Simak! Deretan 10 Reksa Dana Saham Terbaik & Terburuk 2019

tahir saleh, CNBC Indonesia
10 January 2020 16:51
Simak! Deretan 10 Reksa Dana Saham Terbaik & Terburuk 2019
Foto: Reksa Dana (CNBC Indonesia)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sepanjang tahun lalu lebih baik ketimbang tahun 2018. Tahun 2019, IHSG naik 1,7% di level 6.299,54 pada penutupan akhir tahun, sementara pada 2018 kinerja IHSG minus 2,54%.

Belum signifikannya kinerja IHSG pada 2019 ini membuat performa produk investasi reksa dana saham (mayoritas berisi saham) sepanjang tahun lalu belum memberikan return positif, padahal kinerja tiga jenis reksa dana konvensional lainnya (pendapatan tetap, campuran, dan pasar uang) justru positif.

Mengacu data Infovesta Utama, kinerja reksa dana semuanya menguat kecuali reksa dana saham, yang tercermin dari Infovesta Equity Fund Index minus 8,41%.


Reksa dana pendapatan (Infovesta Fixed Income Fund Index) sepanjang tahun lalu menguat paling tinggi yakni 10,77%, disusul reksa dana pasar uang 5,83%, dan reksa dana campuran 3,08%.

NoNama IndeksKinerja Ytd 30 Desember 2019
(31 Desember 2018 - 30 Desember 2019) (%)
Kinerja MoM 30 Desember 2019
(29 November 2019 - 30 Desember 2019) (%)
1Indeks Harga Saham Gabungan1,70%4,79%
2Infovesta 90 Balanced Fund Index3,08%2,53%
3Infovesta 90 Equity Fund Index-8,41%3,42%
4Infovesta 90 Fixed Income Fund Index10,77%0,42%
5Infovesta 90 Money Market Fund Index5,83%0,46%
6Infovesta Corporate Bond Index6,67%0,51%
7Infovesta Government Bond Index9,90%0,48%

Sumber: Infovesta

Namun jika mengacu pada kinerja bulanan, Desember 2019, kinerja reksa dana saham menjadi yang tertinggi dengan return 3,42%, disusul reksa dana campuran yang naik 2,53%. 

Penguatan reksa dana saham ini terjadi seiring dengan performa IHSG dalam sebulan yang menguat hingga 4,79% di tengah fenomena December effect dan Santa Claus rally. Untuk diketahui, Santa Claus rally merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada 5 perdagangan terakhir di bulan Desember hingga dua perdagangan pertama di bulan Januari.

Wawan Hendrayana, Head Of Investment Research Invofesta Utama dalam kesempatan sebelumnya berpendapat, jenis reksa dana pendapatan tetap dan pasar uang memang sangat direkomendasikan di tengah kondisi pasar yang sedang bergejolak. Namun imbal hasilnya memang tidak seagresif di reksa dana saham, investasi reksa dana saham harus diarahkan untuk jangka panjang.

"Investasi di reksa dana saham memang harus jangka panjang (long term)," pungkas Wawan.

[Gambas:Video CNBC]

Berikut kinerja reksa dana saham periode 2019.

10 Reksa Dana Saham Terbaik Sepanjang 2019

NoNama Reksa Dana SahamKinerja Ytd 30 Desember 2019
(31 Desember 2018 - 30 Desember 2019) (%)
1Pacific Equity Flexi Fund34,58
2Hpam Saham Dinamis19,95
3Star Equity19,01
4Victoria Prime Equity Fund17,80
5HPAM Smart Beta Ekuitas17,39
6OSO Andalas Equity Fund16,97
7BNI-AM Dana Saham Syariah Musahamah16,88
8Minna Padi Amanah Saham Syariah16,82
9Pacific Saham Syariah II16,63
10Cipta Sakura Equity16,24
Sumber: Infovesta


10 Reksa Dana Saham Paling Ambles Sepanjang 2019

1Pinnacle Dana Prima-69,28
2Pan Arcadia Dana Saham Syariah-69,56
3Corfina Equity Syariah-69,73
4Pan Arcadia Dana Saham Bertumbuh-70,89
5Pool Advista Kapital Optimal-76,53
6Pool Advista Kapital Syariah-78,16
7Aurora Sharia Equity-78,89
8Treasure Saham Berkah Syariah-81,91
9Millenium Equity Prima Plus-82,74
10Millenium MCM Equity Sektoral-86,42

Sumber: Infovesta

Dengan kinerja reksa dana ini, Direktur PT Panin Asset Management Rudiyanto mengatakan terdapat beberapa poin yang akan membawa kinerja reksa dana menjadi lebih positif pada 2020 mendatang. Mulai dari daya beli yang diproyeksikan akan lebih baik dari tahun 2019 hingga kebijakan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah.

"Pemulihan daya beli dari perbaikan harga kelapa sawit karena di industri kelapa sawit lebih besar lapangan kerjanya daripada batu bara jadi kalau harga naik akan lebih besar dampaknya dari batu bara. Harga sudah naik, jadi daya beli akan lebih baik tahun depan," kata Rudiyanto saat berbincang dengan CNBC Indonesia, beberapa waktu lalu.


Pada 2020, Panin menilai para investor dan kalangan pebisnis diprediksi kembali agresif mengingat sebelumnya banyak pelaku pasar yang menunggu alias wait and seedi tahun sebelumnya, lantaran 2019 merupakan tahun politik.

Angin positif lainnya akan datang dari penyelesaian Omnibus Law yang saat ini masih digodok oleh pemerintah.

"Dari sudut pandang pasar modal menunggu relaksasi pajak karena mengacu ke Amerika Serikat saat pajak dipotong ketika [Presiden AS] Donald Trump baru menjabat, harga saham naik, di India juga juga seperti itu. Makanya Omnibus Law yang menyebutkan ada penurunan pajak badan bisa jadi sentimen positif," jelas Rudiyanto.

Selain tiga hal tersebut, Rudiyanto melanjutkan, penurunan suku bunga tahun depan yang diperkirakan masih akan terjadi dua kali lagi juga akan mengerek kinerja reksa dana, terutama untuk jenis reksa dana pendapatan tetap dan campuran.

Setidaknya, diperkirakan dua jenis reksa dana ini akan dapat memberikan imbal hasil 7%-10% tahun depan.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular