
Al Falah Masuk Bank Muamalat, DPR: Insya Allah Jadi!

Jakarta, CNBC Indonesia - Rencana Al Falah Investments Pte. Ltd. untuk masuk menjadi investor PT Bank Muamalat Indonesia Tbk. kali ini tampaknya akan mulus lantaran proses negosiasi masih terus berjalan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Ketua Komisi XI DPR RI Dito Ganinduto mengatakan proses Al Falah untuk menjadi pemegang saham baru di bank syariah pertama di negara ini sudah setengah jalan, meski tak menjelaskan lebih detail prosesnya.
"Lagi proses, saya engga tahu [sudah sampai mana]. Jadi lagi proses insya Allah sih jadi. Sudah setengah jalan kayaknya, sudah menyusun, mereka masih negosiasi," kata Dito kepada CNBC Indonesia di gedung parlemen, Rabu (29/1/2020).
Dia menyebutkan, DPR memberikan ruang bagi OJK untuk menyelesaikan proses caplok mencaplok tersebut guna menyelamatkan kondisi Bank Muamalat.
Kondisi Muamalat ini pun menjadi cakupan dalam Panja (Panitia Kerja) yang dibentuk oleh Komisi XI awal tahun ini. Panja tersebut yakni Panitia Kerja Pengawasan Kinerja Industri Jasa Keuangan, dengan prioritas pembahasan atas permasalahan PT Asuransi Jiwasraya (Persero), AJB Bumiputera 1912, PT Asabri (Persero), PT Taspen (Persero) dan Bank Muamalat.
"Kami membuat Panja Pengawasan Industri Jasa Keuangan. Nah Asabri juga baru-baru ini mencuat permasalahannya, kemudian ada beberapa [termasuk] Bank Muamalat juga dapat imbauan dari para pemegang saham dan dari nasabah, karena ada uang umat [di Muamalat]," kata Dito dari Fraksi Partai Golkar ini, Selasa (21/1/2020).
Anggota Dewan Komisioner OJK Heru Kristiyana menyatakan pihaknya masih memilah calon-calon investor untuk Bank Muamalat Indonesia. Hal ini dilakukan untuk memastikan kelangsungan bank syariah tersebut tidak hanya dalam kondisi baik untuk sesaat saja.
"Kami melakukan exercise, banyak yang ingin kesana, tapi kami tidak bisa lepasin begitu saja. Begitu diambil investor saya inginkan going concern, tidak boleh hanya sekedar baik sekarang nanti 2-3 tahun kurang modal lagi. Ini panjang, supaya kalau kami oke semua beres," kata Heru, Kamis (16/01/2020).
Sebelumnya, Al Falah yang merupakan perusahaan yang didirikan oleh Ilham Habibie (putra mendiang Presiden BJ Habibie), ngotot untuk menyuntikkan modal kepada Muamalat meski konsorsium investasi yang diajukan ini pernah ditolak OJK.
Ilham Habibie yang juga merupakan Komisaris Utama Bank Muamalat mengatakan, Al Falah merupakan salah satu investor yang paling siap menyuntikkan modal ke Muamalat.
"Ya masih seperti semula, jadi pernah ada penawaran dari Al Falah itu masih berlaku tapi sampai saat ini belum ada kesepakatan. OJK tidak menyetujui itu, jadi masih dalam bahasan," kata Ilham seusai RUPS Luar Biasa Bank Muamalat, Senin (16/12/2019).
Ilham menegaskan hanya konsorsium Al Falah yang paling terdepan dan termaju dalam menyuntikkan modal ke Muamalat. Konsorsium ini sebelumnya telah memiliki komitmen suntikan modal sebesar Rp 4 triliun.
Meski demikian, bila OJK tak mengizinkan konsorsium Al Falah untuk masuk ke pemegang saham Muamalat, maka pihaknya akan mencari investor lain.
Sebagai perbandingan, mengacu laporan keuangan Bank Muamalat 2018, saham Seri A bank syariah pertama di Indonesia ini dipegang Koperasi Perkayuan Apkindo MPI 1,30%, Islamic Development Bank 1,30%, Badan Pengelola Dana ONHI 0,98%, Publik 4,25%, dan Reza Rhenaldi Syaiful 0,00%.
Sementara Seri B paling besar saham Muamalat dipegang IDB 31,44%, Boubyan Bank Kuwait 22%, Atwill Holding Limited 17,91%, dan national Bank of Kuwait 8,45%, dan IDF Foundation 3,48%, serta BMF Holdings Limited 2,84%.
(tas/tas) Next Article Ilham 'Ngotot' Al Falah Tetap Caplok Muamalat, Kenapa?
