Ini Dia Konsep Sovereign Wealth Fund versi Wamen BUMN

tahir saleh, CNBC Indonesia
05 February 2020 15:46
Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan bagaimana sebetulnya konsep Sovereign Wealth Fund.
Foto: Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo (CNBC Indonesia/Lidya Kembaren)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan bagaimana sebetulnya konsep Sovereign Wealth Fund (SWF) atau Badan Usaha Pengelola Investasi Negara yang akan dibentuk pemerintah. SWF ini direncanakan akan dimasukkan dalam paket undang-undang Omnibus Law.

"Sovereign Wealth Fund semoga bisa masuk Omnibus Law. Kami akan ciptakan lembaga untuk bisa manage aset BUMN dan cash juga seperti LPDP," kata Kartika, usai Mandiri Investment Forum 2020 di Jakarta, Rabu (5/2/2020).

LPDP yang dimaksud Kartiko adalah Lembaga Pengelola Dana Pendidikan, lembaga yang beroperasi di bawah Kementerian Keuangan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, serta Kementerian Agama. LPDP memberikan beasiswa bagi pemuda/pemudi Indonesia untuk menempuh pendidikan tinggi baik di dalam maupun di luar negeri.


"Jadi dananya yang kami dapat [dari SWF] bisa digunakan uangnya untuk investasi di sektor strategis yang akan ciptakan impact ke Indonesia. Ini akan dilakukan menggunakan internasional base practise dan akan rekrut banyak profesional. Jadi kita pastikan yang dilakukan Temasek [BUMN Singapura] juga akan kami lakukan," kata eks Dirut Bank Mandiri ini.

Dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan, Kamis (16/1/2020), Presiden Jokowi mengatakan pembentukan SWF ditargetkan dapat menyedot dana minimal US$ 20 miliar atau sekitar Rp 272 triliun (asumsi kurs Rp 13.00/US$) untuk masuk ke pasar keuangan Indonesia.

"Begitu itu keluar, kita akan ada inflow minimal 20 miliar. Bukan rupiah, tetapi dolar AS," kata Kepala Negara.

SWF adalah adalah kolam dana (pooled fund) milik pemerintah atau negara yang digunakan untuk berbagai kepentingan negara. Sumber dananya bermacam-macam, tergantung karakteristik negara yang bersangkutan.

Sebagai perbandingan, misalnya di Norwegia. SWF di sana diberi nama Norges Bank. Uniknya, Norges Bank juga berfungsi sebagai bank sentral. Dana yang dikelola mencapai NOK 10,42 triliun atau Rp 15.808,32 triliun dengan kurs saat ini.

Kemudian di negara tetangga Singapura, SWF diberi nama GIC Private Limited. GIC dibentuk pada 1981 dan kini sudah mengelola aset senilai lebih dari US$ 100 miliar yang tersebar di 40 negara.

"Strategi investasi GIC adalah membangun portofolio yang menghasilkan keuntungan menarik dalam jangka panjang. Misi kami adalah menjaga dan meningkatkan nilai investasi yang kami kelola dan mendapatkan keuntungan di atas inflasi global," sebut laporan tahunan GIC periode 2018/2019.


[Gambas:Video CNBC]


(tas/tas) Next Article Bikin Sovereign Wealth Fund, RI Bisa Kebanjiran Rp 280 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular