Harga Terus Cetak Rekor, Harga CPO Woles Dulu Lah!

Tirta Citradi, CNBC Indonesia
06 January 2020 11:30
Harga CPO sudah sangat tinggi sehingga wajar kalau turun. Namun produksi, ekspor dan persediaan Malaysia pada Desember diramal turun
Foto: REUTERS/Samsul Said
Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mencetak rekor tertinggi di awal tahun, harga minyak sawit mentah (CPO) bergerak turun. Harga CPO memang sudah sangat tinggi akibat munculnya risiko yang berpotensi mengganggu pasokan di awal tahun 2020.

Senin (6/1/2020), harga CPO kontrak pengiriman 3 bulan menyentuh level RM 3.085/ton atau turun hampir 1% dibanding harga penutupan perdagangan pekan kemarin.



Menurut survei yang dilakukan Reuters, persediaan, produksi dan ekspor CPO pada Desember mengalami penurunan. Dari sisi persediaan, stok Malaysia diperkirakan turun 8,51% dari November menjadi 2,06 juta ton.

"Ke depan, persediaan kan menjadi isu utama kuartal satu 2020 untuk Malaysia dan Indonesia." Kata Marcello Cultera, manager penjualan institusional di Phillip Futures yang berbasis di Kuala Lumpur.

Persediaan yang turun juga dibarengi dengan penurunan ekspor. Ekspor produk minyak sawit Malaysia diperkirakan turun 5,88% menjadi 1,32 juta ton pada Desember 2019.

"Ekspor yang melemah kemungkinan dikarenakan harga CPO yang melesat tajam dibanding harga minyak nabati lain. Hal ini memicu konsumen untuk beralih ke jenis minyak nabati lain atau mengurangi porsi campuran untuk biodieselnya." Terang Ivy Ng, kepala riset perkebunan di CIMB Investment Bank.

Namun, ekspor ke India diduga akan naik seiring dengan India yang memangkas pajak impor untuk minyak sawit mentah maupun minyak sawit olahan. Pajak impor CPO diturunkan menjadi 37,5% dari 40%, sementara pajak untuk berbagai produk olahan minyak sawit menjadi 45% dari 50%, menurut laporan Reuters.

Produksi minyak sawit Malaysia juga diramal turun lebih tajam dari penurunan ekspor. Produksi bulan Desember diperkirakan anjlok 12,99% menjadi 1,34 juta ton.

Penurunan output ini dipicu oleh kekeringan yang melanda Asia Tenggara dan rendahnya penggunaan pupuk oleh petani karena harga yang sempat tertekan. Selain itu Ivy Ng juga menekankan penuaan yang terjadi membuat produktivitas perkebunan juga ikut menurun.


TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg) Next Article Awal 2020, Harga CPO Naik Meski Tak Bisa Banyak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular