Cerita di Balik Redupnya Emiten Batu Bara, Ada Apa Gerangan?

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
05 March 2020 15:56
Pelemahan Harga Batu Bara Pengaruhi Kinerja Emiten
Foto: REUTERS/Stringer
Di sepanjang tahun 2019, ITMG mencatatkan penurunan rerata harga jual batu bara sebesar 20,1% (yoy) dan menjadi emiten batu bara yang mengalami penurunan pendapatan paling dalam di antara dua emiten lain (-15% yoy).

ITMG banyak menjual batu bara dengan nilai kalori yang tinggi. Tambang batu bara PT Indominco Mandiri, PT Trubanindo Coal Mining dan PT Bharinto Ekatama yang menyumbang 86,3% dari total produksi ITMG memproduksi batu bara dengan nilai kalori tinggi (> 5.800 Kcal/Kg).

Penurunan rerata penjualan harga batu bara dan pendapatan ADRO juga mengalami penurunan tetapi tak setajam yang dialami ITMG. Hal ini diakibatkan oleh portofolio produk batu bara ADRO yang memiliki nilai kalori rendah ke sedang.

Sementara PTBA merupakan emiten yang paling diuntungkan karena portofolio produknya memiliki eksposur ke batu bara dengan nilai kalori yang rendah.



Rasio profitabilitas ketiga emiten untuk tahun 2019 juga mengalami penurunan. Pelemahan harga batu bara memang menekan kinerja emiten batu bara big cap ini, terutama untuk ITMG.







Sementara untuk PTBA pemicu anjloknya laba bersih diakibatkan oleh kenaikan beban biaya produksinya. Ketika pendapatan perusahaan naik single digit, beban produksinya justru naik 12,32% (yoy).

Kenaikan biaya produksi disumbang oleh kenaikan biaya untuk jasa angkut (+9% yoy) dan biaya untuk jasa penambangan (+16% yoy). Kedua pos biaya produksi ini menyumbang lebih dari separuh dari total biaya produksi perusahaan.

Maklum dalam dunia pertambangan terutama pertambangan batu bara, beban baiya produksi merupakan pos yang biayanya paling besar yang menyumbang lebih dari 75% dari total beban biaya. Jadi wajar saja apabila ada kenaikan pada pos ini margin akan tergerus. (twg/tas)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular