Usai Holding Farmasi, Kimia Farma Kaji Rencana Rights Issue

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
06 February 2020 10:34
PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sedang mengkaji rencana untuk menambah modal.
Foto: Laba Bersih 2018 Kimia Farma Melonjak 27,27% (CNBC Indonesia TV)

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten farmasi BUMN, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) sedang mengkaji rencana untuk menambah modal melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue pada tahun ini. Rights issue ini untuk meningkatkan likuiditas saham KAEF di pasar.

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) sekaligus induk Holding BUMN Farmasi, Honesti Basyir menyatakan, saat ini porsi saham publik Kimia Farma atau floating rate masih sebesar 9,97% atau mewakili 554 juta saham publik. Sebesar 90,025% saham masih digenggam pemerintah.

Namun, rencana rights issue ini masih akan mempertimbangkan kondisi bursa saham. KAEF dan PT Indofarma Tbk (INAF) masuk dalam Holding BUMN Farmasi yang dipimpin oleh Bio Farma. Honesti sebelumnya menjabat Dirut KAEF.


"Kimia Farma ada rencana rights issue tahun ini, tapi kita lihat kondisi ini, karena kondisi bursa sedang tidak bagus, hampir semua bursa negatif, kita akan sangat melihat dan mengkaji," kata Honesti Basyir di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

Menurut Honesti, bila rights issue urung dilaksanakan pada tahun ini, maka aksi korporasi lainnya tetap akan dilakukan tapi di level anak usaha.

Pasalnya, pada tahun ini, BUMN Farmasi mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure sebesar Rp 3 triliun. Sekitar Rp 2 triliun di antaranya akan diserap oleh Kimia Farma. Selebihnya akan diserap Bio Farma dan Indofarma.

"Kalau rights issue tidak terjadi akan dilakukan di anak usaha," kata dia menjelaskan.


Sebelumnya, dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 18 September 2019, Kimia Farma berencana menambah modal melalui HMETD atau rights issue. Jumlah saham yang ditawarkan perseroan sebanyak 1,57 miliar lembar saham.

Foto: Press Conference Holding BUMN Farmasi (CNBC Indonesia/Rizal)


Rencana ini sebetulnya sudah dikemukakan kala Honesti Basyir masih menjabat sebagai Direktur Utama Kimia Farma. Pasalnya, emiten dengan kode saham KAEF tersebut membutuhkan pendanaan untuk pengembangan bisnis perseroan ke depan.

Dana dari hasil aksi korporasi ini rencananya akan dipakai untuk modal kerja, pengembangan usaha perseroan dan entitas anak. Dampak dari rights issue ini bagi pemegang saham yang tidak menggunakan HMETD akan terkena dilusi atas persentase porsi kepemilikannya di Kimia Farma dari jumlah maksimum sebesar 22,14% dari modal yang ditempatkan dan disetor penuh.


"Saham seri B yang ditawarkan melalui PHMETD dengan harga yang ditawarkan akan diumumkan kemudian di dalam prospektus dengan memperhatikan peraturan dan ketentuan yang berlaku," tulis manajemen Kimia Farma, dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (13/8/2019).

Selain rights issue, manajemen Kimia Farma sempat mewacanakan akan menerbitkan surat utang jangka pendek atau atau medium term notes (MTN). Hanya saja, Kimia Farma belum merinci berapa nilai MTN yang akan diterbitkan perusahaan, sebab saat ini kajiannya masih dilakukan.


[Gambas:Video CNBC]




(tas/tas) Next Article Sah! Honesti Basyir Jadi Bos Bio Farma, Pimpin BUMN Farmasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular