Ekspor Produk CPO Rekor di Mei Tembus Rp 44 T, Ini Pemicunya!

Monica Wareza, CNBC Indonesia
14 July 2021 16:35
CPO
Foto: Antara Foto/Akbar Tado/via REUTERS

Jakarta, CNBC Indonesia - Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat nilai ekspor produk kelapa sawit pada Mei 2021 senilai US$ 3,06 miliar atau setara dengan Rp 44,41 triliun (asumsi kurs Rp 14.500/US$).

Nilai ini merupakan angka tertinggi bulanan sepanjang sejarah. Kenaikan ekspor ini didorong oleh tingginya harga jual rata-rata dan kenaikan volume ekspor.

Dari segi harga, sepanjang Mei 2021 rata-rata harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) berada di US$ 1.241/ton cif Rotterdam. Ini merupakan harga jual tertinggi dalam 10 bulan terakhir.

Sedangkan dari sisi volume, terjadi kenaikan 12% secara bulanan (month to month/mtm) atau mencapai 2,95 juta ton.

Kenaikan terbesar terjadi pada produk olahan CPO sebesar 432.000 ton, naik 22,9% menjadi 2.318 ribu ton dan olahan Palm Kernel Oil (PKO) yang naik dengan 31.000 ton, naik 34,8% menjadi 119 ribu ton.

Sedangkan ekspor CPO dan crude PKO malah mengalami penurunan sebanyak 119 ribu ton.

Kenaikan ekspor tertinggi menuju Pakistan, naik 138 ribu ton menjadi 265,5 ribu ton.

Lalu tujuan Afrika, selain Mesir, naik 103,6 ribu ton menjadi 243,2 ribu ton dan Timur Tengah, selain Mesir, naik 75,1 ribu ton menjadi 154,72 ribu ton. Sedangkan ekspor ke Mesir turun 15,8 ribu ton menjadi 77 ribu ton.

Sedang ekspor ke China mengalami penurunan sebesar 157,6 ribu ton menjadi 467,3 ribu ton dan ke India juga turun sebesar 83,7 ribu ton menjadi 213,9 ribu ton.

Dari dalam negeri, terjadi kenaikan konsumsi sebesar 55 ribu ton menjadi 1,645 juta ton atau naik 3,5%. Konsumsi untuk keperluan pangan mencapai 842 ribu ton naik 2,8%, oleokimia 176 ribu ton naik 8,6% dan untuk biodiesel 627 ribu ton atau turun 0,32% dari bulan sebelumnya.

Pada Mei, tingkat produksi mencapai 4.354 ribu ton, terdiri CPO sebesar 3.966 ribu ton dan PKO 388 ribu ton. Sehingga total kenaikan produksi CPO dan PKO adalah 257 ribu ton atau naik 6% dibandingkan produksi bulan April sebesar 4.097 ribu ton.

Menurut Gapki, dalam keterangan resmi, Rabu ini (14/7), angka ekspor yang lebih tinggi dibanding angka produksi ini berdampak pada turunnya stok bulan Mei turun menjadi 2,884 ribu ton.

"Rendahnya stok minyak sawit dan juga beberapa minyak nabati utama lainnya menjadi salah satu penyebab tingginya harga minyak nabati," tulis pernyataan Gapki lewat Mukti SardjonoDirektur Eksekutif Gapki.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Kabar Bahagia Sawit dari Swiss, Cuan buat CPO RI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular