To The Moon! Harga CPO Meroket ke Level Tertinggi 2 Tahun

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
21 December 2019 15:23
Meroketnnya harga CPO di kuartal IV-2019 tentunya berkebalikan dengan kinerjanya sejak awal tahun.
Foto: Harga CPO Sentuh Rekor, Emiten Sawit Terkerek
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) mencuri perhatian pelaku pasar dalam dua bulan terakhir. Sejak pertengahan Oktober, harga CPO meroket hingga mendekati level tertinggi dalam dua tahun terakhir, tepatnya sejak Fabruari 2017.

Pada Jumat (20/12/2019) CPO untuk kontrak pengiriman tiga bulan di Bursa Malaysia Derivatif Exchange, menutup perdagangan di level RM (ringgit) 2.912/ton, naik 1,32% dibandingkan penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Meroketnnya harga CPO di kuartal IV-2019 tentunya berkebalikan dengan kinerjanya sejak awal tahun. Minyak nabati ini bahkan sempat menyentuh level terendah empat tahun di kisaran RM 1.900-an per ton pada bulan Juli lalu.



Setelah mencapai level terlemah tersebut, harga CPO perlahan bangkit, di akhir September sudah kembali ke kisaran RM 2.150-an per ton. Baru mulai 15 Oktober harga CPO meroket tajam, tercatat sejak hari itu hingga Jumat kemarin melesat 35%, berdasarkan data Refinitiv.

Jika dilihat sejak menyentuh level terlemah empat tahun di bulan Juli, kenaikan CPO bahkan lebih luar biasa lagi yakni 51,98%.

Grafik di bawah ini bisa memberikan gambaran bagaimana meroketnya harga CPO dalam dua bulan terakhir.



Faktor yang menggerakkan harga CPO sejak pertengahan Oktober adalah kecemasan dari sisi suplai. Menurut studi yang dilakukan Refinitiv, produksi minyak sawit Malaysia turun 2% untuk periode Oktober 2019-September 2020.

Ada beberapa faktor yang menyebabakan produksi CPO akan menurun, diantaranya cuaca kering yang berkepanjangan, kebakaran dan kabut, iklim terutama diakibatkan oleh Indian Ocean Dipole (IOD) penggunaan pupuk serta, masalah lahan.

Selain itu faktor musiman juga cukup memberikan dampak. Dalam tiga tahun terakhir, tingkat produksi baik di Indonesia dan Malaysia (dua produsen utama CPO) selalu mengalami penurunan pada periode Oktober hingga Februari.



Selain itu harga CPO juga meroket akibat wacana memaksimalkan minyak nabati ini salah satu alternatif bahan bakar terus digalakkan oleh Indonesia. Selain dalam bentuk program B20, B30 dan B100, pemerintah juga mewacanakan memanfaatkan CPO sebagai pengganti avtur.

Wacana tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 di kompleks Istana Kepresidenan beberapa hari lalu.

"Tidak benar ini, avtur masih impor. Padahal CPO bisa dipindah jadi avtur, kok kita senang impor ya karena ada yang hobinya impor. Karena apa, untungnya gede" kata Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Senin (16/12/2019)

Akibatnya sepanjang pekan ini harga CPO tercatat menguat 2,1% setelah terkoreksi 0,18% di pekan sebelumnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Sempat Naik, Harga CPO Mulai Stagnan karena Eropa Lockdown

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular