pagi hingga selesai di Lantai 3, 4 dan 11.

Foto: Nokia, Menara Mulia


KP Goh, Presiden Direktur PT Nokia Solutions and Networks Indonesia, dalam surat elektronik yang beredar juga menyebutkan pihaknya memberitahukan adanya jadwal disinfeksi dan sanitisasi kantor Nokia. Sebab itu karyawan untuk sementara bekerja secara remote, dan diharapkan aktivitas bisa berjalan seperti biasa pada 12 Maret mendatang.

HOLD-Kantor Nokia di Menara Mulia Kena Corona?Foto: Nokia


CNBC Indonesia juga sudah menghubungi PT Sanggar Mustika Indah, management office Menara Mulia Building. Sang operator, membenarkan adanya sterilisasi gedung tersebut tetapi hanya Nokia, tidak termasuk dengan penyewa (tenant) lainnya.

"Kami belum tahu untuk kantor Nokia sampai kapan [karyawan masuk], info sementara memang ada pembersihan di Nokia saja, lantai 3,4 dan 11, tenant lain tidak, belum tahu alasannya apa," kata operator tersebut, saat dihubungi pukul 10.38 WIB.

Nokia pun memberikan pernyataan resmi. Pihak Nokia mengkonfirmasi bahwa karyawan sub-kontraktor yang meninggal tersebut, bukan dipicu karena COVID-19. Adapun soal sterilisasi kantor pusat Nokia Indonesia hanya sebagai protokol perusahaan dalam meningkatkan keamanan terkait penyebaran corona.

"Pada hari Selasa 10 Maret, Nokia diberi tahu bahwa salah satu karyawan subkontraktor kami telah meninggal dunia. Tim kesehatan dan keselamatan kami melakukan penyelidikan menyeluruh dan menerima konfirmasi dari otoritas kesehatan terkait bahwa karyawan tersebut menderita penyakit yang tidak terkait dengan COVID-19. Untuk menghormati almarhum dan keluarga mereka, kami tidak akan membagikan rincian lebih lanjut mengenai hal ini," jelas juru bicara Nokia kepada CNBC Indonesia.

Selain itu, Nokia Indonesia juga mengupayakan karyawannya untuk bekerja jarak jauh sampai kantor selesai disterilkan.

"Sampai saat ini, kami telah mengambil berbagai langkah di banyak negara, termasuk tindakan seperti membatasi perjalanan, bekerja dari rumah, mengkarantina dalam kasus-kasus tertentu, meningkatkan pembersihan atau disinfektan kantor, dan meminta instruksi yang jelas dari kesehatan dan keselamatan bagi wisatawan yang datang ke dan dari area tertentu dengan menyebutkan beberapa kegiatannya," tambahnya.

Pemerintah mengumumkan pasien positif virus corona (COVID-19) di Indonesia bertambah 8 orang. Hingga Selasa (10/3/2020) jumlah pasien positif mencapai 27 orang. Sampai saat ini upaya pemberhentian penyebaran virus terus dilakukan.

Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan virus corona, Achmad Yurianto, mengatakan 8 pasien tersebut dinyatakan positif setelah dites hasilnya di laboratorium Batlibangkes dan analisa dokter.

"Hasil lab siang tadi [kemarin] dan analisis bersama ahli. Total jumlah [pasien] baru delapan," kata Yurianto kepada wartawan di kompleks istana kepresidenan Jakarta, Selasa (10/3/2020).

Yurianto merinci, pasien baru atau kasus 20 merupakan perempuan berusia 70 tahun dan kasus 21 seorang perempuan 46 tahun. Keduanya merupakan hasil penelusuran di klaster Jakarta.

Pasien lainnya yakni kasus 22, perempuan 36 tahun yang merupakan imported case (tertular dari luar). Kemudian pasien selanjutnya yakni kasus 23 seorang perempuan berusia 73 tahun.

"Untuk pasien 23 yang merupakan imported case. Kondisinya sedang menggunakan ventilator, tapi keadaan stabil," tuturnya.

Selanjutnya adalah pasien kasus 24 seorang laki-laki berusia 46 tahun. Pasien ini merupakan imported case.

Ada pula dua warga negara asing (WNA), yakni pasien kasus 25 dan pasien kasus 26. Pasien kasus 25 seorang perempuan berusia 53 tahun dan pasien kasus 26 merupakan laki-laki usia 46 tahun.

Terakhir kasus 27 adalah laki-laki berusia 33 tahun. Pasien kasus ke 27, ini kata Yurianto pemerintah masih melakukan penelusuran dari mana penularannya.

"Kami menduga ini local transmission. Kami masih memberikan tanda tanya terhadap pasien kasus 27 ini. Jadi total penambahan ada 8 orang positif," kata Yurianto.

Yurianto meminta masyarakat untuk tidak panik, karena pemerintah terus melakukan contact tracing atau penelusuran kontak pasien, agar virus tidak menyebar.

"Tracing menjadi penting karena kebanyakan ini menular dekat," ujarnya.

Pemerintah juga masih melakukan pengawasan ketat pintu-pintu masuk kedatangan, dari bandara hingga pelabuhan. Setiap pintu masuk kedatangan baik di bandara atau pelabuhan, semua penumpang dilakukan pengecekan suhu badan.

Langkah berikut adalah imbauan kepada masyarakat. Kepada mereka yang menderita batuk dan pilek, Yuri meminta agar menggunakan masker. Tidak ketinggalan adalah edukasi kepada masyarakat berupa pola hidup sehat.

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Kenali Ciri & Gejala Virus Corona, Ini Penjelasan IDI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular