
Tunggui BI, IHSG Menguat Tipis di Perdagangan sesi I
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
20 February 2020 12:57

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di perdagangan sesi I Kamis (20/1/2020) jelang pengumuman suku bunga Bank Indonesia (BI).
IHSG langsung menguat 0,21% begitu perdagangan dibuka, setelahnya penguatan terus bertambah hingga 0,54% ke 5.960,713. Tetapi sayangnya penguatan terpangkas hingga 0,11% di 5.935,434 di akhir sesi I.
Sebelum BI mengumumkan suku bunga siang nanti, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) pagi tadi kembali memangkas suku bunga yang membuat bursa saham Asia ceria, termasuk IHSG.
PBoC menurunkan suku bunga acuan kredit perbankan (Loan Prime Rate/LPR). Untuk LPR tenor setahun turun dari 4,15% menjadi 4,05%, sementara lima tahun turun dari 4,8% menjadi 4,75%.
Di awal pekan PBoC juga menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%. Selain itu PBoC juga akan menggelontorkan dana senilai US$ 29 miliar dalam bentuk pinjaman jangka menengah.
Bukan di pekan ini saja China bertindak, di awal bulan lalu PBoC sudah menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari i menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55%. Selain itu PBoC menyuntikkan likuiditas senilai 1,7 triliun yuan (US$ 242,74 miliar) melalui operasi pasar terbuka.
Stimulus yang diberikan PBoC diharapkan mampu meredam dampak wabah cirus corona atau Covid-19 ke perekonomian. Virus yang sudah menewaskan lebih dari 2.000 orang di China tersebut diprediksi akan memangkas pertumbuhan ekonomi negeri Tiongkok tahun ini.
Hasil riset S&P memprediksi produk domestic bruto (PDB) Negeri Tiongkok akan terpangkas hingga 1,2%. Kemudian, Reuters melakukan jajak pendapat terhadap 40 ekonom yang hasilnya pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%. Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.
Bank Dunia mengatakan pelambatan ekonomi China sebesar 1% dapat membuat ekonomi Indonesia melambat 0,3%. Itu artinya, perekonomian Indonesia bisa melambat lebih dari 0,3% di kuartal I-2020.
Kini pelaku pasar menanti apakah BI juga akan menurunkan suku bunga. Menurut polling yang dihimpun CNBC Indonesia, pasar terbelah. Dari 11 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus pasar CNBC Indonesia, enam di antaranya memperkirakan suku bunga acuan bertahan di 5%. Sisanya meramal BI 7 Day Reverse Repo Rate diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%.
Sementara itu polling Reuters menunjukkan BI diprediksi memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 4,75%.
Pemangkasan suku bunga tentunya diharapkan akan lebih memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kemungkinan juga akan terseret pelambatan ekonomi China.
Jika BI memangkas suku bunga, apresiasi IHSG berpeluang bertambah lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article BI Pangkas Suku Bunga, IHSG Menguat 4 Hari Beruntun
IHSG langsung menguat 0,21% begitu perdagangan dibuka, setelahnya penguatan terus bertambah hingga 0,54% ke 5.960,713. Tetapi sayangnya penguatan terpangkas hingga 0,11% di 5.935,434 di akhir sesi I.
Sebelum BI mengumumkan suku bunga siang nanti, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) pagi tadi kembali memangkas suku bunga yang membuat bursa saham Asia ceria, termasuk IHSG.
Di awal pekan PBoC juga menurunkan suku bunga Medium-term Lending Facility (MLF) tenor setahun dari 3,25% menjadi 3,15%. Selain itu PBoC juga akan menggelontorkan dana senilai US$ 29 miliar dalam bentuk pinjaman jangka menengah.
Bukan di pekan ini saja China bertindak, di awal bulan lalu PBoC sudah menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari i menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55%. Selain itu PBoC menyuntikkan likuiditas senilai 1,7 triliun yuan (US$ 242,74 miliar) melalui operasi pasar terbuka.
Stimulus yang diberikan PBoC diharapkan mampu meredam dampak wabah cirus corona atau Covid-19 ke perekonomian. Virus yang sudah menewaskan lebih dari 2.000 orang di China tersebut diprediksi akan memangkas pertumbuhan ekonomi negeri Tiongkok tahun ini.
Hasil riset S&P memprediksi produk domestic bruto (PDB) Negeri Tiongkok akan terpangkas hingga 1,2%. Kemudian, Reuters melakukan jajak pendapat terhadap 40 ekonom yang hasilnya pertumbuhan ekonomi China kuartal I-2019 diperkirakan sebesar 4,5%. Jauh melambat dibandingkan kuartal sebelumnya yaitu 6%. Untuk pertumbuhan ekonomi sepanjang 2020, proyeksinya adalah 5,5%. Juga jauh melambat dibandingkan realisasi 2019 yang sebesar 6,1%.
Bank Dunia mengatakan pelambatan ekonomi China sebesar 1% dapat membuat ekonomi Indonesia melambat 0,3%. Itu artinya, perekonomian Indonesia bisa melambat lebih dari 0,3% di kuartal I-2020.
Kini pelaku pasar menanti apakah BI juga akan menurunkan suku bunga. Menurut polling yang dihimpun CNBC Indonesia, pasar terbelah. Dari 11 institusi yang berpartisipasi dalam pembentukan konsensus pasar CNBC Indonesia, enam di antaranya memperkirakan suku bunga acuan bertahan di 5%. Sisanya meramal BI 7 Day Reverse Repo Rate diturunkan 25 basis poin (bps) menjadi 4,75%.
Sementara itu polling Reuters menunjukkan BI diprediksi memangkas suku bunga 25 basis poin menjadi 4,75%.
Pemangkasan suku bunga tentunya diharapkan akan lebih memacu pertumbuhan ekonomi Indonesia yang kemungkinan juga akan terseret pelambatan ekonomi China.
Jika BI memangkas suku bunga, apresiasi IHSG berpeluang bertambah lagi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article BI Pangkas Suku Bunga, IHSG Menguat 4 Hari Beruntun
Most Popular