Ulasan 2019

Harga CPO Semester I Kalem, Semester 2 Langsung Beringas!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
26 December 2019 14:39
Ini Dia Penyebab Meroketnya Harga CPO Semester II-2019
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (REUTERS/Luis Echeverria)
Secara terpisah, pemerintah Malaysia melalui Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad, juga menyampaikan keberatannya atas keputusan UE.

Mahathir menyebut kebijakan larangan sawit di Eropa merupakan bentuk penjajahan baru yang dilakukan benua biru.

Selain Malaysia dan Indonesia, sikap proteksionisme yang dilakukan Eropa telah mengundang kemarahan negara-negara berkembang lainnya, seperti Afrika dan Nigeria.

Namun setelah mengalami penurunan dan menyentuh level terendah, harga CPO mulai menguat pada semester dua terutama sejak pertengahan Oktober.


Penguatan terjadi akibat dari adanya ancaman risiko dari sisi pasokan. Menurut studi yang dilakukan Refinitiv, produksi minyak sawit Malaysia turun 2% untuk periode Oktober 2019-September 2020, dibanding periode yang sama sebelumnya.

Faktor yang menurunkan produksi minyak sawit di antaranya adalah cuaca kering yang berkepanjangan, kebakaran dan kabut, iklim terutama diakibatkan oleh Indian Ocean Dipole (IOD) penggunaan pupuk yang rendah serta, masalah lahan.

Produksi minyak sawit di Indonesia dan Malaysia juga dipengaruhi oleh faktor musiman (seasonality). Dalam 3 tahun terakhir tercatat di kuartal IV terhitung mulai bulan Oktober hingga awal tahun sampai dengan Februari produksi menurun.

Harga CPO : Anjlok di Semester I, Meroket di Semester IISumber : Refinitiv

Bencana kebakaran hutan dan kabut yang melanda di berbagai wilayah Indonesia seperti di Sumatera dan Kalimantan serta Malaysia dan Thailand bagian selatan menyebabkan penurunan aktivitas penyerbukan. Penurunan aktivitas penyerbukan berdampak pada penurunan yield.

Saat ini El Nino bukan jadi ancaman utama, melainkan Positive IOD yang menyebabkan kekeringan di Indonesia dan hujan lebat di India dan Bangladesh. Penggunaan pupuk yang rendah di sepanjang tahun 2019 juga dapat mengakibatkan penurunan yield hingga 42% atau setara dengan 14,5 ton/ha/tahun.

Faktor-faktor di atas membuat pasar khawatir terkait adanya risiko dari sisi pasokan di tengah peningkatan permintaan domestik yang tinggi akibat program mandat B30 di Indonesia dan B20 di Malaysia tahun depan.

Jadi saat ini harga CPO mencerminkan kekhawatiran di pasar akan pelemahan suplai di tengah tingginya permintaan domestik mulai tahun depan.


TIM RISET CNBC INDONESIA

[Gambas:Video CNBC]

(twg/tas)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular