
Masuk Bank BUKU 4 & Aset Rp 250 T, Ini Visi Bank Mega 2025

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bank Mega Tbk (MEGA) memproyeksikan bisa masuk dalam kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) 4 dan dengan total aset bisa mencapai sebesar Rp 250 triliun pada 2025 mendatang.
Selain itu, proyeksi pertumbuhan tersebut juga akan diimbangi dengan profitabilitas dengan proyeksi return on asset (ROA) sebesar 4% pada 2025.
Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama Bank Mega Kostaman Thayib dalam Public Expose Bank Mega 2020 yang digelar di Menara Bank Mega, Jakarta, Kamis (5/3/2020).
"Bank Mega punya visi yang mau dicapai pada 2025, yaitu aset Rp 250 triliun, ROA 4% dan jadi bank BUKU 4," ujar Kostaman.
Pada 2019, Bank Mega memiliki total aset sebesar Rp 100,8 triliun naik 20,35% dibandingkan 2018 dengan aset Rp 83,72 triliun.
Dengan proyeksi 2025 tersebut maka Bank Mega membutuhkan pertumbuhan aset sekitar Rp 150 triliun dalam 6 tahun ke depan.
Selain itu, Bank Mega juga perlu kerja keras dalam peningkatan ekuitas guna mendukung proyeksi masuk bank BUKU 4 pada 2025. Sebagai informasi Bank BUKU 4 adalah bank dengan modal minimal Rp 30 triliun.
Selama 2019, Bank Mega membukukan laba bersih senilai Rp 2 triliun. Nilai ini melesat 25,2% dibandingkan laba bersih 2018 senilai Rp 1,59 triliun.
Bank Mega mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 25,47% menjadi Rp 53,01 triliun pada 2019 dibandingkan Rp 42,25 triliun pada 2018. Peningkatan kredit ini jauh melampaui rata-industri perbankan yang tercatat tumbuh 7%.
Sementara itu, dana pihak ketiga (DPK) tercatat tumbuh 19,85% menjadi Rp 72,79 triliun, dibandingkan sebelumnya Rp 60,73 triliun. Sama seperti kredit, pertumbuhan DPK Bank Mega juga jauh melampaui rata-rata industri yang tercatat 6,7%.
Meski kredit tumbuh tinggi, namun rasio intermediasi (loan to deposits/LDR) Bank Mega cenderung rendah dibandingkan dengan rata-rata industri. LDR Bank Mega tercatat 70%, sementara industri 93,5%.
(dob/dob) Next Article Lampaui Industri, Begini Kinerja Bank Mega di 2020
