
Memanas! India Boikot CPO Malaysia, Waspada Harga Ambles

Pekan lalu, Reuters juga melaporkan bahwa Menteri Perdagangan dan Perindustrian India baru-baru ini juga telah mengeluarkan pengumuman yang mengubah status impor minyak sawit olahan dari "free" menjadi "restricted".
Upaya itu dilakukan untuk melarang impor minyak sawit olahan dan hanya bisa mengimpor CPO. Langkah ini juga dilakukan untuk memberi hukuman kepada Malaysia atas kritik yang dilancarkan Mahathir Mohammad terhadap India.
Pada Oktober 2019, PM Malaysia tersebut melontarkan kritik keras kepada India soal konflik yang terjadi di Kashmir, wilayah yang dihuni mayoritas muslim yang juga diklaim oleh Pakistan. Mahathir mengatakan India telah "menginvasi dan menduduki" Kashmir, wilayah di utara sub-benua India.
Hanya saja, menurut laporan Reuters, langkah importir India memblokir sawit Malaysia ini ditengarai dapat memicu naiknya persediaan sawit di negeri jiran itu serta menekan harga sawit yang menjadi patokan global.
Kendati harga berpotensi turun lantaran inventori Malaysia naik dengan adanya boikot ini, Reuters mencatat, dalam 6 bulan terakhir harga CPO sudah melesat 60% seiring dengan rendahnya produksi dan tingginya permintaan untuk biofuel.
Harga CPO juga masih berpotensi menguat di tengah ketegangan geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan Iran yang terjadi sepanjang pekan lalu cukup membuat harga komoditas bergejolak, baik komoditas perkebunan termasuk CPO, maupun pertambangan.
Rata-rata harga komoditas seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO), batu bara dan emas mengalami kenaikan, sementara hanya minyak mentah (crude oil) yang tertekan karena mengimbangi kenaikan tinggi pada sepekan sebelumnya.
Seperti diketahui Iran melakukan serangan balasan atas terbunuhnya Jenderal Qasem Soleimani, Iran melakukan tembakan peluru kendali (rudal) ke Bandara Ain al-Asad yang menjadi salah satu basis tentara AS di Irak pada Rabu pagi (8/1/2020).
Hal ini turut memicu kenaikan harga minyak karena pelaku pasar khawatir jalur dan infrastruktur produksi minyak di kawasan timur tengah akan terganggu, dampaknya pasokan akan terganggu sementara permintaan stabil sehingga harga minyak melonjak.
Pergerakan Komoditas (emas, batu bara, CPO, dan minyak) dalam sepekan:
![]() |
Khusus CPO, pada Jumat (10/1/2020), harganya berada di level RM 3.095 atau turun 0,48% dibanding posisi penutupan hari sebelumnya.
Senin kemarin (13/1/2020), harga CPO kontrak di Bursa Malaysia Derivatif (BMD) ditransaksikan di level RM 3.101/ton. Jika dibanding posisi penutupan pekan lalu harga CPO kontrak turun 33 ringgit atau terkoreksi 1,05%. Walau terkoreksi, harga CPO masih berada di rentang harga tertingginya.
Harga CPO kembali menguat pekan lalu juga ditopang sentimen Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) merilis data persediaan minyak sawit yang menggembirakan. Menurut data MPOB persediaan minyak sawit bulan Desember berada di posisi 2,01 juta ton atau level terendah sejak 27 bulan terakhir.
"Faktor yang mendongkrak harga adalah perbaikan dari sisi ekspor juga terkait pasokan yang lebih ketat di Malaysia dan Indonesia setidaknya sampai bulan Maret" kata Marcello Culterra, Manager Penjualan Institusional di Phillip Futures, melansir Reuters.
