
Erick Bakal Lebur Bisnis Sampingan BUMN, dari Hotel hingga RS
Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 December 2019 14:57

Jakarta, CNBC Indonesia- Kementerian BUMN menegaskan akan melebur bisnis sampingan yang dimiliki oleh perusahaan BUMN sebagai tindak lanjut dari temuan banyaknya anak dan cucu usaha BUMN yang melenceng dari bisnis inti atau core business, mulai dari bisnis hotel hingga rumah sakit.
Usai memecat lima direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) lantaran skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton, Menteri BUMN Erick Thohir kini berencana 'membongkar' bisnis hotel yang dilakukan beberapa perusahaan BUMN non-hotel.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, sejatinya BUMN yang memiliki bisnis inti di bidang perhotelan hanyalah PT Hotel Indonesia Natour yang mengoperasikan beberapa hotel di bawah merek Inna Group Hotel.
"Tapi tahu enggak, ada 85 hotel dimiliki BUMN? Pertamina dan lain-lain. Lalu PT PANN Multifinance (Persero) punya hotel di Bandung besar. Apakah menguntungkan? 'Iya pak itu bantu kami bayar gaji-gaji'," ujar Arya di Jakarta, Selasa kemarin (10/12/2019).
"Ini tantangan kita. Kami baru temukan juga," lanjut eks juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf tersebut.
Selain bisnis hotel, banyak BUMN yang punya bisnis logistik. Padahal hanya satu BUMN yang punya bisnis inti di logistik, yaitu PT Pos Indonesia (Persero).
"Perkebunan ada, Pelindo, Garuda. Semua ada logistik. Ada 30-an punya logistik," kata Arya.
Tidak hanya hotel dan logistik, sejumlah BUMN juga punya bisnis rumah sakit. Sementara hanya ada satu BUMN yang punya bisnis inti di rumah sakit, yaitu Indonesia Healthcare Corporation yang diresmikan di era Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Ini punya itu. Saya lagi hitung berapa RS kita punya," ujar Arya.
Lebih lanjut Arya menegaskan, khusus untuk perusahaan-perusahaan BUMN yang memiliki bisnis tak sesuai dengan core-nya bakal digabungkan untuk membentuk perusahaan baru atau disatukan dengan BUMN yang sudah menjalankan bisnis tersebut.
"Kita lagi data semua. Nanti yang bisa dijadikan core business akan disatukan. Kalau bisa," kata Arya di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Saat ini diakuinya bahwa Kementerian BUMN masih melakukan penghitungan jumlah cucu-cucu usaha BUMN yang tak sesuai dengan bisnis inti induk usahanya.
"Ini core. Misalnya core business hotel, bisa aja kan ke Inna [Hotel Indonesia Natour]. Lagi dihitung. Core business rumah sakit bisa aja. Atau bisa aja logistik. Tapi bisa aja. Jadi mau bikin ke core business," katanya.
Beberapa waktu lalu Menteri BUMN Erick Thohir baru mengetahui bahwa banyak perusahaan pelat merah ternyata mengelola bisnis hotel, padahal tidak sejalan dengan core business perusahaan. Ia mengambil contoh PANN di lini bisnis pembiayaan pengadaan kapal, tapi malah memiliki dua hotel.
"Gimana perusahaan leasing kapal ini bisa hidup kalau sejarahnya ada leasing pesawat terbang, apalagi mohon maaf tiba-tiba ada bisnis hotel. Tentu di dalam BUMN-nya kita akan juga bikin yang namanya kembali ke core business. Saya rasa berat sekali. Saya tidak salahkan direksi PT PANN ketika beliau (direksi) masuk awal memang sudah ada core business yang sangat tidak fokus," ujar Erick pada Senin (2/12/2019).
Aksi bersih-bersih Erick di Garuda
(tas/tas) Next Article Ini Cerita di Balik Gebrakan Erick soal Permen BUMN
Usai memecat lima direksi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) lantaran skandal penyelundupan motor Harley Davidson dan sepeda Brompton, Menteri BUMN Erick Thohir kini berencana 'membongkar' bisnis hotel yang dilakukan beberapa perusahaan BUMN non-hotel.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, sejatinya BUMN yang memiliki bisnis inti di bidang perhotelan hanyalah PT Hotel Indonesia Natour yang mengoperasikan beberapa hotel di bawah merek Inna Group Hotel.
![]() |
"Tapi tahu enggak, ada 85 hotel dimiliki BUMN? Pertamina dan lain-lain. Lalu PT PANN Multifinance (Persero) punya hotel di Bandung besar. Apakah menguntungkan? 'Iya pak itu bantu kami bayar gaji-gaji'," ujar Arya di Jakarta, Selasa kemarin (10/12/2019).
"Ini tantangan kita. Kami baru temukan juga," lanjut eks juru bicara Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma'ruf tersebut.
Selain bisnis hotel, banyak BUMN yang punya bisnis logistik. Padahal hanya satu BUMN yang punya bisnis inti di logistik, yaitu PT Pos Indonesia (Persero).
"Perkebunan ada, Pelindo, Garuda. Semua ada logistik. Ada 30-an punya logistik," kata Arya.
Tidak hanya hotel dan logistik, sejumlah BUMN juga punya bisnis rumah sakit. Sementara hanya ada satu BUMN yang punya bisnis inti di rumah sakit, yaitu Indonesia Healthcare Corporation yang diresmikan di era Menteri BUMN Rini Soemarno.
"Ini punya itu. Saya lagi hitung berapa RS kita punya," ujar Arya.
Lebih lanjut Arya menegaskan, khusus untuk perusahaan-perusahaan BUMN yang memiliki bisnis tak sesuai dengan core-nya bakal digabungkan untuk membentuk perusahaan baru atau disatukan dengan BUMN yang sudah menjalankan bisnis tersebut.
"Kita lagi data semua. Nanti yang bisa dijadikan core business akan disatukan. Kalau bisa," kata Arya di kawasan Cikini, Jakarta, Selasa (10/12/2019).
Saat ini diakuinya bahwa Kementerian BUMN masih melakukan penghitungan jumlah cucu-cucu usaha BUMN yang tak sesuai dengan bisnis inti induk usahanya.
"Ini core. Misalnya core business hotel, bisa aja kan ke Inna [Hotel Indonesia Natour]. Lagi dihitung. Core business rumah sakit bisa aja. Atau bisa aja logistik. Tapi bisa aja. Jadi mau bikin ke core business," katanya.
Beberapa waktu lalu Menteri BUMN Erick Thohir baru mengetahui bahwa banyak perusahaan pelat merah ternyata mengelola bisnis hotel, padahal tidak sejalan dengan core business perusahaan. Ia mengambil contoh PANN di lini bisnis pembiayaan pengadaan kapal, tapi malah memiliki dua hotel.
"Gimana perusahaan leasing kapal ini bisa hidup kalau sejarahnya ada leasing pesawat terbang, apalagi mohon maaf tiba-tiba ada bisnis hotel. Tentu di dalam BUMN-nya kita akan juga bikin yang namanya kembali ke core business. Saya rasa berat sekali. Saya tidak salahkan direksi PT PANN ketika beliau (direksi) masuk awal memang sudah ada core business yang sangat tidak fokus," ujar Erick pada Senin (2/12/2019).
Aksi bersih-bersih Erick di Garuda
(tas/tas) Next Article Ini Cerita di Balik Gebrakan Erick soal Permen BUMN
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular