Revenge! Setelah Anjlok 10%, Hari Ini Harga CPO Melesat 5,9%

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
29 January 2020 11:23
Harga CPO Masih Tahan Kena Gempuran
Foto: Pekerja mengangkut hasil panen kelapa Sawit di kebun Cimulang, Bogor, Jawa Barat, Jumat (15/3). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Awal tahun ini, tepatnya pada 8 Januari 2020 India resmi mengumumkan pembatasan impor minyak sawit olahan. Namun di saat yang sama beberapa pelaku industri mengatakan bahwa secara informal pemerintah India meminta mereka untuk tak membeli minyak sawit dari Malaysia sebagai salah satu bentuk sanksi yang dikenakan.

Walau digempur oleh berbagai sentimen negatif, harga CPO masih kuat balik karena dua sentimen utama. Pertama adalah penurunan output yang diperkirakan terjadi pada kuartal pertama tahun ini.

Menurut poling yang dihimpun Reuters, produksi minyak sawit dari Indonesia pada 2020 hanya naik 0,55% dibanding pada 2019. Output pada 2020 diperkirakan mencapai 45,75 juta ton, sedikit lebih tinggi dari tahun 2019 yang mencapai 45,5 juta ton. Angka pertumbuhan ini masih lebih rendah dibanding peningkatan output yang mencapai 5% dibanding 2018.

Sementara output minyak sawit Malaysia pada 2020 diperkirakan hanya naik 0,35% menjadi 19,93 juta ton dari tahun sebelumnya 19,86 juta ton. Pada 2018 output minyak sawit Malaysia mencapai 19,5 juta ton. Artinya pada 2019 produksi naik 1,85%.

Lambatnya pertumbuhan output ini hanya dapat mencukupi untuk ekspor dan tak mampu meningkatkan stok, melansir Reuters. Harga menjadi terdongkrak karena pasar domestik pada 2020 akan menguat akibat kebijakan program biodiesel.

Sebagai catatan Indonesia menargetkan pembuatan B30 mencapai 10 juta kilo liter atau setara dengan 8,7 juta ton pada 2020. Sementara Malaysia menargetkan produksi B20 mencapai 1,7 juta ton -2 juta ton minyak sawit.



TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular