Menguat Lagi, Kurs Yuan Dekati Lagi Rp 2.000/CNY

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
11 December 2019 11:18
Kabar dari Gedung Putih pagi ini membuat kurs yuan menguat.
Foto: Ilustrasi Yuan (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar yuan China kembali menguat melawan rupiah pada perdagangan Rabu (11/12/2019), melanjutkan penguatan Selasa kemarin. Mata uang uang juga disebut renminbi ini kembali mendekati level Rp 2.000/CNY.

Pada pukul 10:45 WIB, CNY 1 setara dengan Rp 1.993,98, yuan menguat 0,17% di pasar spot, melansir data Refinitiv.



Kabar dari Gedung Putih pagi ini membuat kurs yuan menguat. Presiden AS Donald Trump, dikabarkan akan menunda kenaikan bea masuk tambahan importasi produk dari China yang akan berlaku pada 15 Desember.

CNBC International mengutip Wall Street Journal melaporkan negosiator dari AS dan China "sedang meletakkan landasan" untuk menunda kenaikan bea masuk sebesar 15% terhadap produk China dengan total nilai US$ 160 miliar.



Menteri Pertanian AS, Sonny Purdue, juga mengungkapkan jika Presiden Trump kemungkinan akan menunda bea masuk tambahan.

"Saya tidak merasa Bapak Presiden mau menerapkan bea masuk baru. Namun harus ada sesuatu yang mendorongnya untuk tidak menerapkan itu. Semoga sinyal dari China untuk kedelai dan daging babi bisa menjadi jalan ke arah sana," kata Purdue, seperti diberitakan Reuters.

Akhir pekan lalu, China memutuskan untuk memberi kelonggaran bea masuk atas sejumlah impor produk pangan asal AS seperti kedelai dan daging babi. China juga membeli lebih banyak kedelai dari AS. Reuters memberitakan, China akan mengimpor sekitar 300.000 ton kedelai dari AS yang akan datang pada Januari dan Februari 2020.



Rencana penundaan kenaikan bea masuk tambahan tersebut tentunya membuat lega pelaku pasar, perang dagang antara kedua negara tidak akan tereskalasi lagi, dan bisa fokus pada perundingan dagang untuk mencapai kesepakatan dagang fase 1.

Perang dagang kedua negara sudah berlangsung hampir dua tahun dan membuat perekonomian China melambat. Berakhirnya perang dagang diharapkan dapat membawa perekonomian terbesar kedua di dunia ini kembali bangkit.

TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap) Next Article Data Manufaktur Membaik, Yuan Cuma Bisa Menguat Tipis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular