Internasional

Awas! Singapura dan Jepang Terancam Resesi

Rehia Sebayang & Sefti Oktarianisa, CNBC Indonesia
18 February 2020 06:57
Belum Resesi tapi Thailand pun Melambat
Foto: REUTERS/Tyrone Siu
Ekonomi Thailand mengalami perlambatan pada 2019, bahkan tumbuh pada laju terlemahnya dalam lima tahun atau sejak 2014, yaitu tumbuh 2,4%. Angka ini sejalan dengan perkiraan analis, tetapi jauh lebih rendah dari revisi pertumbuhan 4,2% tahun sebelumnya.
 
Sementara itu, pada kuartal Oktober-Desember ekonomi Thailand tumbuh 1,6% dari periode yang sama di tahun sebelumnya. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan perkiraan pertumbuhan 2,1% dalam jajak pendapat Reuters dan lebih lemah dari pertumbuhan kuartal ketiga yang direvisi naik menjadi 2,6%, kata Dewan Ekonomi dan Pembangunan Sosial Nasional (NESDC), sebagaimana dilaporkan the Straits Times, Senin (17/2/2020).
 
Secara triwulanan, ekonomi tumbuh 0,2% pada kuartal Oktober-Desember, sejalan dengan pertumbuhan 0,2% yang direvisi naik pada Juli-September.
 
Perlambatan pertumbuhan ini diakibatkan oleh lemahnya ekspor dan investasi publik di negara ini. “Data Q4 mengecewakan karena perang dagang (Amerika Serikat-China) membebani ekspor dan investasi sementara efek keterlambatan pembentukan pemerintah dan disetujuinya anggaran melemahkan ekspansi fiskal,” kata Kobsidthi Silpachai, kepala penelitian pasar modal di Kasikornbank
 
Selain itu, ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini juga terancam kembali mencatatkan pertumbuhan yang kurang baik pada 2020 akibat wabah virus corona yang mematikan, kata badan perencanaan negara.

Lembaga itu juga memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi 2020 menjadi 1,5%-2,5% dari 2,7%-3,7%. Lembaga itu juga menurunkan prospek ekspor, yang merupakan pendorong pertumbuhan utama, menjadi hanya 1,4% dari kenaikan 2,3% yang diproyeksikan pada November.
 
Wichayayuth Boonchit, wakil sekretaris jenderal NESDC, mengatakan PDB kuartal pertama negara itu mungkin akan lebih lemah dari tiga bulan sebelumnya. Namun, diprediksi akan pulih pada kuartal kedua saat efek coronavirus pada pariwisata mereda.
 
“Q1 mungkin berkontraksi tetapi Q2 akan membaik, jadi itu bukan resesi teknis,” jelasnya pada konferensi pers.
 
Tahun ini, NESDC memperkirakan jumlah wisatawan asing turun menjadi 37 juta dari rekor tahun lalu yang mencapai 39,8 juta wisatawan. Penurunan jumlah pengunjung ini disebabkan wabah virus corona. Otoritas Pariwisata Thailand mengatakan kerugian dalam pendapatan bisa mencapai 500 miliar baht.
 
Bank of Thailand (BOT) juga telah mengatakan ekonomi mungkin akan tumbuh kurang dari 2% tahun ini. Namun begitu, Gubernur BOT Veerathai Santiprabhob mengatakan bank bisa saja meluncurkan kebijakan untuk membantu pertumbuhan jika diperlukan.
 
“Kami mempertahankan perkiraan pertumbuhan PDB 2020 kami pada 1,9%, mencerminkan pandangan kami bahwa perlambatan akan berlanjut hingga 2020,” kata Charnon Boonnuch, ekonom Nomura di Singapura.
 
Lebih lanjut, Boonnuch memproyeksikan BOT akan memangkas suku bunga utama seperempat poin lagi pada kuartal kedua, setelah memangkas suku bunga ke rekor terendah 1% awal bulan ini.



(sef/sef)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular