
Sempat Naik, Harga CPO Mulai Stagnan karena Eropa Lockdown

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada Selasa (24/3/2020) bergerak menyamping menyusul proyeksi penurunan permintaan bakal terus terjadi di paruh pertama tahun ini, menyusul aksi lockdown beberapa negara.
Harga kontrak berjangka CPO di bursa komoditas Malaysia, pada sore ini pukul 14:00 WIB, tercatat flat di angka 2.289 ringgit per ton atau tidak berubah dari penutupan Senin. Malaysia dan Indonesia adalah produsen utama komoditas tersebut di dunia.
Stagnannya pergerakan sawit ini terjadi di tengah absennya katalis positif untuk mendongkrak permintaan. Kenaikan tipis harga minyak mentah dunia, yang biasanya diikuti kenaikan harga CPO, hanya membuat pelaku pasar membatalkan posisi jual sehingga harga CPO stagnan.
Dewan Sawit Malaysia (Malaysian Palm Oil Board/MPOB) mengatakan karantina wilayah untuk menghentikan penyebaran virus berbahaya covid-19 tersebut membuat penutupan puluhan ribu kantin dan restoran di negara utama importir CPO seperti China, India, dan Uni Eropa.
"Permintaan minyak sawit untuk makanan dan pemrosesan di China, dan biodisel di Uni Eropa, melemah karena lockdown," tutur Direktur Jenderal MPOB Ahmad Parveez Ghulam Kadir melalui keterangannya yang dikutip Reuters.
Asosiasi Biodisel Malaysia kepada Reuters memprediksi ekspor biodisel asal Negeri Jiran ini anjlok menjadi 500.000 ton tahun ini, turun dari posisi 2019 sebesar 609.777 ton. Untuk Februari saja, ekspor biodisel Malaysia ambles 50% (secara bulanan) menjadi 21.790 ton.
Pada Februari, ekspor minyak sawit Malaysia anjlok 10% dari Januari, dan pelaku pasar memperkirakan pada Maret ini ekspor masih akan tertekan dengan laju lebih besar, yakni mencapai 20%.
Permintaan minyak sawit dunia terpukul sejak Arab Saudi dan Rusia saling serang dengan perang tarif. Koreksi harga minyak membuat outlook biodisel (yang berbahan utama sawit) menjadi kurang menarik, sehingga permintaan minyak sawit bisa turun karenanya.
"Bagi pasar ekspor, ada tantangan dalam pemintaan biodisel jangka panjang karena harga minyak mentah jenis Brent kini di level yang terendahnya," ujar Parveez. Sepanjang tahun berjalan, harga minyak jenis Brent telah anjlok hingga 60% menjadi US$ 27,65 per barel.
(ags/ags) Next Article Masuki Level Psikologis 2.200, Harga CPO Sepekan Drop 3,33%