Erick Mau Lebur Dapen BUMN, Bisa Bikin Lebih Efisien Lho

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
22 January 2020 12:47
Rencana ini dinilai dapat membuat pengelolaan dapen di bawah BUMN menjadi lebih efisien.
Foto: ADPI: Tujuan Konsolidasi Jadi Faktor Penting Penggabungan Dapen BUMN (CNBC Indonesia TV)
Jakarta, CNBC Indonesia - Wacana Menteri BUMN Erick Thohir mengkonsolidasikan perusahaan pelat merah pengelola dana pensiun mendapat tanggapan positif dari pelaku industri dapen. Rencana ini dinilai dapat membuat pengelolaan dapen di bawah BUMN menjadi lebih efisien.

Ketua Asosiasi Dana Pensiun Indonesia (ADPI) Suheri mengatakan saat ini terdapat 37 perusahaan BUMN yang mengelola dana pensiun dengan dana kelolaan sebesar Rp 100 triliun.

Wacana ini menyeruak ke publik, sebab sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir tak ingin mengulangi kesalahan seperti yang terjadi di industri asuransi yang terjadi di PT Jiwasraya (Persero) dan Asabri.

"Pak Erick mengatakan setelah kejaidan beberapa asuransi jiwa, timbul ide pemiikran. Penggabungan ini ide cukup bagus, terutama dari segi efisiensi," kata Suheri, dalam wawancara dengan CNBC Indonesia, Senin (20/1/2020).

Namun, Suheri menilai, jika tujuannya untuk meningkatkan penetrasi pasar dan memperbesar industri dana pensiun, konsolidasi bukan menjadi langkah yang tepat.

"Untuk menjadi lebih besar bukan di situ, perlu lihat lagi aspek apa yang membuat dana pensiun lebih besar," kata dia menjelaskan.

ADPI menilai rencana konsolidasi juga harus jelas tujuannya, mengingat saat ini perusahaan-perusahaan BUMN sudah memiliki dana pensiun (Dapen) sendiri dengan menjalankan dua program. Program yang dimaksud yakni Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) dan Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP).

Sebelumnya, Kementerian BUMN menyampaikan rencana untuk menggabungkan Dapen yang dikelola masing-masing perusahaan BUMN. Sudah ada langkah-langkah yang akan disiapkan terkait kondolisasi ini.

"Planning-nya ke depan kalau memang yang namanya Jiwasraya, Asabri, sudah baik, bertahap dana pensiun di perusahaan-perusahaan BUMN bisa dikonsolidasi supaya tidak terjadi hal-hal seperti ini. Nanti itu step-nya ada," ujar Erick, Jumat (17/1/2020).

[Gambas:Video CNBC]



Rencana ini, kata mantan bos Inter Milan itu tak lepas dari kasus gagal bayar yang terjadi di Jiwasraya yang menurut Kejaksaan Agung merugikan keuangan negara sebesar Rp 13,7 triliun.

"Tapi yang pasti ke depan yang namanya dana-dana pensiun yang ada di BUMN kita akan jadikan satu atap," tandas Erick.
(hps/hps) Next Article Ini Rencana Besar Erick Thohir untuk Dapen BUMN

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular