Iran Balas Dendam ke AS, Pasar Saham Ambruk & Emas Melambung

Anthony Kevin, CNBC Indonesia
08 January 2020 11:36
Harga Minyak Mentah Melejit
Foto: Demonstran di pusat kota Los Angeles memprotes tindakan militer AS terhadap Iran (KABC-TV via AP

Eskalasi tensi antara AS dan iran membuat harga minyak mentah dunia melejit.

Hingga berita ini diturunkan, harga minyak mentah WTI kontrak acuan menguat 1,45% ke level US$ 63,61/barel, sementara harga minyak brent kontrak acuan terapresiasi 1,41% ke level US$ 69,23/barel.

Pada perdagangan hari ini, harga minyak mentah WTI sempat melesat hingga 4%, menandai kenaikan tertinggi sejak April 2019 lalu.

Sebelumnya pada perdagangan hari Jumat (3/1/2020) kala Soleimani dieksekusi oleh AS, harga minyak mentah WTI kontrak acuan menguat hingga 3,06% ke level US$ 63,05/barel, sementara harga minyak brent kontrak acuan terapresiasi 3,55% ke level US$ 68,6/barel.

Lantas, peluang harga minyak mentah dunia melejit ke level US$ 80/barel semakin terbuka lebar. Dalam risetnya yang dipublikasikan pada hari Jumat, Eurasia Group mengatakan bahwa memanasnya tensi antara AS dan Iran akan membuat harga minyak mentah bergerak ke kisaran US$ 70/barel dan bertahan di sana.

“Satu hal yang pasti: Iran akan merespons,” tulis para analis dari Eurasia Group dalam risetnya, seperti dikutip dari CNBC International.

“Kami memproyeksikan gesekan dalam level moderat hingga rendah untuk berlangsung selama setidaknya satu bulan dan kemungkinan akan terbatas di Irak. Kelompok militer yang dibekingi oleh Iran akan menyerang markas-markas militer AS dan sejumlah tentara AS akan terbunuh; AS akan membalas dengan serangan-serangan di Irak.”

Namun, Eurasia Group memproyeksikan bahwa harga minyak mentah bisa melejit hingga ke level US$ 80/barel jika konflik merembet ke ladang minyak di bagian selatan Irak atau jika Iran kian gencar memberikan gangguan terhadap kapal-kapal yang melintas di Timur Tengah.

Seperti yang diketahui, harga minyak mentah dunia sempat melejit pada pertengahan Juni 2019 pasca dua buah kapal tanker yang tengah mengangkut naphta dan metanol diserang di perairan Fujairah, Selat Hormuz. Meskipun tidak ada korban jiwa dalam insiden tersebut, dua kapal tersebut terbakar dan rusak parah.

Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo menuding Iran sebagai dalang dibalik penyerangan tersebut. Dirinya mengatakan bahwa kesimpulan tersebut diambil berdasarkan data intelijen, jenis senjata yang digunakan, dan tingkat kesulitan penyerangan.

Ketika kondisi di Timur Tengah memanas, terlebih di Selat Hormuz, perusahaan-perusahaan kargo akan semakin takut untuk melakukan operasi pengiriman melalui wilayah tersebut. Diketahui bahwa seperlima konsumsi minyak global didistribusikan melalui Selat Hormuz.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/ank)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular