Tenangkan Warga, Ini Imbauan Lengkap PM Singapura soal Corona

Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
09 February 2020 12:39
Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengimbau warganya untuk tetap tenang.
Foto: Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong melakukan konferensi pers setelah melakukan pertemuan bilateral di sela Pertemuan Tahunan IMF - World Bank Group 2018 di Nusa Dua, Bali, Kamis (11/10). (Sonny Tumbelaka/Pool via REUTERS)
Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengimbau warganya untuk tetap tenang terkait wabah virus corona yang menerpa Singapura. Singapura telah menaikkan status waspada corona dari kuning ke oranye, menyusul 40 kasus corona terkonfirmasi di Singapura.

Melalui video YouTube yang diunggah oleh Prime Minister's Office, Singapore, Sabtu (8/2). Video berdurasi 3,55 menit itu berisi imbauan agar warga Singapura tetap tenang dan tak panik, termasuk tak melakukan aksi memborong barang kebutuhan secara berlebihan.

Berikut penjelasan lengkap PM Singapura terkait imbauan tersebut:

"Saudara-saudari sekalian, kita telah menaikkan tahap DORSCON [Disease Outbreak Response System Condition, sistem waspada wabah penyakit] ke jingga, ini karena pemerintah mau melindungi rakyat Singapura sebaik mungkin, ancaman virus corona baru ini sedang pesat berkembang.

Kita mesti berani untuk segera bertindak dan dengan sewajarnya, termasuk mengambil langkah tegas, dan kita harus yakin bahwa bersama sama kita boleh mengatasinya.

Kita pernah menewaskan wabah SARS, kini kita lebih bersedia menangani virus baru ini. Setiap kita ada peranan, ikuti nasihat Kementerian Kesehatan dan dapatkan maklumat terkini dari sumber yang benar seperti MUIS [Majlis Ugama Islam Singapura] dan khidmat Whatsapp Gov.sg.

Jaga kebersihan diri sendiri, keluarga dan sekitaran kita, dan ambil langkah berjaga-jaga jika anda tidak sehat segeralah ke dokter. Lanjutkan kehidupan anda seperti biasa. Pemerintah akan melipatgandakan usaha untuk mengekang ancaman ini dengan sedaya upaya.

Namun kita juga harus bersedia jika keadaan menjadi tambah buruk. Kita belum sampai ketahap itu, dan mungkin ia tidak akan berlaku. Namun cabaran sebenar ancaman ini ialah kesannya terhadap perpaduan sosial dan daya tahan psikologi kita.

Sifat takut dan cemas adalah suatu yang semulajadi. Saya faham penyakit ini baru, dan kita semua mau melindungi diri sendiri dan orang orang yang kita sayangi.

Tetapi rasa cemas itu bisa menjadi lebih bahaya daripada virus itu sendiri. Jadi, jangan biarkan rasa cemas membuat kita panik atau mengambil tindakan yang memburukkan keadaan.

Jangan sebarkan berita palsu. Jangan membeli bekalan pelitup dan makanan dengan berlebihan. Jangan menuduh mana-mana kumpulan bagi apa yang sedan berlaku sekarang.

Sebaliknya, kita bantu membantu sesama jiran tetangga, sahabat handai dan Rakyat yang lain, khususnya mereka yang lebih memerlukan.

Dalam masa-masa sukar ini, saya terharu melihat ramai rakyat Singapura yang mengulurkan bantuan. Ada yang memberikan pelitup secara percuma kepada orang ramai. Ada pelajar yang membekalkan makanan kepada teman-teman yang menjalani cuti ketidakhadiran.

Dan para pekerja kesehatan yang bertarung nyawa di barisan terdepan merawat pesakit-pesakit kita. Terima kasih atas pengorbanan anda. Anda menjadikan sumare inspirasi kita semua.

Ayo kita terus bertenang dan bersatu padu. Saya yakin bersama-sama, kita boleh mengatasi apa jua cabaran. Terima kasih."


Sebelumnya, wabah virus baru corona yang kian merebak membuat Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) meminta lembaga keuangan di Negeri Merlion untuk bersiap mengelola setiap peningkatan permintaan pada layanan keuangan tertentu, seperti penarikan tunai atau layanan keuangan online.

CNBC International melaporkan, sejauh ini Singapura telah melaporkan 40 kasus yang dikonfirmasi virus corona, dan menaikkan penilaian risiko nya ke tingkat siaga tertinggi kedua pada Jumat (7/2/2020). Negara berpenduduk 5,6 juta orang itu memiliki banyak kasus terkonfirmasi setelah wilayah China.

MAS yang merupakan bank sentral dan otoritas moneter dan keuangan Singapura juga mengingatkan perusahaan keuangan agar berhati-hati terhadap ancaman keamanan siber.


"Ada beberapa kasus pelaku ancaman dunia maya untuk mengambil keuntungan dari situasi Novel Coronavirus (2019-nCoV), untuk melakukan penipuan email, serangan phishing dan ransomware," kata MAS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (9/2/2020).

Korban tewas dari wabah virus corona China terus bertambah dari hari ke hari. Hingga Minggu pagi (9/2/2020), pukul 09.53 waktu Indonesia, korban tewas sudah mencapai 813 orang di dunia, bertambah dari pagi tadi 806 orang. Dari jumlah itu, China sebanyak 811 orang, ditambah 1 Hong Kong dan 1 Filipina.

Berdasarkan data Gisanddata per Minggu pagi (9/2/2020), kematian virus corona (nCoV) menjadi 813 orang. Data ini dirangkum dari WHO, CDC, ECDC, NHC, dan DXY. Data ini sama dengan yang disampaikan CNBC International. Jumlah korban corona sudah melewati wabah SARS yang ketika itu menewaskan 774 orang di seluruh dunia selama epidemi Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) 2002-2003.


(tas/tas) Next Article Warga Panik! Bank Sentral Singapura Waspadai 'Rush Money'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular