Virus Corona Mengintai Dunia, ke Mana Arah Harga Emas?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
24 January 2020 06:25
Virus Corona Mengintai Dunia, ke Mana Arah Harga Emas?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Kamis kemarin (23/1/2020) meski sebelumnya sempat berada di zona hijau.

Data Refinitiv mencatat, pada pukul 15:25 WIB Kamis sore kemarin, harga emas dunia melemah 0,27% di level US$ 1.554,43/troy ons di pasar spot. Sebelumnya di awal perdagangan emas sempat menguat 0,31% ke level US$ 1.563,36/troy ons.

Saat harga emas melemah, aset-aset aman (safe haven) lainnya justru menguat. Imbal hasil atau yield obligasi atau Treasury AS tenor 10 tahun turun 1,8 basis poin (bps) menjadi 1,753%.


Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Sementara dari mata uang, yen yang juga dianggap sebagai aset safe haven menguat 0,23%. Penyebaran virus Corona dari China menimbulkan kecemasan di pasar



Virus Corona merupakan keluarga besar virus yang biasanya menginfeksi hewan, namun lambat laun dapat berevolusi dan menyebar ke manusia. Gejala pertama yang akan terlihat pada manusia yang terinfeksi virus tersebut yaitu demam, batuk dan sesak napas, yang dapat berkembang menjadi pneumonia.

Virus tersebut pertama kali muncul di China dan telah menyebar ke negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand, hingga AS. Semuanya melibatkan turis China asal Wuhan.

Jumlah korban meninggal akibat virus Corona kini mencapai 17 orang, dan 540 orang telah terjangkit, sebagaimana dilansir CNBC International.


Meluasnya infeksi virus Corona hingga ke negara-negara lain berpotensi membuat World Health Organziation (WHO) mendeklarasikan darurat kesehatan publik internasional atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Sebagai catatan, PHEIC merupakan deklarasi formal dari WHO terkait kejadian luar biasa yang ditetapkan sebagai risiko kesehatan bagi masyarakat negara lain dan berpotensi memerlukan respons internasional yang terkoordinasi untuk menanggulanginya.

Penyebaran virus Corona kembali membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang tercermin dari melemahnya bursa utama Asia serta Eropa pada hari ini. Dampaknya, aset-aset safe haven menguat, kecuali emas.

Harga emas yang sempat melesat lebih dari 6% ke US$ 1.610,90/troy ons di awal tahun ini, setelahnya logam mulia ini berbalik turun dan seakan kehilangan tenaga untuk menguat. Dalam beberapa hari terakhir, emas bergerak di rentang US$ 1.535 - 1.568/troy ons.

Pengumuman kebijakan moneter European Central Bank (ECB) hari ini bisa jadi akan menggerakkan emas pada hari ini. Kebijakan moneter longgar bank sentral utama dunia menjadi salah satu faktor yang membuat emas menguat. Selain itu, penguatan yang tajam di awal tahun ini dikatakan membuat emas rentan terkena aksi ambil untung (profit taking).

"Suku bunga rendah dan kebijakan moneter akomodatif adalah realita, dan ini mendukung permintaan investasi emas... tetapi, emas rentan mengalami penurunan singkat akibat aksi ambil untung investor" kata analis bank ANZ dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.


[Gambas:Video CNBC]

Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik Rp 3.000 (0,42%) menjadi Rp 723.000 per gram pada perdagangan Kamis kemarin, dari Rp 720.000/gram pada Rabu. Penguatan terjadi setelah Rabu lalu harga instrumen investasi ini naik-turun setiap hari pada periode 16 Januari-21 Januari.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam, Kamis kemarin (23/1/20), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram menguat menjadi Rp 72,3 juta dari harga Rabu Rp 72 juta per batang.

Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang naik pada Rabu kemarin akibat kekhawatiran merebaknya virus Corona Wuhan.

Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.


Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 3.000/gram, Kamis kemarin, menjadi Rp 686.000/gram dari Rp 683.000/gram Rabu lalu.

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut. 

Beberapa faktor yang memengaruhi harga emas adalah nilai tukar rupiah, penawaran-permintaan, permintaan industri emas, isu global, tingkat inflasi, dan tingkat suku bunga. 

Penguatan harga emas Antam biasanya mencerminkan kecenderungan masyarakat untuk memburu emas ritel ketika kondisi tidak kondusif, sehingga mencerminkan fungsi logam mulia sebagai instrumen yang dinilai lebih aman (safe haven) untuk masyarakat di dalam negeri. 

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular