
Analisis
Bukan Corona yang Bikin Emas Terkapar, tapi Stimulus China
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 February 2020 16:26

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Senin (3/2/2020) setelah mencapai rekor penutupan tertinggi sejak April 2013 pada Jumat pekan lalu.
Pada pukul 15:10 WIB, emas melemah 0,88% ke level US$ 1.575,71/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penyebaran virus corona yang kian meluas, serta data ekonomi AS yang buruk membuat emas melesat 1% ke level US$ 1.589,81/troy ons pada perdagangan Jumat lalu, dan merupakan level penutupan tertinggi sejak 2 April 2013.
Hingga saat ini, penyebaran virus corona belum menunjukkan tanda-tanda mereda, tetapi emas justru berbalik melemah.
CNBC International melaporkan hingga Minggu kemarin, jumlah korban meninggal akibat virus corona mencapai 361 orang meninggal, dan menjangkiti lebih dari 17.000 orang.
Virus yang berasal dari kota Wuhan China tersebut kini sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Hingga saat ini, sudah 25 negara yang mengkonfirmasi pasien positif menderita virus corona. Semua pasien tersebut pernah ke China beberapa pekan terakhir atau baru datang dari Negeri Tiongkok.
Guna mencegah terjadinya gejolak finansial akibat virus corona, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) menyuntikkan likuiditas melalui program reverse repo. CNBC International melaporkan, PBoC menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55% dan menyuntikkan likuiditas mencapai 1,2 triliun yuan (US$ 174 miliar) di pasar.
Aksi dari PBoC tersebut disambut baik oleh pelaku pasar, yang membuat minat terhadap aset berisiko membaik, dan menekan harga emas.
"Fakta PBoC mengantisipasi dampak virus corona telah membuat emas melemah. Ketakutan di pasar Asia berkurang dan mereka tidak membeli emas ... tapi ada efek penekan besar dalam jangka panjang yang harus dipertimbangkan, mengingat 50% dari China masih tanpa aktivitas di pekan ini, dan akan ada penurunan dari sisi produksi dan konsumsi" kata Stephen Innes, kepala ahli strategi pasar di AxiCorp.
Stimulus dari PBoC yang menenangkan pasar, kemudian melihat posisi emas yang mencapai level tertinggi sejak April 2013 tentunya membuat pelaku pasar mengambil aksi profit taking yang membuat logam mulia melemah pada hari ini.
Pada pukul 15:10 WIB, emas melemah 0,88% ke level US$ 1.575,71/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv. Penyebaran virus corona yang kian meluas, serta data ekonomi AS yang buruk membuat emas melesat 1% ke level US$ 1.589,81/troy ons pada perdagangan Jumat lalu, dan merupakan level penutupan tertinggi sejak 2 April 2013.
Hingga saat ini, penyebaran virus corona belum menunjukkan tanda-tanda mereda, tetapi emas justru berbalik melemah.
Virus yang berasal dari kota Wuhan China tersebut kini sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Hingga saat ini, sudah 25 negara yang mengkonfirmasi pasien positif menderita virus corona. Semua pasien tersebut pernah ke China beberapa pekan terakhir atau baru datang dari Negeri Tiongkok.
Guna mencegah terjadinya gejolak finansial akibat virus corona, bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) menyuntikkan likuiditas melalui program reverse repo. CNBC International melaporkan, PBoC menurunkan suku bunga reverse repo tenor 7 hari menjadi 2,4%, sementara tenor 14 hari diturunkan menjadi 2,55% dan menyuntikkan likuiditas mencapai 1,2 triliun yuan (US$ 174 miliar) di pasar.
Aksi dari PBoC tersebut disambut baik oleh pelaku pasar, yang membuat minat terhadap aset berisiko membaik, dan menekan harga emas.
"Fakta PBoC mengantisipasi dampak virus corona telah membuat emas melemah. Ketakutan di pasar Asia berkurang dan mereka tidak membeli emas ... tapi ada efek penekan besar dalam jangka panjang yang harus dipertimbangkan, mengingat 50% dari China masih tanpa aktivitas di pekan ini, dan akan ada penurunan dari sisi produksi dan konsumsi" kata Stephen Innes, kepala ahli strategi pasar di AxiCorp.
Stimulus dari PBoC yang menenangkan pasar, kemudian melihat posisi emas yang mencapai level tertinggi sejak April 2013 tentunya membuat pelaku pasar mengambil aksi profit taking yang membuat logam mulia melemah pada hari ini.
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular