
Harga yang Terus Meroket & Wacana CPO Jadi Avtur
CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
19 December 2019 06:46

Belakangan upaya untuk memaksimalkan CPO sebagai salah satu alternatif bahan bakar terus digalakkan oleh Indonesia. Selain dalam bentuk program B20, B30 dan B100, pemerintah juga mewacanakan memanfaatkan CPO sebagai pengganti avtur.
Wacana tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 di kompleks Istana Kepresidenan beberapa hari lalu.
"Tidak benar ini, avtur masih impor. Padahal CPO bisa dipindah jadi avtur, kok kita senang impor ya karena ada yang hobinya impor. Karena apa, untungnya gede" kata Joko Widodo
Sebenarnya wacana ini sudah ada sejak beberapa tahun lalu. Wacana ini sempat menyeruak di tahun 2016.
Saat ini Pertamina bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan bahan bakar nabati bioavtur dari minyak sawit. Jenis minyak sawit yang digunakan untuk pembuatan avtur adalah minyak inti sawit atau Palm Kernell Oil (PKO).
Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia memproduksi 4,72 juta ton PKO tahun lalu dari inti sawit yang tersedia sebanyak 11,36 juta ton. Produksi PKO tumbuh 5,7% (CAGR) sejak tahun 2014.
PKO banyak digunakan di industri oleokimia, pemanfaatannya ditaksir mencapai 2,6 juta ton untuk periode 2019/2020 menurut studi yang dilakukan oleh USDA. PKO digunakan untuk berbagai macam produk mulai dari kosmetik, perawatan tubuh, pembersih perabot rumah tangga hingga produk farmasi.
Sebanyak 80% PKO Indonesia yang diekspor dalam bentuk mentah ke negara seperti China, AS dan Brazil. Sementara produk olahan PKO diekspor ke Uni Eropa, India dan Malaysia.
Jika PKO dimanfaatkan untuk jadi avtur akan memberikan nilai tambah bagi komditas ini dan tentu baik bagi perekonomian karena selain dapat mengurangi impor tetapi juga akan ada hilirisasi industri berbasis komoditas unggulan Indonesia.
Perkembangan terakhir, Pertamina dan ITB akan melakukan uji coba avtur nabati di kilang Refinery Unit IV Cilacap. Rencananya uji coba menggunakan minyak inti sawit (PKO)tersebut akan dilakukan pada Februari 2020 mendatang.
Guru Besar Teknik Reaksi Kimia dan Katalis (TRKK) ITB Subagjo mengatakan pihaknya telah mengembangkan uji coba perdana (pilot project) avtur nabati di ITB. "Nanti Februari kami diberi kesempatan oleh Pertamina untuk uji coba skala komersial," katanya, pada September lalu, melansir CNN Indonesia.
Subagjo melanjutkan, pada uji coba tersebut, produksi avtur di RU IV Cilacap dialokasikan untuk bioavtur sekitar 2-5 persen. Jadi memang penggunaan minyak sawit untuk avtur memiliki banyak manfaat. (hps/hps)
Wacana tersebut disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat pembukaan Musrenbangnas RPJMN 2020-2024 di kompleks Istana Kepresidenan beberapa hari lalu.
"Tidak benar ini, avtur masih impor. Padahal CPO bisa dipindah jadi avtur, kok kita senang impor ya karena ada yang hobinya impor. Karena apa, untungnya gede" kata Joko Widodo
Saat ini Pertamina bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) untuk mengembangkan bahan bakar nabati bioavtur dari minyak sawit. Jenis minyak sawit yang digunakan untuk pembuatan avtur adalah minyak inti sawit atau Palm Kernell Oil (PKO).
Sebagai produsen sawit terbesar di dunia, Indonesia memproduksi 4,72 juta ton PKO tahun lalu dari inti sawit yang tersedia sebanyak 11,36 juta ton. Produksi PKO tumbuh 5,7% (CAGR) sejak tahun 2014.
PKO banyak digunakan di industri oleokimia, pemanfaatannya ditaksir mencapai 2,6 juta ton untuk periode 2019/2020 menurut studi yang dilakukan oleh USDA. PKO digunakan untuk berbagai macam produk mulai dari kosmetik, perawatan tubuh, pembersih perabot rumah tangga hingga produk farmasi.
Sebanyak 80% PKO Indonesia yang diekspor dalam bentuk mentah ke negara seperti China, AS dan Brazil. Sementara produk olahan PKO diekspor ke Uni Eropa, India dan Malaysia.
Jika PKO dimanfaatkan untuk jadi avtur akan memberikan nilai tambah bagi komditas ini dan tentu baik bagi perekonomian karena selain dapat mengurangi impor tetapi juga akan ada hilirisasi industri berbasis komoditas unggulan Indonesia.
Perkembangan terakhir, Pertamina dan ITB akan melakukan uji coba avtur nabati di kilang Refinery Unit IV Cilacap. Rencananya uji coba menggunakan minyak inti sawit (PKO)tersebut akan dilakukan pada Februari 2020 mendatang.
Guru Besar Teknik Reaksi Kimia dan Katalis (TRKK) ITB Subagjo mengatakan pihaknya telah mengembangkan uji coba perdana (pilot project) avtur nabati di ITB. "Nanti Februari kami diberi kesempatan oleh Pertamina untuk uji coba skala komersial," katanya, pada September lalu, melansir CNN Indonesia.
Subagjo melanjutkan, pada uji coba tersebut, produksi avtur di RU IV Cilacap dialokasikan untuk bioavtur sekitar 2-5 persen. Jadi memang penggunaan minyak sawit untuk avtur memiliki banyak manfaat. (hps/hps)
Next Page
Belajar dari Finlandia
Pages
Most Popular