Singapura Waspada 'Rush Money', Asing Keluar Rp 11 T dari RI

tahir saleh & Wangi Sinintya Mangkuto, CNBC Indonesia
10 February 2020 10:54
Bank Indonesia (BI) mencatat dana asing yang keluar (capital outflow) pada sepekan lalu setidaknya mencapai Rp 11 triliun.
Foto: Ilustrasi Bursa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) mencatat dana asing yang keluar (capital outflow) pada sepekan lalu setidaknya mencapai Rp 11 triliun, kendati jika dihitung secara year to date atau tahun berjalan Indonesia masih dilirik asing dengan catatan dana asing masuk sekitar Rp 400 miliar.

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo, mengatakan sejak pasar keuangan dibuka Senin pekan lalu di China, semua indikator yang ada menekan pasar global dan Indonesia di tengah wabah virus corona.

"Paling tidak sejak Senin lalu [pekan lalu], saat pasar keuangan China dibuka, ini menekan semua indikator pasar global dan Indonesia. Rupiah juga tertekan tapi sampai dengan Kamis -Jumat rupiah membaik," kata Dody, Kamis pekan lalu (7/2/2020).


BI, tegasnya, akan terus bersama pemerintah menerapkan instrumen yang sama demi menjaga stabilitas rupiah. "Kita lakukan, dari sisi pasar keuangan, kita harapkan stabilitas terus terjaga, dan ini terus ditunjukkan dengan rupiah yang menguat," jelasnya.

"Memang ada outflow [modal asing keluar] sepanjang dari awal Januari masih mencatat inflow [asing masuk] net Rp 400 miliar. Tapi sepanjang minggu kemarin hampir Rp 11 triliun ekuivalen rupiah, capital outflow, jadi ini gambaran yang sama terjadi capital outflow yang dampaknya adalah pelarian dana," jelasnya.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), di pasar modal, dana asing yang keluar sejak awal tahun hingga Senin pagi ini (10/2/2020) sebesar Rp 60,86 miliar. Paling besar terjadi net sell di pasar reguler yakni Rp 2,03 triliun, tapi ada dana asing masuk di pasar nego dan tunai senilai rp 1,97 triliun.

Di Singapura, wabah virus baru corona yang kian merebak membuat Otoritas Moneter Singapura (Monetary Authority of Singapore/MAS) meminta lembaga keuangan di Negeri MerlionĀ ini untuk bersiap mengelola setiap peningkatan permintaan pada layanan keuangan tertentu, seperti penarikan tunai atau layanan keuangan online.


CNBC International melaporkan, sejauh ini Singapura telah melaporkan 40 kasus yang dikonfirmasi virus corona, dan menaikkan penilaian risiko nya ke tingkat siaga tertinggi kedua pada Jumat (7/2/2020). Negara berpenduduk 5,6 juta orang itu memiliki banyak kasus terkonfirmasi setelah wilayah China.

MAS yang merupakan bank sentral dan otoritas moneter dan keuangan Singapura juga mengingatkan perusahaan keuangan agar berhati-hati terhadap ancaman keamanan siber.

"Ada beberapa kasus pelaku ancaman dunia maya untuk mengambil keuntungan dari situasi Novel Coronavirus (2019-nCoV), untuk melakukan penipuan email, serangan phishing dan ransomware," kata MAS dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir dari CNBC International, Minggu (9/2/2020).

[Gambas:Video CNBC]


Berdasarkan data terbaru Johns Hopkins melalui Gisanddata, korban tewas dari wabah virus corona China terus bertambah dari hari ke hari. Hingga Senin pagi (10//2) waktu Indonesia, korban tewas sudah mencapai 910 tewas di dunia, 40.533 terinfeksi. Dari jumlah terinfeksi itu, Singapura terinfeksi sebanyak 43 orang, sementara terbanyak dari china yakni 40.157 orang.

Korban tewas mencapai 910 itu lebih besar itu sudah melewati wabah SARS yang ketika itu menewaskan 774 orang di seluruh dunia selama epidemi Sindrom Pernafasan Akut Parah (SARS) 2002-2003.

Singapura Waspada 'Rush Money', Asing Keluar dari RI Rp 11 TFoto: Polisi paramiliter berjaga di pintu masuk Stasiun Kereta Api Hankou yang ditutup di Wuhan di Provinsi Hubei, China tengah. (The Paper via AP)

Makin bertambahnya korban jiwa terjadi di tengah beberapa wilayah lain juga memberlakukan karantina wajib demi menghentikan epidemi corona yang bikin panik global.

Pada Sabtu, Perdana Menteri (PM) Singapura Lee Hsien Loong mengimbau warganya untuk tetap tenang terkait wabah virus corona yang menerpa Singapura. Singapura telah menaikkan status waspada corona dari kuning ke oranye, menyusul 33 kasus corona di Singapura.

Melalui video YouTube yang diunggah oleh Prime Minister's Office, Singapore, Sabtu (8/2). Video berdurasi 3,55 menit itu berisi imbauan agar warga Singapura tetap tenang dan tak panik, termasuk tak melakukan aksi memborong barang kebutuhan secara berlebihan.


[Gambas:Youtube]


"Jangan beli kebutuhan pokok dan makanan secara berlebihan," seru PM Lee, dalam video tersebut.

Pada kesempatan itu, ia mengimbau warga Singapura tak menyebar berita-berita palsu dan saling menuduh. Ia juga meminta warganya tetap menjaga kebersihan dan selalu mengikuti petunjuk pemerintah dan beraktivitas seperti biasa dengan tetap waspada.

"Kita dulu pernah mengatasi virus SARS, kini kita lebih siap menghadapi virus baru ini," katanya.


(tas/tas) Next Article Warga Panik! Bank Sentral Singapura Waspadai 'Rush Money'

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular