
Baru Menjabat, Dirut Taspen Pamer Cuan Investasi di 2019

Jakarta, CNBC Indonesia- PT Taspen (Persero) menyebutkan di tahun lalu mendapatkan imbal hasil investasi (return) saham sebesar Rp 900,7 miliar. Nilai tersebut didapat dari hasil investasi perusahaan di sejumlah saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Direktur Utama Taspen Steve Kosasih mengatakan keuntungan investasi saham ini diperoleh dari capital gain dan pembayaran dividen yang diberikan oleh emiten. Dari nilai Rp 900 miliar tersebut, senilai Rp 400 miliar berbentuk dana segar dan Rp 500 miliar berupa saham likuid.
"Tahun lalu capital gain dan dividen Rp 900 miliar, yang udah dicairkan Rp 400 miliar cash, Rp 500 miliar capital gain," kata Steve di Menara Taspen, Jakarta, Senin (27/1/2020).
Secara lebih detail, perusahaan memperoleh return senilai Rp 404 miliar berupa dividen dan Rp 496,7 miliar dari gain. Dia menjelaskan, keuntungan paling besar didapatkan perusahaan berupa dividen dari beberapa portofolionya, seperti dari PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) dan PT Bukit Asam Tbk. (PTBA).
Jika dihitung dari 2018, jumlah tersebut mengalami peningkatan cukup signifikan lantaran sepanjang tahun tersebut perusahaan hanya mendapatkan keuntungan senilai Rp 652,9 miliar, yang terdiri dari Rp 412,71 miliar dividen dan Rp 240,19 miliar gain.
"Itu kita mencari saham-saham yang benar dan tepat investasinya. Pasar saham masih memberikan imbal hasil yang menjanjikan seperti di pasar obligasi," lanjutnya.
Dia menjelaskan, hingga akhir tahun lalu portofolio investasi perusahaan saham hanya mencapai 4,9% atau setara dengan Rp 12,88 triliun dari total dana kelolaan (asset under management/AUM) perusahaan yang mencapai Rp 263 triliun, termasuk aset properti.
Adapun pada 2018 perusahaan mengalami penurunan nilai portofolio saham yang diinvestasikan di BEI sehingga menyebabkan adanya potensi kerugian (potential loss) pada portofolio ekuitasnya senilai Rp 3,52 triliun.
Turunnya nilai portofolio tersebut terjadi ketika Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga terkoreksi 2,53% pada periode 2018 tersebut.
Angka potential loss Rp 3,52 triliun itu merupakan cerminan dari turunnya angka perolehan saham (atau nilai pembelian) Rp 16,57 triliun dengan nilai saham yang dihargai di pasar pada akhir tahun yang sama yakni 2018 senilai Rp 13,04 triliun.
(dob/dob) Next Article Dikabarkan Bantu Jiwasraya, Yuk Intip Kinerja Taspen