
Bank Mega Proyeksi Total Aset Tahun Ini Tembus Rp 110 T
Donald Banjarnahor, CNBC Indonesia
05 March 2020 12:42

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah sejumlah tantangan global dan domestik, PT Bank Mega Tbk (MEGA) memproyeksikan laba sebelum pajak pada 2020 mencapai Rp 3 triliun, naik 20% dibandingkan dengan 2019 dan total aset bisa mencapai Rp 110 triliun.
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam Public Expose Bank Mega 2020 yang digelar di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Kostaman memaparkan proyeksi laba sebelum pajak 2020 tersebut akan diraih dengan pertumbuhan kredit sebesar 15% menjadi Rp 61 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga diproyeksikan menyentuh Rp 82 triliun, naik 12% dibandingkan dengan 2019.
"Pada 2020 kami memproyeksikan total aset mencapai Rp 110 triliun, sementara pada 2019 sebesar Rp 101 triliun," ujar Kostaman.
Pada 2019, Bank Mega membukukan laba bersih senilai Rp 2 triliun. Nilai ini melesat 25,2% dibandingkan laba bersih 2018 senilai Rp 1,59 triliun.
Pertumbuhan itu didukung oleh pertumbuhan kredit sebesar 25,47% menjadi Rp 53,01 triliun pada 2019 dibandingkan Rp 42,25 triliun pada 2018. Peningkatan kredit ini jauh melampaui rata-industri perbankan yang tercatat tumbuh 7,05% hingga November 2019.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 19,85% menjadi Rp 72,79 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 60,73 triliun. Sama seperti kredit, pertumbuhan DPK Bank Mega juga jauh melampui rata-rata industri yang tercatat 6,7%.
Meski kredit tumbuh tinggi, namun rasio intermediasi (loan to deposits/LDR) Bank Mega cenderung rendah dibandingkan dengan rata-rata industri. LDR Bank Mega tercatat 70%, sementara industri 93,5%.
Seluruh kinerja ini membuat Bank Mega berhasil meraih total aset Rp 100,8 triliun, atau naik 20,35% dibandingkan 2018 dengan aset Rp 83,72 triliun.
(dob/hps) Next Article Pertumbuhan Laba Bank Mega 6x Lipat dari Industri Perbankan
Hal tersebut diungkapkan oleh Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam Public Expose Bank Mega 2020 yang digelar di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
Kostaman memaparkan proyeksi laba sebelum pajak 2020 tersebut akan diraih dengan pertumbuhan kredit sebesar 15% menjadi Rp 61 triliun. Sementara itu, dana pihak ketiga diproyeksikan menyentuh Rp 82 triliun, naik 12% dibandingkan dengan 2019.
Pada 2019, Bank Mega membukukan laba bersih senilai Rp 2 triliun. Nilai ini melesat 25,2% dibandingkan laba bersih 2018 senilai Rp 1,59 triliun.
Pertumbuhan itu didukung oleh pertumbuhan kredit sebesar 25,47% menjadi Rp 53,01 triliun pada 2019 dibandingkan Rp 42,25 triliun pada 2018. Peningkatan kredit ini jauh melampaui rata-industri perbankan yang tercatat tumbuh 7,05% hingga November 2019.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 19,85% menjadi Rp 72,79 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 60,73 triliun. Sama seperti kredit, pertumbuhan DPK Bank Mega juga jauh melampui rata-rata industri yang tercatat 6,7%.
Meski kredit tumbuh tinggi, namun rasio intermediasi (loan to deposits/LDR) Bank Mega cenderung rendah dibandingkan dengan rata-rata industri. LDR Bank Mega tercatat 70%, sementara industri 93,5%.
Seluruh kinerja ini membuat Bank Mega berhasil meraih total aset Rp 100,8 triliun, atau naik 20,35% dibandingkan 2018 dengan aset Rp 83,72 triliun.
(dob/hps) Next Article Pertumbuhan Laba Bank Mega 6x Lipat dari Industri Perbankan
Most Popular