
Corona Mengganas! Bursa Asia Babak Belur Sejak Awal Tahun
tahir saleh, CNBC Indonesia
11 February 2020 15:11

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham Asia pada perdagangan hari ini, Selasa (11/2/2020) mulai berani bergerak ke zona hijau, setelah terus tertekan karena sentimen negatif virus corona.
Bursa saham Hong Kong melonjak pada pembukaan di mana, indeks Hang Seng naik 1,0% atau 272,91 poin menjadi 27.514,25. Shanghai Composite Index Cina dibuka 0,14% atau bertambah 4,05 poin ke pada 2.894,54. Indeks Komposit Shenzhen naik 0,11% ke level 1.759,26.
Data perdagangan mencatat, pada perdagangan siang, Hang Seng naik 1,31%, Shanghai menguat 0,39%, sementara Nikkei stagnan. Adapun Straits Times menguat 0,47%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat tipis 0,03% di level 5.952 pada pukul 14.57 WIB, tapi sangat tipis dan sempat memerah di level 5.947. Asing tercatat masuk Rp 131 miliar di semua pasar hingga perdagangan sesi siang.
Namun jika dihitung sejak awal tahun hingga saat ini, pergerakan bursa Asia kompak melemah kecuali Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan.
Investor terus mengamati perkembangan wabah virus corona yang sedang berlangsung. Ketidakpastian mulai berakhir setelah para pekerja mulai kembali ke pabrik-pabrik.
"Ada risiko penurunan pertumbuhan PDB Tiongkok selama Q1 20 dan 2020 mendapatkan momentum," kata Richard Grace, ahli strategi mata uang senior dan kepala ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia, dalam risetnya seperti dikutip dari CNBC International.
"Dengan ekonomi Tiongkok menyumbang sekitar 17% dari PDB dunia, tetapi memperhitungkan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global, risiko penurunan yang lebih besar ke pertumbuhan global jelas," kata Grace.
Dampaknya PDB AS juga bisa terkena dampaknya. Survei CNBC terhadap 11 ahli selama akhir pekan lalu dihasilkan estimasi PDB kuartal pertama rata-rata hanya 1,2%, turun hampir satu poin dari kuartal keempat. Ekonom melihat kenaikan kembali ke pertumbuhan 2% pada kuartal kedua, tergantung pada tingkat keparahan virus di Cina dan di negara lain.
Data Johns Hopkins melalui Gisanddata, mencatat hingga Selasa siang pukul 14.11 WIB (11/2/2020), sudah ada 1.018 orang tewas di seluruh dunia, 974 berasal dari Hubei. Sementara angka terinfeksi mencapai 43.111 orang, di antaranya Singapura sebanyak 45 orang.
(tas/hps) Next Article IMF Sebut Outlook Global Negatif, Bursa Asia Masuk Zona Merah
Bursa saham Hong Kong melonjak pada pembukaan di mana, indeks Hang Seng naik 1,0% atau 272,91 poin menjadi 27.514,25. Shanghai Composite Index Cina dibuka 0,14% atau bertambah 4,05 poin ke pada 2.894,54. Indeks Komposit Shenzhen naik 0,11% ke level 1.759,26.
Data perdagangan mencatat, pada perdagangan siang, Hang Seng naik 1,31%, Shanghai menguat 0,39%, sementara Nikkei stagnan. Adapun Straits Times menguat 0,47%.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga menguat tipis 0,03% di level 5.952 pada pukul 14.57 WIB, tapi sangat tipis dan sempat memerah di level 5.947. Asing tercatat masuk Rp 131 miliar di semua pasar hingga perdagangan sesi siang.
Namun jika dihitung sejak awal tahun hingga saat ini, pergerakan bursa Asia kompak melemah kecuali Nikkei Jepang dan Kospi Korea Selatan.
Indeks | YTD (%) |
IHSG | -5,53 |
Nikkei 225 (Jepang) | +2,07 |
Hang Seng (Hong Kong) | - 3,38 |
Shanghai (China) | - 5,59 |
Strait Times (Singapura) | -2,42 |
Kospi (Korea) | +2,20 |
Dow Jones (AS) | +2,59 |
Sumber: BEI, CNBC, diolah
Berdasarkan data pukul 14.57 WIB, Selasa (11/2/2020)
Investor terus mengamati perkembangan wabah virus corona yang sedang berlangsung. Ketidakpastian mulai berakhir setelah para pekerja mulai kembali ke pabrik-pabrik.
"Ada risiko penurunan pertumbuhan PDB Tiongkok selama Q1 20 dan 2020 mendapatkan momentum," kata Richard Grace, ahli strategi mata uang senior dan kepala ekonomi internasional di Commonwealth Bank of Australia, dalam risetnya seperti dikutip dari CNBC International.
"Dengan ekonomi Tiongkok menyumbang sekitar 17% dari PDB dunia, tetapi memperhitungkan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi global, risiko penurunan yang lebih besar ke pertumbuhan global jelas," kata Grace.
Dampaknya PDB AS juga bisa terkena dampaknya. Survei CNBC terhadap 11 ahli selama akhir pekan lalu dihasilkan estimasi PDB kuartal pertama rata-rata hanya 1,2%, turun hampir satu poin dari kuartal keempat. Ekonom melihat kenaikan kembali ke pertumbuhan 2% pada kuartal kedua, tergantung pada tingkat keparahan virus di Cina dan di negara lain.
Data Johns Hopkins melalui Gisanddata, mencatat hingga Selasa siang pukul 14.11 WIB (11/2/2020), sudah ada 1.018 orang tewas di seluruh dunia, 974 berasal dari Hubei. Sementara angka terinfeksi mencapai 43.111 orang, di antaranya Singapura sebanyak 45 orang.
(tas/hps) Next Article IMF Sebut Outlook Global Negatif, Bursa Asia Masuk Zona Merah
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular