Joss! Seharian Melemah, IHSG Akhiri Hari di Zona Hijau

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
16 January 2020 17:06
IHSG menguat tipis sebesar 0,04% ke level 6.286,05.
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengawali perdagangan keempat di pekan ini, Kamis (16/1/2020), di zona merah.

Pada pembukaan perdagangan, IHSG terkoreksi 0,12% ke level 6.275,96. Per akhir sesi satu, IHSG masih berkutat di zona merah. Indeks saham acuan di Indonesia tersebut terkoreksi 0,1% ke level 6.276,98.

Per akhir sesi dua, IHSG berhasil menempatkan diri di zona hijau. IHSG menguat tipis sebesar 0,04% ke level 6.286,05. IHSG pada akhirnya sukses menghijau pascaseharian berada di zona merah.


Saham-saham yang berkontribusi signifikan dalam mendongkrak kinerja IHSG di antaranya: PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+5,38%), PT Semen Indonesia Tbk/SMGR (+3,32%), PT Surya Citra Media Tbk/SCMA (+8,59%), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (+0,22%), dan PT Media Nusantara Citra Tbk/MNCN (+7,64%).

Kinerja IHSG senada dengan mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang juga bergerak di zona hijau: indeks Nikkei terapresiasi 0,07%, indeks Hang Seng naik 0,38%, indeks Straits Times terkerek 0,67%, dan indeks Kospi menguat 0,77%.

Formalisasi kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China menjadi sentimen positif yang memantik aksi beli di bursa saham Benua Kuning. Kemarin waktu setempat, Rabu (15/1/2020), AS dan China menandatangani kesepakatan dagang tahap satu di Gedung Putih, AS.

Dari pihak AS, penandatanganan dilakukan langsung oleh Presiden Donald Trump, sementara pihak China mengirim Wakil Perdana Menteri Liu He.

"Hari ini kami mengambil langkah penting yang belum pernah dilakukan sebelumnya dengan China, yang akan memastikan perdagangan yang adil dan saling menguntungkan," kata Trump saat seremoni penandatanganan di Gedung Putih, Washington, AS, seperti dikutip dari AFP.

Seharian Melemah, IHSG Akhiri Hari di Zona HijauFoto: Presiden Donald Trump di acara penandatanganan perjanjian perdagangan dengan Wakil Perdana Menteri China Liu He. ((AP Photo/Evan Vucci))

"Bersama-sama, kita (akan) memperbaiki kesalahan masa lalu," kata Trump lagi.

"Negosiasi ini sulit bagi kami. Tapi ini terobosan yang sangat luar biasa."

Sementara itu, pihak China juga melontarkan nada positif terkait kesepakatan dagang tahap satu dengan AS.

"Kesepakatan ini baik untuk China, untuk AS, dan untuk seluruh dunia," ucap Liu kala membacakan surat dari Presiden China Xi Jinping kepada Trump.

Sesuai dengan yang diumumkan oleh Trump pada bulan Desember, melalui kesepakatan dagang tahap satu AS akan memangkas bea masuk sebesar 15% terhadap produk impor asal China senilai US$ 120 miliar menjadi setengahnya atau 7,5%.

Sebelumnya, AS telah membatalkan rencana untuk mengenakan bea masuk tambahan terhadap produk impor asal China pada tanggal 15 Desember. Untuk diketahui, nilai produk impor asal China yang akan terdampak oleh kebijakan ini sejatinya mencapai US$ 160 miliar.

Lebih lanjut, kesepakatan dagang tahap satu antara AS dan China memasukkan komitmen dari China untuk membeli produk asal AS senilai US$ 200 miliar dalam kurun waktu dua tahun.

Kemudian, kesepakatan dagang tahap satu AS-China juga akan membereskan komplain dari AS terkait pencurian hak kekayaan intelektual dan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam.

Melalui kesepakatan dagang tahap satu, China diwajibkan untuk membuat proposal terkait lankah-langkah yang akan diadopsi untuk memperkuat perlindungan hak kekayaan intelektual. Proposal tersebut harus disampaikan ke AS dalam waktu 30 hari setelah kesepakatan dagang tahap satu resmi berlaku.

Terkait dengan transfer teknologi secara paksa yang sering dialami oleh perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam, di dalam kesepakatan dagang tahap satu disebutkan bahwa perusahaan-perusahaan harus bisa beroperasi di China "tanpa adanya paksaan atau tekanan dari pihak lain untuk mentransfer teknologinya ke pihak lain."

Sebelum penandatanganan kesepakatan dagang tahap satu, AS memutuskan untuk mencopot label "manipulator mata uang" yang sempat disematkannya kepada China.

Seperti yang diketahui, pada tahun lalu AS melalui kementerian keuangannya menyematkan label "manipulator mata uang" kepada Beijing. Penyebabnya, People's Bank of China (PBOC) selaku bank sentral China seringkali dengan sengaja melemahkan nilai tukar yuan. Hal ini dilakukan untuk menggenjot ekspor Negeri Panda.


Dari dalam negeri, ada juga sentimen positif bagi pasar saham Tanah Air yakni rilis data perdagangan internasional periode Desember 2019 oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Data tersebut dirilis oleh BPS kemarin siang.

Sepanjang bulan lalu, BPS mencatat bahwa ekspor tumbuh sebesar 1,28% secara tahunan, lebih baik ketimbang konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia yang memperkirakan ekspor mengalami kontraksi sebesar 1,9% secara tahunan. Sementara itu, impor jatuh sebesar 5,62% secara tahunan, lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan koreksi sebesar 4,4% saja.

Alhasil, neraca perdagangan Indonesia membukukan defisit sebesar US$ 28 juta, jauh di bawah konsensus yang memproyeksikan defisit hingga US$ 456,5 juta.

Ketika defisit neraca perdagangan relatif tipis, maka ada harapan bahwa current account deficit (CAD) akan membaik.

Pada kuartal I-2019, Bank Indonesia (BI) mencatat CAD berada di level 2,51% dari PDB, jauh lebih dalam ketimbang CAD pada kuartal I-2018 yang berada di level 1,94% dari PDB. Kemudian pada kuartal II-2019, CAD membengkak menjadi 2,93% dari PDB. Pada kuartal III-2019, CAD membaik menjadi 2,66% dari PDB. CAD pada kuartal III-2019 juga lebih baik dari yang sebelumnya 3,22% pada kuartal III-2018.

IHSG berhasil menghijau di tengah derasnya aksi jual investor asing. Per akhir sesi dua, investor asing membukukan jual bersih senilai lebih dari Rp 800 miliar di pasar reguler, seperti dilansir dari RTI.

Saham-saham yang banyak dilego investor asing di pasar reguler pada perdagangan hari ini di antaranya: PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 349,5 miliar), PT Telekomunikasi Indonesia Tbk/TLKM (Rp 234,77 miliar), PT Matahari Department Store Tbk/LPPF (Rp 62,12 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp 57,91 miliar), dan PT Astra International Tbk/ASII (Rp 27,85 miliar).

TIM RISET CNBC INDONESIA
(ank/tas) Next Article Besok AS-China Deal! IHSG Nyaman di Zona Hijau

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular