Stimulus BI Belum Manjur Angkat Bursa, IHSG Merosot 1,68%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
02 March 2020 17:07
Risiko Pelambatan Ekonomi RI Tekan IHSG
Foto: Ilustrasi Bursa, Pergerakan Layar IHSG di Gedung BEI Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Masuknya wabah virus corona ke RI tentunya memberikan pukulan telak bagi pasar finansial dalam negeri. Sepanjang pelan lalu, IHSG mengalami aksi jual akibat penyebaran virus corona yang cepat di luar China. 

Lonjakan kasus virus corona terjadi di Korea Selatan (Korsel), Italia, dan Iran. Berdasarkan data dari Johns Hopkins CSSE jumlah kasus virus corona di Korsel kini mencapai 4.212 kasus, dengan 17 orang meninggal dunia, di Italia ada 1.694 kasus dengan 34 orang meninggal dunia, dan Iran 978 kasus dengan 54 orang meninggal dunia.

Jumlah korban meninggal di Iran kini menjadi yang terbanyak kedua setelah China yang merupakan pusat wabah virus corona.

Secara global, virus corona sudah memakan korban jiwa lebih dari 3.000 orang, dan menjangkiti lebih dari 89.000 orang.



Selain virus corona itu sendiri, yang ditakutkan oleh pelaku pasar adalah pelambatan ekonomi global akibat wabah tersebut, sehingga memicu aksi jual di bursa saham global, termasuk di Indonesia sepanjang pekan lalu.

Lembaga riset global, Moody's Analytics, memprediksi virus corona Wuhan (Covid-19) dapat menekan pertumbuhan ekonomi China pada 2020 menjadi tinggal 5,4% dari angka pertumbuhan tahun lalu 6%.

"Di dalam skenario dasar kami, kemungkinan besar penyebaran wabah akan tetap tertahan di China dan masih akan terjadi pada musim semi. Ekonomi China akan berkontraksi pada kuartal pertama tahun ini, dan pertumbuhan ekonomi tahun ini akan terpangkas menjadi 5,4%," ujar Mark Zandi, Chief Economist Moody's Analytics dalam risetnya, Rabu (26/2/20).

Selain berdampak pada ekonomi China, ekonomi AS juga akan diprediksi akan melambat 0,6 ppt (persentase poin) dan hanya dapat tumbuh 1,3% pada kuartal I-2020.

Tahun ini, ekonomi AS diprediksi melambat 0,2 ppt dari prediksi awal 2% atau artinya hanya tumbuh 1,7%.

Dengan penurunan proyeksi pertumbuhan ekonomi di China dan AS itu, maka dampaknya diprediksi dapat membuat pertumbuhan ekonomi dunia melambat 0,4 ppt menjadi 2,4% tahun ini dari prediksi awal 2,8%

Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, dalam acara Economic Outlook 2020 CNBC Indonesia di The Ritz Carlton Ballroom, Pasific Place, Jakarta, Rabu (26/2/2020) menyatakan jika perekonomian China melambat 1%, maka pertumbuhan ekonomi RI bisa terpangkas 0,3-0,6%. Itu baru China saja, belum lagi negara-negara lainnya yang terdampak virus corona dan juga punya hubungan dagang yang besar dengan Indonesia seperti AS, Singapura, Jepang, dan Korsel, tentunya ekonomi Indonesia bisa lebih tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA (pap/pap)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular