
BOE Diduga Bakal Pangkas Suku Bunga, Poundsterling Terpuruk
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 January 2020 21:05

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar poundsterling melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (13/1/2020), setelah sebelumnya membukukan penurunan empat hari beruntun. Pada pukul 20:26 WIB, poundsterling diperdagangkan di level US$ 1,2973/US$, melemah 0,66% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Semakin banyaknya dukungan cut rate atau pemangkasan suku bunga bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) membuat poundsterling terus merosot. BoE lebih dari satu tahun tidak merubah kebijakannya, bahkan panduan kebijakan moneter juga tidak ada perubahan yang signifikan.
Namun, tanda-tanda BoE akan memangkas suku bunga semakin kuat, mengikuti bank sentral utama lainnya. Gubernur BoE, Mark Carney, yang berbicara perdana di tahun ini dalam forum resmi mulai memberikan sinyal arah kebijakan moneternya.
Melansir Reuters, saat membuka acara "The Futures of Inflation Targeting Conference" di London Kamis (9/1/2020), Carney mengatakan akan ada "respon yang cepat" dari BoE jika pelemahan ekonomi Inggris berlangsung terus-menerus. Pernyataan Carney itu menjadi sinyal bahwa BoE kemungkinan memangkas suku bunga untuk merangsang perekonomian.
Setelah pernyataan Carney hari ini, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 14% suku bunga akan dipangkas pada 30 Januari nanti, persentase tersebut naik dua kali lipat dibandingkan awal pekan lalu. Sementara, probabilitas pemangkasan di bulan Juni sudah lebih dari 50%, sebagaimana dilansir Reuters.
Sinyal dari Carney tersebut dikuatkan oleh kolega-koleganya. Silvana Tenreyro, salah satu anggota pembuat kebijakan BoE pada Jumat (10/1/2020) lalu mengatakan ia cenderung mendukung pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan jika pertumbuhan ekonomi tidak mengalami peningkatan.
Lalu pada Minggu (12/1/2020), Gertjan Vlieghe, yang juga merupakan anggota pembuat kebijakan moneter BoE menyatakan akan memilih memangkas suku bunga dalam rapat kebijakan moneter bulan ini. Sebagaimana dilansir Reuters. Vlieghe mengatakan akan mengubah keputusannya jika data ekonomi Inggris menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Sayangnya, data tersebut malah menunjukkan penurunan. Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris berkontraksi 0,3% month-on-month (MoM) pada November, dari bulan sebelumnya yang tumbuh 0,1%. Data tersebut menunjukkan masih lemahnya perekonomian Inggris di kuartal IV-2019, sehingga poundsterling pun semakin tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat
Semakin banyaknya dukungan cut rate atau pemangkasan suku bunga bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) membuat poundsterling terus merosot. BoE lebih dari satu tahun tidak merubah kebijakannya, bahkan panduan kebijakan moneter juga tidak ada perubahan yang signifikan.
Namun, tanda-tanda BoE akan memangkas suku bunga semakin kuat, mengikuti bank sentral utama lainnya. Gubernur BoE, Mark Carney, yang berbicara perdana di tahun ini dalam forum resmi mulai memberikan sinyal arah kebijakan moneternya.
Melansir Reuters, saat membuka acara "The Futures of Inflation Targeting Conference" di London Kamis (9/1/2020), Carney mengatakan akan ada "respon yang cepat" dari BoE jika pelemahan ekonomi Inggris berlangsung terus-menerus. Pernyataan Carney itu menjadi sinyal bahwa BoE kemungkinan memangkas suku bunga untuk merangsang perekonomian.
Setelah pernyataan Carney hari ini, pelaku pasar melihat probabilitas sebesar 14% suku bunga akan dipangkas pada 30 Januari nanti, persentase tersebut naik dua kali lipat dibandingkan awal pekan lalu. Sementara, probabilitas pemangkasan di bulan Juni sudah lebih dari 50%, sebagaimana dilansir Reuters.
Sinyal dari Carney tersebut dikuatkan oleh kolega-koleganya. Silvana Tenreyro, salah satu anggota pembuat kebijakan BoE pada Jumat (10/1/2020) lalu mengatakan ia cenderung mendukung pemangkasan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan jika pertumbuhan ekonomi tidak mengalami peningkatan.
Lalu pada Minggu (12/1/2020), Gertjan Vlieghe, yang juga merupakan anggota pembuat kebijakan moneter BoE menyatakan akan memilih memangkas suku bunga dalam rapat kebijakan moneter bulan ini. Sebagaimana dilansir Reuters. Vlieghe mengatakan akan mengubah keputusannya jika data ekonomi Inggris menunjukkan perbaikan yang signifikan.
Sayangnya, data tersebut malah menunjukkan penurunan. Produk Domestik Bruto (PDB) Inggris berkontraksi 0,3% month-on-month (MoM) pada November, dari bulan sebelumnya yang tumbuh 0,1%. Data tersebut menunjukkan masih lemahnya perekonomian Inggris di kuartal IV-2019, sehingga poundsterling pun semakin tertekan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Pertumbuhan Ekonomi Mandek, Poundsterling Malah Menguat
Most Popular