Rekor! Nilai Penawaran Lelang SUN Capai Rp 94 T

Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
21 January 2020 16:02
Lelang SUN kali kedua tahun ini tersebut juga menerbitkan efek baru senilai Rp 20 triliun, sama seperti lelang perdana yang digelar pada 7 Januari.
Foto: Ilustrasi Obligasi (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah menerima penawaran obligasi dari peserta lelang hingga Rp 94,97 triliun dalam lelang hari ini, tertinggi sepanjang sejarah setidaknya sejak 2018 silam.

Dalam lelang hari ini (21/1/20), nilai penawaran tersebut 91,78% di atas rerata lelang surat utang negara (SUN) konvensional tahun lalu Rp 49,52 triliun/lelang dan 128,31% di atas rerata lelang 2018 yang hanya Rp 41,6 triliun/lelang.

Lelang SUN kali kedua tahun ini tersebut juga menerbitkan efek baru senilai Rp 20 triliun, sama seperti lelang perdana yang digelar pada 7 Januari. Lelang digelar pemerintah setiap pekan, di mana lelang SUN konvensional dilakukan berseling dengan lelang surat berharga syariah negara (SBSN/sukuk negara).

Lelang SBSN perdana dilakukan pada 14 Januari dengan nilai penawaran Rp 59,14 triliun dan nilai penerbitan Rp 7 triliun.

Hingga siang ini, pasar SUN masih mengalami apresiasi harga dan menekan tingkat imbal hasilnya (yield) di pasar. Tekanan tersebut membawa yield seri acuan 10 tahun ke 6,80%, terendah sejak April 2018. Posisi itu menunjukkan bahwa investor masih melakukan tekanan beli sehingga menaikkan harga di pasar, sekaligus menekan yield.

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi yang didapat investor juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0081 bertenor 5 tahun, FR0082 bertenor 10 tahun, FR0080 bertenor 15 tahun, dan FR0083 bertenor 20 tahun.


[Gambas:Video CNBC]



TIM RISET CNBC INDONESIA


(irv/irv) Next Article SUN Cetak Rekor, Pengamat: SUN RI Masih Menarik Bagi Investor

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular