Emas Dunia Meroket, Emas Antam Tembus Rekor, Gimana Hari Ini?

Putu Agus Pransuamitra & Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
09 January 2020 07:47
Emas Dunia Meroket, Emas Antam Tembus Rekor, Gimana Hari Ini?
Foto: Demo Mengecam Tindakan AS Terhadap Iran di Pakistan (AP Photo/K.M. Chaudary)
Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan Iran yang berseteru membuat harga komoditas melonjak, termasuk harga emas dunia yang menjadi incaran aset aman (safe haven) yang digunakan sebagai pelarian saat kondisi ekonomi global dianggap sedang tak aman.

Melansir data Refinitiv, harga emas dunia terbang tinggi pada perdagangan Rabu pagi kemarin (8/2/2020), melewati level US$ 1.600/troy ons akibat eskalasi tensi di Timur Tengah (Timteng) tersebut.

Dalam sekejap harga emas melesat 2,35% ke US$ 1,610,9/troy ons, di pasar spot. Level tersebut merupakan harga emas tertinggi sejak Maret 2013.

Pada Rabu tadi malam, saat pelaku pasar menanti respons Presiden AS Donald Trump atas serangan Iran, harga emas sempat terkoreksi akibat aksi ambil untung (profit taking) sehingga harganya berbalik melemah 0,39% ke US$ 1.567,68/troy ons pada pukul 20:55 WIB tadi malam.


Namun dalam waktu singkat, emas kembali naik 0,16% ke US$ 1.576,42/troy ons pada pukul 21:04 WIB tadi malam.

Pergerakan tersebut menunjukkan pelaku pasar masih menanti pernyataan Trump apakah akan membalas serangan Iran, atau tidak. Jika Trump akan membalas Iran dengan serangan militer, emas berpeluang kembali melesat.




Tiga institusi finansial ternama, Goldman Sachs, UBS Group AG, dan Citigroup, sebelumnya memprediksi emas akan mencapai level US$ 1.600/troy ons. Level tersebut langsung tercapai hanya dalam 5 hari perdagangan di tahun ini akibat ketegangan geopolitik itu.

CNBC International
 pada Rabu pagi melaporkan Iran menyerang setidaknya dua pangkalan militer AS di Irak dengan rudal.

Sebelumnya Selasa (7/1/2020) lalu, Iran mengatakan memiliki 13 skenario balas dendam kepada AS yang telah membunuh Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani lewat serangan pesawat tanpa awak di Bandara Baghdad.

Jenderal Soleimani adalah sosok penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner.

Bloomberg
yang mengutip Fars News Agency melaporkan Kepala Komite Pengamanan Nasional Iran Ali Shamkhani mengatakan Teheran sedang menyiapkan 13 skenario untuk membalas AS. Bahkan, ia mengatakan hal ini bisa menjadi "mimpi buruk bersejarah" bagi AS.


"Bahkan jika skenario terlemah kita disetujui, penerapannya bisa menjadi mimpi buruk bersejarah bagi Amerika," katanya. "Keseluruhan pasukan perlawanan akan membalas."

Kurang dari 24 jam setelah ancaman tersebut, Iran benar-benar melakukan balas dendam. Serang rudal sudah dilakukan pagi ini, belum ada laporan awal berapa korban luka-luka atau meninggal akibat serangan tersebut.

Presiden AS Donald Trump merespon serangan tersebut. "Semua baik-baik saja! Misil diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer di Irak" kata Trump melalui akun Twitternya.


"Saat ini sedang dilakukan perhitungan jumlah korban dan kerusakan. Sejauh ini, cukup baik! Kita memiliki perlengkapan militer yang paling kuat di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi (Rabu pagi waktu AS)" tambah Trump.

Pelaku pasar kini dibuat cemas akan kemungkinan perang yang lebih luas, yang membuat rupiah tertekan. Presiden Trump akhir pekan lalu memperingatkan Iran untuk tidak balas dendam atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.

Sebenarnya emas sudah menunjukkan tanda-tanda penguatan sejak akhir tahun 2019, sebelum terjadi ketegangan AS vs Iran. Saat itu bursa saham AS (Wall Street) terus mencetak rekor tertinggi, sementara dolar AS terus menguat. Tetapi nyatanya, dalam kondisi yang menatang bagi emas itu, harganya tetap mampu menguat ke hingga ke atas US$ 1.500/troy ons.

Aksi saling serang antara AS vs Iran sejak awal tahun menjadi energi tambahan bagi emas, sekaligus melapangkan jalan menuju US$ 1.700/troy ons.

Menurut Bloomberg Intelligence di tahun 2020, titik support (batas bawah) harga emas berada di level US$ 1.400/troy ons sementara titik resistennya (batas atas) berada di level US$ 1.700/troy ons.

[Gambas:Video CNBC]



Harga emas acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) meroket Rp 33.000 (4,6%) menjadi Rp 750.000 per gram pada perdagangan Rabu kemarin (8/1/2020), dari Rp 717.000/gram pada Selasa pekan ini. 

Kenaikan harga hari ini juga merupakan rekor tertinggi sepanjang masa dari emas Antam, melampaui rekor sebelumnya yang tercipta di Rp 726.000/gram pada 5 September tahun lalu.

Berdasarkan harga Logam Mulia di gerai Butik Emas LM - Pulo Gadung di situs logammulia milik Antam pada Rabu (8/1/20), harga tiap gram emas Antam ukuran 100 gram melambung menjadi Rp 75 juta dari harga kemarin Rp 71,7 juta/batang. 

Naiknya harga emas Antam itu mengekor harga emas di pasar spot global yang melonjak tadi pagi akibat serangan balasan Iran terhadap Amerika Serikat (AS).



Emas Antam kepingan 100 gram lumrah dijadikan acuan transaksi emas secara umum, tidak hanya emas Antam. Harga emas Antam di gerai penjualan lain bisa berbeda.

Di sisi lain, harga beli kembali (buyback) emas Antam juga naik Rp 14.000/gram hari ini menjadi Rp 714.000/gram dari Rp 700.000/gram kemarin. 

Harga itu dapat menunjukkan harga beli yang harus dibayar Antam jika pemilik batang emas bersertifikat ingin menjual kembali investasi tersebut. 

Terkait dengan harga emas di pasar spot global, Selasa lalu harga logam mulia ini sudah mencapai US$ 1.573,88 per troy ounce (oz), naik 0,51% dari US$ 1.565,85/oz pada hari sebelumnya.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular