
Skandal Jiwasraya: Jangan Sampai Seperti AIG & Bank Century!
Irvin Avriano Arief, CNBC Indonesia
24 December 2019 06:07

Bail out. Arti frase tersebut adalah aksi penyelamatan darurat dari awak sebuah kapal sehingga ada pihak yang terselamatkan dari sebuah kecelakaan. Artinya di dunia keuangan juga mirip, yaitu melakukan usaha terakhir dalam menyelamatkan sebuah entitas yang gagal.
AIG, sebuah asuransi multinasional pun harus diselamatkan bank sentral dan kementerian keuangan Negeri Paman Sam. Belajar dari lembaga asuransi dan investasi terbesar dunia pada 2007 tersebut, jangan pernah berpikir bahwa uang negara adalah 'duit nenek moyangmu', tetapi merupakan amanat dari rakyat.
Setiap rupiah yang dibayarkan adalah utang yang harus diwariskan kepada generasi selanjutnya, tidak hanya untuk aksi bail-out tetapi juga setiap korupsi dan penyelewengan oleh setiap BUMN dan aparatur negara.
Sistemik juga merupakan syarat dari penyelamatan Jiwasraya. Jangan lupa untuk selalu membuka hitungan dan kondisinya ke publik, transparansi juga penting untuk memupuk kepercayaan masyarakat luas. Jelek di masa lalu tidak akan tertutupi bohongnya mulut pejabat, justru hanya menambah daya ledaknya yang pasti akan pecah di kemudian hari.
Dalam hal pengelolaan produk investasi yang terlalu berisiko tetapi easy money seperti yang dilakukan di AIG dan lembaga keuangan global lain tentu harus menjadi perhatian ke depannya, apalagi yang cuma modal kertas alias abal-abal seperti yang pernah laris dijual laris manis di Bank Century. Jiwasraya, selain karena faktor miss-management, tetapi juga ada faktor terjebak di hasil investasi yang memiliki jaminan keuntungan pasti (fixed return).
Sudah saatnya publik dengan pelajaran yang berharga dan sangatlah mahal ini (rencana bail-out mencapai Rp 32 triliun), berhenti menjanjikan hasil investasi yang pasti, terutama untuk instrumen-instrumen yang volatil. Pelajari produknya, ketahui isinya, dan jangan pernah takut bertanya.
Usut tuntas semua pelakunya dengan tanpa pandang bulu, terutama yang atas-atas. Jangan hanya satu yang ditumbalkan dan seakan beres, seperti kasus Bank Century.
Untuk lembaga, jangan lupa untuk menerapkan prinsip prudensial. Dan untuk kementerian serta pemerintah, jangan paksakan kinerja investasi hanya sepanjang durasi kepemimpinan direksi dan jangan lagi ada paksakan BUMN asuransi dan dana pensiun untuk selalu untung.
Pemaksaan untung artinya adalah mendorong munculnya Jiwasraya-jiwasraya lain. Padahal kita sama-sama paham bahwa tidak ada investasi yang pasti untung, apalagi jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/dru)
AIG, sebuah asuransi multinasional pun harus diselamatkan bank sentral dan kementerian keuangan Negeri Paman Sam. Belajar dari lembaga asuransi dan investasi terbesar dunia pada 2007 tersebut, jangan pernah berpikir bahwa uang negara adalah 'duit nenek moyangmu', tetapi merupakan amanat dari rakyat.
Setiap rupiah yang dibayarkan adalah utang yang harus diwariskan kepada generasi selanjutnya, tidak hanya untuk aksi bail-out tetapi juga setiap korupsi dan penyelewengan oleh setiap BUMN dan aparatur negara.
Dalam hal pengelolaan produk investasi yang terlalu berisiko tetapi easy money seperti yang dilakukan di AIG dan lembaga keuangan global lain tentu harus menjadi perhatian ke depannya, apalagi yang cuma modal kertas alias abal-abal seperti yang pernah laris dijual laris manis di Bank Century. Jiwasraya, selain karena faktor miss-management, tetapi juga ada faktor terjebak di hasil investasi yang memiliki jaminan keuntungan pasti (fixed return).
Sudah saatnya publik dengan pelajaran yang berharga dan sangatlah mahal ini (rencana bail-out mencapai Rp 32 triliun), berhenti menjanjikan hasil investasi yang pasti, terutama untuk instrumen-instrumen yang volatil. Pelajari produknya, ketahui isinya, dan jangan pernah takut bertanya.
Usut tuntas semua pelakunya dengan tanpa pandang bulu, terutama yang atas-atas. Jangan hanya satu yang ditumbalkan dan seakan beres, seperti kasus Bank Century.
Untuk lembaga, jangan lupa untuk menerapkan prinsip prudensial. Dan untuk kementerian serta pemerintah, jangan paksakan kinerja investasi hanya sepanjang durasi kepemimpinan direksi dan jangan lagi ada paksakan BUMN asuransi dan dana pensiun untuk selalu untung.
Pemaksaan untung artinya adalah mendorong munculnya Jiwasraya-jiwasraya lain. Padahal kita sama-sama paham bahwa tidak ada investasi yang pasti untung, apalagi jangka pendek.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/dru)
Pages
Most Popular