Ulasan 2019

Ekonomi Melambat, 'Iman' BI Goyang, Bunga Acuan Turun 4 Kali

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
24 December 2019 17:05
Ekonomi Melambat, 'Iman' BI Goyang Juga
Ilustrasi Gedung BI (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Waktu terus berjalan, dan dinamika semakin kencang. Pada awal Mei, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,07%, laju terlemah sejak kuartal I-2019.

Di sini terlihat 'iman' BI mulai goyah. Bukan tanpa alasan, karena perlambatan ekspor akibat friksi dagang (terutama Amerika Serikat/AS vs China) ternyata sudah berdampak terhadap konsumsi dan investasi. Plus belanja Pemilu ternyata tidak membuahkan hasil seperti perkiraan semula.

BI masih mempertahankan proyeksi pertumbuhan ekonomi 2019 di 5-5,4%, tetapi sudah bergeser ke bawah titik tengahnya. Suku bunga acuan pada Mei masih bertahan di 6%.

"Menurunnya pertumbuhan ekonomi global dan harga komoditas yang lebih rendah telah berdampak pada menurunnya pertumbuhan ekspor Indonesia, yang kemudian berpengaruh pada konsumsi rumah tangga dan investasi non-bangunan yang melambat. Pengaruh belanja terkait kegiatan Pemilu 2019 terhadap konsumsi lebih rendah dari prakiraan. Bank Indonesia memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 2019 berada di bawah titik tengah kisaran 5,0-5,4%," sebut keterangan tertulis RDG BI edisi Mei 2019.

Dalam RDG Juni 2019, BI memang masih menahan suku bunga acuan. Namun dalam pernyataan tertulis usai RDG, disebutkan bahwa impor mulai menurun akibat permintaan domestik yang semakin terbatas.

Sebulan berikutnya, BI sudah tidak bisa menahan diri. Dengan pertumbuhan ekonomi kuartal II-2019 yang diperkirakan tidak banyak berubah ketimbang kuartal sebelumnya plus tekanan impor yang mereda akibat terbatasnya permintaan membuat BI menurunkan suku bunga acuan 25 basis poin (bps) menjadi 5,75%.

"Ekspor Indonesia diprakirakan tumbuh negatif dipengaruhi terbatasnya permintaan dunia dan turunnya harga komoditas akibat berlanjutnya ketegangan hubungan dagang. Selanjutnya, ekspor yang kontraksi mendorong penurunan impor dan investasi non-bangunan yang tumbuh terbatas. Ke depan, upaya untuk mendorong permintaan domestik, termasuk investasi, perlu ditingkatkan untuk memitigasi dampak negatif perlambatan ekonomi dunia," sebut keterangan tertulis usai RDG BI edisi Juil 2019.


(aji/aji)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular