Skandal Jiwasraya

Ditahan Kejagung, Hary Prasetyo Lama di Industri Pasar Modal

Redaksi, CNBC Indonesia
15 January 2020 12:14
Penahanan 5 tersangka kasus Jiwasraya merupakan kelanjutan proses penyidikan yang dilakukan sesuai dengan usul dari tim penyidik.
Foto: Mantan Direktur Keuangan Jiwasraya, Hary Prasetyo (Foto: Ari Saputra/detikcom)
Jakarta, CNBC Indonesia - Mantan Direktur Keuangan dan Investasi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) Hary Prasetyo resmi ditahan Kejaksaan Agung karena diduga punya peranan penting dalam skandal Jiwasraya. Hary resmi ditahan pada Selasa (14/1/2020) pukul 17.24 WIB. Ia pun dibawa ke Rumah Tahanan Salemba cabang Kejari Jakarta Selatan.

Kejagung melalui Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (JAM Pidsus), Adi Toegarisman, mengatakan penahanan merupakan kelanjutan proses penyidikan yang dilakukan sesuai dengan usul dari tim penyidik.

"Proses berikutnya kami masih terus bekerja mengumpulkan alat bukti guna kesempurnaan berkas perkara dan setiap saat kami evaluasi perkembangan perkara," jelas Adi kepada wartawan, Selasa (14/1/2020).

Sebelumnya pada akhir Desember 2019, Direktorat Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia mengonfirmasi telah menerima permintaan Kejaksaan Agung, untuk mencekal sejumlah nama yang berkaitan dengan kasus dugaan korupsi di PT Asuransi Jiwasraya (Persero).

Tercatat ada sepuluh nama yang dicekal antara lain eks Direktur Utama Jiwasraya, Hendrisman Rahim, dan mantan Direktur Keuangan, Hary Prasetyo.

"Benar," ujar Kepala Sub Bagian Hubungan Masyarakat Ditjen Imigrasi Kemenkumham, Sam Fernando, kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Jumat (27/12/2019).

Pencekalan itu berkaitan dengan kasus dugaan korupsi di Jiwasraya. Kejagung memastikan ada praktik korupsi di perusahaan asuransi pelat merah itu. Dalam penyidikan awal, Kejagung sudah menaksir angka

Hary lahir di Cimahi pada 7 Maret 1970. Sebelum menjabat sebagai direktur keuangan Jiwasraya pada 2008 pada usia yang boleh dibilang masih cukup muda, 38 tahun.

Hary menamatkan pendidikan dan meraih gelar Bachelor of Business Administration (BBA) Finance dari Pittsburg State University, Pittsburg-Kansas, Amerika Serikat. Hary juga mendapat gelar akademik Master of Business Administration (MBA) General Business, dari City University, Portland-Oregon, Amerika Serikat pada 1997.

Hary tercatat cukup lama berkecimpung di pasar modal seusai meraih gelar bachelor di Amerika Serikat. Karirnya dimulai dari PT Dhana Wibawa Arta Cemerlang.

Kemudian dia bergabung dengan PT Artha Graha Sentral selepas menyelesaikan pendidikan S2. Karier selanjutnya ke PT Trimegah Securities Tbk. Sempat bergabung dua setengah tahun di PT Batasa Capital sehingga sempat mengenal keuangan syariah, Hary Prasetyo kemudian bergabung dengan PT Lautandhana Investment Management sejak Maret 2005 hingga Januari 2008, dengan jabatan terakhir sebagai Direktur Utama.

[Gambas:Video CNBC]


Seperti dikutip detik.com, Hary tercatat memiliki kekayaan senilai Rp 37.907.422.262 (berdasarkan data LHKPN). Dia memiliki satu aset properti di Tangerang Selatan dengan nilai Rp 1.000.000.000.

Hary juga memiliki sembilan kendaraan mewah, tiga di antaranya adalah motor gede sisanya mobil mewah dari berbagai pabrikan. Jumlah aset kendaraan mewah ini senilai Rp 7.155.000.000.

Selain itu, Hary juga memiliki aset bergerak senilai Rp 1.159.000.000, ada juga surat berharga sebesar Rp 15.273.731.920. Hary juga punya simpanan senilai Rp 5.547.752.377 dan harta lainnya sejumlah Rp. 8.095.000.000. Hary juga punya utang sebesar Rp 323.062.035.
(hps/hps) Next Article Ini Profil Eks Dirut & Dirkeu Jiwasraya yang Dicekal Imigrasi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular