Laba Mercedes-Benz Anjlok, PHK Hantui Ribuan Pekerja

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
11 February 2020 17:54
Pengurangan lebih dari 10.000 pekerja dari 300.000 staf Daimler di seluruh dunia juga telah diumumkan.
Foto: REUTERS/Hannibal Hanschke
Jakarta, CNBC Indonesia - Skandal 'dieselgate' membuat kinerja perusahaan induk Mercedes-Benz, Daimler, mengalami tekanan kinerja selama 2019.

Menurut kepala eksekutif Daimler, Ola Kallenius, laba keuntungan perusahaan tersebut terjun bebas dan mengalami kerugian miliaran akibat skandal 'dieselgate'. Karena hal tersebut juga, ribuan pekerja akan di PHK.

"Kami tidak dapat puas dengan keuntungan kami," kata Kallenius dalam sebuah pernyataan seperti yang dikutip dari AFP, Selasa (11/2/2020) waktu setempat.

Kallenius berharap menemukan 1,4 miliar euro dari 1,6 miliar euro yang dijanjikan dalam penghematan tahunan pada 2022 dari PHK massal tersebut. Pengurangan lebih dari 10.000 pekerja dari 300.000 staf Daimler di seluruh dunia juga telah diumumkan, sebagian besar melalui non-penggantian karyawan, pensiun dini atau redundansi sukarela.

Kallenius juga menunjuk ke "langkah-langkah untuk memotong biaya dan untuk meningkatkan arus kas" setelah laba bersih merosot 64% menjadi 2,7 miliar euro atau sebanyak US$ 2,9 miliar.

Memang, masalah teratas yang dialami Daimler yang berbasis di Stuttgart adalah 'dieselgate', yakni lubang hitam yang menyedot sekitar 4,0 miliar euro tahun lalu. 'Dieselgate' merupakan kasus pemasangan perangkat lunak yang memanipulasi uji polusi udara yang ditemukan pada beberapa kendaraan.

Perangkat lunak ini mengenali kapan uji emisi terstandarisasi sedang dilakukan, dan menyesuaikan mesin agar lebih sedikit mengeluarkan selama pengujian. Sehingga bisa lolos uji limit polusi yang diproduksi dari kendaraan tersebut.

Total biaya kerugian meningkat menjadi 5,5 miliar euro ketika menghitung penarikan massal kendaraan yang dilengkapi dengan airbag yang salah dari pemasok Takata. Di atas semua biaya itu, investasi besar-besaran dalam teknologi baru, seperti mobil bertenaga baterai dan otomatis membebani profitabilitas.

Dengan latar belakang permintaan yang lebih lemah di pasar mobil global, Daimler hanya mampu mempertahankan penjualan unit di sekitar tingkat tahun sebelumnya 3,3 juta euro, sementara meningkatkan pendapatan 3,0 persen menjadi 173 miliar euro.

Sebelumnya pada Juli 2019, Daimler melaporkan kerugian kuartalan pertama dalam satu dekade untuk April-Juni, sementara bulan lalu memperingatkan bahwa hasil keuangan setahun penuh akan berada di bawah ekspektasi.

[Gambas:Video CNBC]



Otoritas transportasi KBA Jerman telah memerintahkan lebih dari satu juta kendaraan buatan Daimler ditarik karena kasus dieselgate. Namun, perusahaan tersebut masih memperdebatkan apakah fungsi kontrol motorik yang digunakan oleh regulator sebenarnya ilegal.

Walaupun begitu, Daimler setuju untuk membayar denda 870 juta euro karena menjual kendaraan yang melanggar ketentuan, dan membebani divisi mobil dan van. Unit van Daimler melaporkan kerugian operasi 3,1 miliar euro, sementara ukuran di divisi mobil andalan dikurangi menjadi setengahnya, menjadi 3,4 miliar euro.
(hps/hps) Next Article Opsi Merger Nissan-Renault-Mitsubishi Batal, Kenapa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular