Dikabarkan Bantu Jiwasraya, Yuk Intip Kinerja Taspen

Monica Wareza, CNBC Indonesia
26 December 2019 15:31
Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mempersiapkan pembentukan holding BUMN asuransi
Foto: Ist/ Taspen.co.id
Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tengah mempersiapkan pembentukan holding BUMN asuransi yang disebut akan menjadi juru selamat bagi PT Asuransi Jiwasraya (Persero). Pembentukan holding ini tengah dikaji bersama dengan kementerian keuangan dan presiden.

Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri BUMN Erick Thohir yang menyebut persetujuan holding ini dilakukan pada Senin (23/12/2019) kemarin. Namun hingga saat ini masih belum disampaikan update terbaru mengenai hal tersebut.


"Insyallah hari ini akan ada persetujuan dari presiden untuk pembentukan holding asuransi," kata Erick di sela-sela peresmian implementasi program B30 di SPBU MT Haryono, Senin (23/12/2019).

Sempat dikabarkan bahwa Taspen melalui Taspen Life yang akan menyelamatkan Jiwasraya. Taspen akan menjadi induk dari Holding.

TASPEN atau Dana Tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri adalah BUMN yang bergerak di bidang asuransi tabungan hari tua dan dana pensiun bagi ASN dan pejabat negara. Sementara Taspen Life PT Asuransi Jiwa Taspen hadir dengan berbagai produk yakni program kesejahteraan karyawan, perencanaan hari tua, asuransi jiwa kumpulan, asuransi jiwa kredit dan program pensiun.

Kepemilikan saham Taspen Life sebesar 99,97% dipegang oleh PT TASPEN (Persero) sebagai induk perusahaan, dan 0,03% saham milik koperasi karyawan Taspen.

Bagaimana kinerja kedua perusahaan ini?

Mengacu pada laporan keuangan Taspen untuk periode akhir Desember 2018 lalu, perusahaan ini memiliki total aset senilai Rp 231,86 triliun. Sementara nilai liabilitas perusahaan total mencapai Rp 222,14 triliun dan ekuitas senilai Rp 9,71 triliun.

Adapun portofolio investasi perusahaan ini terdiri dari deposito dengan nilai mencapai Rp 26,61 triliun. Selain itu juga terdapat jenis investasi yang tersedia untuk dijual yang terdiri dari saham senilai Rp 13,04 triliun reksa dana sebesar Rp 9,37 triliun dan Kontrak investasi kolektif efek beragun aset (KIK-EBA) senilai Rp 2,43 triliun.

Selain itu juga terdapat investasi dimiliki hingga jatuh tempo yang terdiri dari reksa dana senilai Rp 5,72 triliun dan obligasi sebesar Rp 12,40 triliun.

Selain itu juga terdapat portofolio investasi dalam surat utang lainnya yakni sukuk senilai Rp 25,87 triliun dan medium term notes sebesar Rp 550 miliar.

Tahun lalu perusahaan mengantongi pendapatan senilai total Rp 16,53 triliun, turun tipis dari Rp 16,83 triliun secara year on year (YoY). Pendapatan ini terdiri dari pendapatan premi dan iuran senilai Rp 8,08 triliun, hasil investasi Rp 7,65 triliun dan pendapatan lain sebesar Rp 791,92 miliar.

Sementara itu, untuk kinerja Taspen Life untuk periode yang berakhir pada 30 September 2019 lalu total asetnya mencapai Rp 4,36 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari aset investasi senilai Rp 4,20 triliun dan bukan investasi senilai Rp 157,42 miliar.

Aset investasi ini terdiri dari deposito berjangka, saham, obligasi korporasi dan surat berharga negara (SBN). Selain itu juga terdapat reksa dana, investasi penyertaan langsung dan properti berupa tanah dan bangunan dan KIK-EBA.

Nilai liabilitas perusahaan mencapai Rp 3,79 triliun dengan total ekuitas sebesar Rp 568,42 miliar.

Pada periode tersebut perusahaan mengantongi pendapatan senilai Rp 1,35 triliun naik tajam dari Rp 511,32 miliar di periode yang sama tahun sebelumnya. Nilai ini disumbang dari pendapatan premi yang nilainya mencapai Rp 1,16 triliun, naik dari Rp 369,02 miliar.

Sedang hasil investasi pada periode tersebut mencapai Rp 203,56 miliar, naik dari Rp 170,64 miliar.

Adapun rasio solvabilitas atau Risk Based Capital pada akhir kuartal ketiga tahun ini adalah sebesar 268,85%, naik dari 135,20% di akhir periode yang sama tahun sebelumnya.

[Gambas:Video CNBC]






(dru) Next Article Ada Titik Terang, Taspen Selamatkan Jiwasraya?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular