Singapura Waspada Rush Money, Apa Kata Bos Stanchart?

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
11 February 2020 14:14
Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Bank Indonesia, Andrew Chia buka suara terkait dengan imbauan otoritas Singapura.
Foto: REUTERS/Bobby Yip

Jakarta, CNBC Indonesia - Chief Executive Officer (CEO) Standard Chartered Bank Indonesia, Andrew Chia buka suara terkait dengan imbauan otoritas bank sentral Singapura yang meminta lembaga keuangan di Negeri Merlion itu untuk bersiap mengelola setiap peningkatan permintaan pada layanan keuangan tertentu, seperti penarikan tunai atau layanan keuangan online.

Imbauan ini merespons dampak dari penyebaran virus korona yang sudah menyebar ke sejumlah negara termasuk Singapura. Bahkan di sana, data Johns Hopkins melalui Gisanddata, mencatat hingga Selasa siang pukul 14.11 WIB (11/2/2020), sudah ada 1.018 orang tewas di seluruh dunia, 974 berasal dari Hubei. Sementara angka terinfeksi mencapai 43.111 orang, di antaranya Singapura sebanyak 45 orang.

Pemerintah Singapura juga resmi menaikkan level waspada virus korona menjadi oranye, satu tingkat di bawah level merah pada Jumat (7/2/2020).


Namun, menurut Andrew, dampak dari potensi rush money di Singapura ke perbankan Tanah Air masih sangat terbatas, pun demikian ke pasar keuangan di Indonesia.

"Ini tidak akan sampai terjadi hal yang sama seperti di Singapura. Pemerintah sudah bersiap mengantisipasi dan memastikan likuiditas berjalan baik di pasar," kata Andrew, dalam acara media briefing Standard Chartered (Stanchart), di Hotel Mulia Jakarta Selasa (11/2/2020).

Selain itu, kata dia, pemerintah Singapura, melalui Monetary Authority of Singapore (MAS), juga memastikan kesiapan likuiditas di negaranya terjamin.


Secara terpisah, Head of Research Division PT BNI Sekuritas, Damhuri Nasution juga berpendapat, dampak potensi rush money di Singapura belum akan terasa ke Indonesia. Saat ini, kata dia, pelaku pasar modal masih mengamati perkembangan virus corona.

"Kalau semakin tidak terkendali, maka investor asing akan melakukan [investasi di instrumen] safe haven, sehingga dapat berdampak negatif ke pasar modal kita," ungkap Damhuri kepada CNBC Indonesia, Senin (10/2/2020).

Namun, kata dia, bila penanganan virus korona terkendali, maka pasar modal akan cepat pulih.

Singapura Waspada Rush Money, Apa Kata Bos Stanchart?Foto: Suasana acara Standard Chartered 2020 Academy for Media di Jakarta, Selasa (11/2/2020) (Syahrizal Sidik/CNBC Indonesia)


"Berita bagusnya jumlah penderita baru setiap harinya sudah mulai flat bahkan mulai agak menurun. Ini berarti jika upaya penanggulangan semakin ditingkatkan, maka peluang virus ini terkendali semakin besar," imbuhnya.

Bank sentral dan otoritas moneter dan keuangan Singapura juga mengingatkan perusahaan keuangan agar berhati-hati terhadap ancaman keamanan siber.

"Ada beberapa kasus pelaku ancaman dunia maya untuk mengambil keuntungan dari situasi Novel Coronavirus (2019-nCoV), untuk melakukan penipuan email, serangan phishing dan ransomware," kata MAS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (9/2/2020).

[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Corona Bikin Seram, Singapura Waspada "Rush Money"

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular