Gara-Gara Virus Corona, Yen Kini Menguat 1,6%

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
03 February 2020 09:59
Wabah virus corona yang sudah ditetapkan sebagai kondisi darurat international oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda.
Foto: Uang kertas Jepang 10.000 yen tersebar di pertukaran uang Interbank Inc. di Tokyo. REUTERS / Yuriko Nakao
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yen Jepang mencatat penguatan dua pekan beruntun melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada minggu lalu. Wabah virus corona yang kian mengganas membuat yen yang menyandang status aset aman (safe haven) kian perkasa.

Sejak isu virus corona "menjangkiti" pasar dua pekan lalu, yen terus mengalami penguatan. Total dalam dua pekan, penguatan yang diraih sebesar 1,6%.
Sementara pada hari ini, Senin (3/2/2020) pukul 9:10 WIB, yen melemah 0,11% ke level 108,50/US$ di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Selain yen, dolar AS juga merupakan aset safe haven, tetapi posisi yen lebih unggul. Sebabnya Jepang merupakan negara kreditur terbesar di dunia.



Berdasarkan data Kementerian Keuangan Jepang yang dikutip CNBC International, jumlah aset asing yang dimiliki pemerintah, swasta, dan individual Jepang mencapai US$ 3,1 triliun di tahun 2018. Status tersebut mampu dipertahankan dalam 28 tahun berturut-turut.

Jumlah kepemilikan aset asing oleh Jepang bahkan 1,3 kali lebih banyak dari Jerman yang menduduki peringkat kedua negara kreditur terbesar di dunia.

Saat terjadi gejolak di pasar finansial seperti saat ini, para investor asal Jepang akan merepatriasi dananya di luar negeri, sehingga arus modal kembali masuk ke Negeri Matahari Terbit tersebut, dan yen menjadi menguat.

Wabah virus corona yang sudah ditetapkan sebagai kondisi darurat international oleh Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) masih belum menunjukkan tanda-tanda mereda.

CNBC International melaporkan hingga Minggu kemarin, jumlah korban meninggal akibat virus corona mencapai 361 orang meninggal, dan menjangkiti lebih dari 17.000 orang.

Virus yang berasal dari kota Wuhan China tersebut kini sudah menyebar ke berbagai belahan dunia. Hingga saat ini, sudah 25 negara yang mengkonfirmasi pasien positif menderita virus corona. Semua pasien tersebut pernah ke China beberapa pekan terakhir atau baru datang dari Negeri Tiongkok.

Akibat penyebaran tersebut, bursa saham global berguguran yang menjadi indikasi memburuknya sentimen pelaku pasar. Bursa saham Shanghai Composite yang baru dibuka setelah libur Imlek langsung anjlok nyaris 9%, dan diikuti bursa saham utama Asia lainnya. Dampaknya aset-aset safe haven masih menjadi primadona di pasar. 


TIM RISET CNBC INDONESIA 
(pap/pap) Next Article Sepekan Naik 1,5%, Dolar AS di Level Tertinggi 7 Bulan vs Yen

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular