
Analisis
Rudal Iran ke AS Lapangkan Jalan Emas ke US$ 1.700/oz
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
08 January 2020 15:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia terbang tinggi pada perdagangan Rabu (8/2/2020) pagi, melewati level US$ 1.600/troy ons akibat eskalasi tensi di Timur Tengah.
Dalam sekejap harga emas melesat 2,35% ke US$ 1,610,9/troy ons, di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan harga emas tertinggi sejak Maret 2013.
Tiga institusi finansial ternama, Goldman Sachs, UBS Group AG, dan Citigroup, sebelumnya memprediksi emas akan mencapai level US$ 1.600/troy ons. Level tersebut langsung tercapai hanya dalam lima hari perdagangan di tahun ini akibat ketegangan di Timur Tengah.
CNBC International pagi melaporkan Iran menyerang setidaknya dua pangkalan militer AS di Irak dengan rudal.
Sebelumnya Selasa (7/1/2020) sore kemarin, Iran mengatakan memiliki 13 skenario balas dendam kepada AS yang telah membunuh Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani lewat serangan pesawat tanpa awak di Bandara Baghdad.
Jenderal Soleimani adalah sosok penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner.
Bloomberg yang mengutip Fars News Agency melaporkan Kepala Komite Pengamanan Nasional Iran Ali Shamkhani mengatakan Teheran sedang menyiapkan 13 skenario untuk membalas AS. Bahkan, ia mengatakan hal ini bisa menjadi "mimpi buruk bersejarah" bagi AS.
"Bahkan jika skenario terlemah kita disetujui, penerapannya bisa menjadi mimpi buruk bersejarah bagi Amerika," katanya. "Keseluruhan pasukan perlawanan akan membalas."
Kurang dari 24 jam setelah ancaman tersebut, Iran benar-benar melakukan balas dendam. Serang rudal sudah dilakukan pagi ini, belum ada laporan awal berapa korban luka-luka atau meninggal akibat serangan tersebut.
Presiden AS Donald Trump merespon serangan tersebut. "Semua baik-baik saja! Misil diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer di Irak" kata Trump melalui akun Twitternya.
"Saat ini sedang dilakukan perhitungan jumlah korban dan kerusakan. Sejauh ini, cukup baik! Kita memiliki perlengkapan militer yang paling kuat di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi (Rabu pagi waktu AS)" tambah Trump.
Pelaku pasar kini dibuat cemas akan kemungkinan perang yang lebih luas, yang membuat rupiah tertekan. Presiden Trump akhir pekan lalu memperingatkan Iran untuk tidak balas dendam atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.
Sebenarnya emas sudah menunjukkan tanda-tanda penguatan sejak akhir tahun 2019, sebelum terjadi ketegangan AS vs Iran. Saat itu bursa saham AS (Wall Street) terus mencetak rekor tertinggi, sementara dolar AS terus menguat. Tetapi nyatanya, dalam kondisi yang menatang bagi emas itu, harganya tetap mampu menguat ke hingga ke atas US$ 1.500/troy ons.
Aksi saling serang antara AS vs Iran sejak awal tahun menjadi energi tambahan bagi emas, sekaligus melapangkan jalan menuju US$ 1.700/troy ons. Menurut Bloomberg Intelligence di tahun 2020, titik support harga emas berada di level US$ 1.400/troy ons sementara titik resistennya berada di level US$ 1.700/troy ons.
Dalam sekejap harga emas melesat 2,35% ke US$ 1,610,9/troy ons, di pasar spot, melansir data Refinitiv. Level tersebut merupakan harga emas tertinggi sejak Maret 2013.
Tiga institusi finansial ternama, Goldman Sachs, UBS Group AG, dan Citigroup, sebelumnya memprediksi emas akan mencapai level US$ 1.600/troy ons. Level tersebut langsung tercapai hanya dalam lima hari perdagangan di tahun ini akibat ketegangan di Timur Tengah.
CNBC International pagi melaporkan Iran menyerang setidaknya dua pangkalan militer AS di Irak dengan rudal.
Sebelumnya Selasa (7/1/2020) sore kemarin, Iran mengatakan memiliki 13 skenario balas dendam kepada AS yang telah membunuh Jenderal Quds Force, pasukan elite Iran, Qassim Soleimani lewat serangan pesawat tanpa awak di Bandara Baghdad.
Jenderal Soleimani adalah sosok penting nomor dua di Iran dan dikenal sebagai tokoh revolusioner.
Bloomberg yang mengutip Fars News Agency melaporkan Kepala Komite Pengamanan Nasional Iran Ali Shamkhani mengatakan Teheran sedang menyiapkan 13 skenario untuk membalas AS. Bahkan, ia mengatakan hal ini bisa menjadi "mimpi buruk bersejarah" bagi AS.
"Bahkan jika skenario terlemah kita disetujui, penerapannya bisa menjadi mimpi buruk bersejarah bagi Amerika," katanya. "Keseluruhan pasukan perlawanan akan membalas."
Kurang dari 24 jam setelah ancaman tersebut, Iran benar-benar melakukan balas dendam. Serang rudal sudah dilakukan pagi ini, belum ada laporan awal berapa korban luka-luka atau meninggal akibat serangan tersebut.
Presiden AS Donald Trump merespon serangan tersebut. "Semua baik-baik saja! Misil diluncurkan dari Iran ke dua pangkalan militer di Irak" kata Trump melalui akun Twitternya.
"Saat ini sedang dilakukan perhitungan jumlah korban dan kerusakan. Sejauh ini, cukup baik! Kita memiliki perlengkapan militer yang paling kuat di seluruh dunia! Saya akan membuat pernyataan besok pagi (Rabu pagi waktu AS)" tambah Trump.
Pelaku pasar kini dibuat cemas akan kemungkinan perang yang lebih luas, yang membuat rupiah tertekan. Presiden Trump akhir pekan lalu memperingatkan Iran untuk tidak balas dendam atas tewasnya Jendral Soleimani. Jika peringatan tersebut tidak dihiraukan, Trump akan menyerang sebanyak 52 wilayah Iran sebagai balasan.
Sebenarnya emas sudah menunjukkan tanda-tanda penguatan sejak akhir tahun 2019, sebelum terjadi ketegangan AS vs Iran. Saat itu bursa saham AS (Wall Street) terus mencetak rekor tertinggi, sementara dolar AS terus menguat. Tetapi nyatanya, dalam kondisi yang menatang bagi emas itu, harganya tetap mampu menguat ke hingga ke atas US$ 1.500/troy ons.
Aksi saling serang antara AS vs Iran sejak awal tahun menjadi energi tambahan bagi emas, sekaligus melapangkan jalan menuju US$ 1.700/troy ons. Menurut Bloomberg Intelligence di tahun 2020, titik support harga emas berada di level US$ 1.400/troy ons sementara titik resistennya berada di level US$ 1.700/troy ons.
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Most Popular