Analisis

Aset Safe Haven Menguat, Harga Emas kok Melemah?

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
23 January 2020 15:50
Aset Safe Haven Menguat, Harga Emas kok Melemah?
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia melemah pada perdagangan Kamis (23/1/2020) meski sebelumnya sempat berada di zona hijau.

Pada pukul 15:25 WIB, emas melemah 0,27% di level US$ 1.554,43/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv. Sebelumnya di awal perdagangan emas sempat menguat 0,31% ke level US$ 1.563,36/troy ons.

Saat harga emas melemah, aset-aset aman (safe haven) lainnya justru menguat pada hari ini. Yield obligasi atau Treasury AS tenor 10 tahun turun 1,8 basis poin (bps) menjadi 1,753%.

Sebagai informasi, pergerakan yield obligasi berbanding terbalik dengan harganya. Ketika yield turun, berarti harga sedang naik. Sebaliknya, ketika yield naik, berarti harga sedang turun.

Sementara dari mata uang, yen yang juga dianggap sebagai aset safe haven menguat 0,23%. Penyebaran virus Corona dari China menimbulkan kecemasan di pasar



Virus Corona merupakan keluarga besar virus yang biasanya menginfeksi hewan, namun lambat laun dapat berevolusi dan menyebar ke manusia. Gejala pertama yang akan terlihat pada manusia yang terinfeksi virus tersebut yaitu demam, batuk dan sesak napas, yang dapat berkembang menjadi pneumonia.

Virus tersebut pertama kali muncul di China dan telah menyebar ke negara-negara lain seperti Korea Selatan, Jepang, Taiwan, Thailand, hingga AS. Semuanya melibatkan turis China asal Wuhan.

Jumlah korban meninggal akibat virus Corona kini mencapai 17 orang, dan 540 orang telah terjangkit, sebagaimana dilansir CNBC International.


Meluasnya infeksi virus Corona hingga ke negara-negara lain berpotensi membuat World Health Organziation (WHO) mendeklarasikan darurat kesehatan publik internasional atau Public Health Emergency of International Concern (PHEIC).

Sebagai catatan, PHEIC merupakan deklarasi formal dari WHO terkait kejadian luar biasa yang ditetapkan sebagai risiko kesehatan bagi masyarakat negara lain dan berpotensi memerlukan respons internasional yang terkoordinasi untuk menanggulanginya.

Penyebaran virus Corona kembali membuat sentimen pelaku pasar memburuk, yang tercermin dari melemahnya bursa utama Asia serta Eropa pada hari ini. Dampaknya, aset-aset safe haven menguat pada hari ini, kecuali emas.


Emas yang sempat melesat lebih dari 6% ke US$ 1.610,90/troy ons di awal tahun ini, setelahnya logam mulia ini berbalik turun dan seakan kehilangan tenaga untuk menguat. Dalam beberapa hari terakhir, emas bergerak di rentang US$ 1.535 - 1.568/troy ons.

Pengumuman kebijakan moneter European Central Bank (ECB) hari ini bisa jadi akan menggerakkan emas pada hari ini. Kebijakan moneter longgar bank sentral utama dunia menjadi salah satu faktor yang membuat emas menguat. Selain itu, penguatan yang tajam di awal tahun ini dikatakan membuat emas rentan terkena aksi ambil untung (profit taking).

"Suku bunga rendah dan kebijakan moneter akomodatif adalah realita, dan ini mendukung permintaan investasi emas... tetapi, emas rentan mengalami penurunan singkat akibat aksi ambil untung investor" kata analis bank ANZ dalam sebuah catatan yang dikutip CNBC International.


[Gambas:Video CNBC]



Melihat grafik harian, emas yang disimbolkan XAU/USD masih bergerak di kisaran rerata pergerakan (Moving Average/MA) MA 8 hari (garis biru), tetapi masih di atas MA 21 hari (garis merah), dan MA 125 hari (garis hijau).


Grafik: Emas (XAU/USD) Harian
Sumber: investing.com


Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak turun di wilayah positif, sementara histogramnya sudah masuk ke zona negatif. Indikator ini menunjukkan emas mulai kehabisan momentum penguatan.

Grafik: Emas (XAU/USD) 1 Jam
Foto: investing.com


Pada time frame 1 jam, emas bergerak di bawah MA 8, MA 21 dan MA 125. Indikator Stochastic bergerak naik dan berada di wilayah jenuh jual (oversold).

Emas masih kini bergerak di dekat US$ 1.551/troy ons yang kini menjadi support (tahanan bawah) terdekat. Melihat indikator Stochastic yang oversold, selama tidak menembus support, emas berpeluang naik menguji US$ 1.558/troy ons. Penembusan di atas level tersebut akan membuka peluang ke area US$ 1.563/troy ons.

Sementara jika support tersebut ditembus, emas berisiko turun ke US$ 1.545/troy ons. Emas berisiko turun lebih dalam menuju US$ 1.540/troy ons jika level tersebut juga dilewati.


TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/tas) Next Article Jangan Tunda, Yuk Mulai Investasi Emas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular