
Kabar Baik Bertubi-tubi Tapi Emas Perkasa, Pertanda Apa Ini?
Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
17 December 2019 15:38

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas global menguat lagi pada perdagangan Selasa (19/12/2019) meski tipis. Penguatan tersebut terbilang bagus mengingat sejak pekan lalu kabar bagus terus berdatangan bagi pelaku pasar global. Pada pukul 15:20 WIB, emas diperdagangkan di US$ 1.477,47/troy ons, menguat kurang dari 0,1% di pasar spot, melansir data Refinitiv.
Emas merupakan asset aman (safe haven) yang selalu diburu ketika terjadi gejolak di pasar finansial, sebaliknya ketika ada kabar bagus yang membuat sentiment pelaku pasar membaik, maka emas menjadi kurang dilirik.
Kabar bagus dari kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat sentiment pelaku pasar membaik, emas seharusnya tertekan, tetapi nyatanya masih mampu menguat.
Seperti diketahui sebelumnya, pada Jumat malam AS dan China mengumumkan telah mencapai kesepakatan dagang fase I. Seperti diketahui sebelumnya, pada Jumat malam AS dan China mengumumkan telah mencapai kesepakatan dagang fase I. Presiden AS, Donald Trump juga mengatakan hal yang sama melalui akun Twitternya.
"Kami telah menyetujui kesepakatan fase I yang begitu besar dengan China. Mereka sepakat untuk melakukan berbagai perubahan struktural dan pembelian besar-besaran terhadap produk pertanian, energi, dan manufaktur AS. Bea masuk dengan tarif 25% tetap tidak berubah, tetapi sisanya (turun) menjadi 7,5%.
"Rencana pengenaan bea masuk baru pada 15 Desember tidak akan terjadi karena pada kenyataannya kami sudah membuat kesepakatan. Kami akan memulai negosiasi untuk fase II sesegera mungkin, tidak menunggu setelah Pemilu 2020. Ini adalah kesepakatan yang luar biasa bagi kita semua. Terima kasih!" cuit Trump dalam utas (thread) di Twitter.
Meski demikian, pelaku pasar masih kurang sreg dengan kesepakatan dagang fase I. Sebabnya, kesepakatan tersebut belum ada hitam di atas putih alias belum ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang artinya belum akan berlaku. Selain itu detail kesepakatan juga tidak dirilis.
Tetapi kini muncul kabar bagus lagi yang membuat pelaku pasar semakin yakin kedua negara akan segera menandatangani kesepakatan fase satu. Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence Kudlow kompak menyatakan jika kesepakatan fase I sudah sepenuhnya selesai, sebagaimana diwartakan Reuters.
Lighthizer dalam acara Face the Nation yang ditayangkan di CBS mengungkapkan bahwa naskah kesepakatan damai dagang AS-China tinggal menunggu pemeriksaan yang sifatnya rutin saja. Tidak ada perubahan yang mendasar karena semua sudah disepakati.
Sementara Kudlow berharap Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping akan menandatangani perjanjian tersebut pada awal Januari. Selepas itu, AS-China akan memulai negosiasi damai dagang fase II.
Perang dagang AS-China sudah berlangsung selama 18 bulan, dan tarik ulur perundingan dagang kedua belah pihak terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir hingga akhirnya mencapai kesepakatan fase I.
Pelaku pasar sepertinya sudah jenuh dengan isu ini, dan lebih berfokus pada bagaimana pertumbuhan ekonomi setelah kedua negara berdamai.
Harapan bangkitnya perekonomian global memang membuncah, tetapi tetap saja itu hanya harapan. Kepastiannya baru bisa diketahui beberapa bulan setelah kesepakatan dagang fase I ditandatangani. Hal inilah yang membuat emas masih mampu bertahan dari tekanan, bahkan menguat tipis-tipis.
Emas merupakan asset aman (safe haven) yang selalu diburu ketika terjadi gejolak di pasar finansial, sebaliknya ketika ada kabar bagus yang membuat sentiment pelaku pasar membaik, maka emas menjadi kurang dilirik.
Kabar bagus dari kesepakatan dagang fase I antara Amerika Serikat (AS) dengan China membuat sentiment pelaku pasar membaik, emas seharusnya tertekan, tetapi nyatanya masih mampu menguat.
Seperti diketahui sebelumnya, pada Jumat malam AS dan China mengumumkan telah mencapai kesepakatan dagang fase I. Seperti diketahui sebelumnya, pada Jumat malam AS dan China mengumumkan telah mencapai kesepakatan dagang fase I. Presiden AS, Donald Trump juga mengatakan hal yang sama melalui akun Twitternya.
"Kami telah menyetujui kesepakatan fase I yang begitu besar dengan China. Mereka sepakat untuk melakukan berbagai perubahan struktural dan pembelian besar-besaran terhadap produk pertanian, energi, dan manufaktur AS. Bea masuk dengan tarif 25% tetap tidak berubah, tetapi sisanya (turun) menjadi 7,5%.
"Rencana pengenaan bea masuk baru pada 15 Desember tidak akan terjadi karena pada kenyataannya kami sudah membuat kesepakatan. Kami akan memulai negosiasi untuk fase II sesegera mungkin, tidak menunggu setelah Pemilu 2020. Ini adalah kesepakatan yang luar biasa bagi kita semua. Terima kasih!" cuit Trump dalam utas (thread) di Twitter.
Meski demikian, pelaku pasar masih kurang sreg dengan kesepakatan dagang fase I. Sebabnya, kesepakatan tersebut belum ada hitam di atas putih alias belum ditandatangani oleh kedua belah pihak, yang artinya belum akan berlaku. Selain itu detail kesepakatan juga tidak dirilis.
Tetapi kini muncul kabar bagus lagi yang membuat pelaku pasar semakin yakin kedua negara akan segera menandatangani kesepakatan fase satu. Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer, dan Penasihat Ekonomi Gedung Putih Lawrence Kudlow kompak menyatakan jika kesepakatan fase I sudah sepenuhnya selesai, sebagaimana diwartakan Reuters.
Lighthizer dalam acara Face the Nation yang ditayangkan di CBS mengungkapkan bahwa naskah kesepakatan damai dagang AS-China tinggal menunggu pemeriksaan yang sifatnya rutin saja. Tidak ada perubahan yang mendasar karena semua sudah disepakati.
Sementara Kudlow berharap Presiden Trump dan Presiden China Xi Jinping akan menandatangani perjanjian tersebut pada awal Januari. Selepas itu, AS-China akan memulai negosiasi damai dagang fase II.
Perang dagang AS-China sudah berlangsung selama 18 bulan, dan tarik ulur perundingan dagang kedua belah pihak terus terjadi dalam beberapa bulan terakhir hingga akhirnya mencapai kesepakatan fase I.
Pelaku pasar sepertinya sudah jenuh dengan isu ini, dan lebih berfokus pada bagaimana pertumbuhan ekonomi setelah kedua negara berdamai.
Harapan bangkitnya perekonomian global memang membuncah, tetapi tetap saja itu hanya harapan. Kepastiannya baru bisa diketahui beberapa bulan setelah kesepakatan dagang fase I ditandatangani. Hal inilah yang membuat emas masih mampu bertahan dari tekanan, bahkan menguat tipis-tipis.
Next Page
Analisis Teknikal
Pages
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular